Saingi Brent dan WTI, China Luncurkan Patokan Harga Minyak

Kamis, 22 Maret 2018 - 16:46 WIB
Saingi Brent dan WTI,...
Saingi Brent dan WTI, China Luncurkan Patokan Harga Minyak
A A A
SHANGHAI - Sebagai negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia, China memiliki dorongan menentukan patokan harga minyak untuk pasar lokalnya. Setelah menunggu hampir satu dekade, hari ini, China meluncurkan harga minyak berjangka dengan denominasi yuan, yaitu Shanghai Futures Exchange (ShFE).

Melansir Reuters, Kamis (22/3/2018), Shanghai Crude bertujuan menyaingi dua tolok ukur harga minyak dunia, yaitu Brent International yang bermukim di London, Inggris, dan acuan Amerika Serikat yakni West Texas Intermediate (WTI). Untuk memikat pedagang luar negeri, ShFE akan memberi janji likuiditas yang lebih menguntungkan dan arbitrasi antara pasar Asia, AS, dan Eropa.

Selama ini, WTI mencerminkan perdagangan berjangka minyak mentah AS yang digunakan untuk menentukan harga penjualan minyak fisik. Sedangkan Brent digunakan sebagai patokan harga untuk produsen minyak Eropa dan Timur Tengah.

Mengutip The Telegraph, langkah China membuat perdagangan berjangka minyak mentah global, membuat beberapa kalangan menaikkan alis mata. Pasalnya, dengan tolok ukur lebih banyak akan meningkatkan permintaan minyak ketimbang produksi minyak.

Selain itu, tulis Reuters, ShFE harus bisa memahami kebiasaan pedagang yang menggunakan Brent London atau WTI. Di China, perdagangan akan berhenti untuk libur nasional selama sepekan, seperti Festival Musim Semi dan Pekan Emas, membuat pasar Shanghai tidak selaras dengan bursa barat. Jam perdagangan yang lebih pendek, dengan tiga slot setiap hari, dibandingkan dengan hampir 24 jam di bursa barat.

Pun dengan denominasi yuan dan perpaduan aturan baru dengan beban regulasi, kemungkinan bakal menghambat pengambilalihan awal di Shanghai International Energy Exchange (INE).

Dalam aturan tersebut, menurut INE, investor asing perlu membuka rekening di salah satu dari delapan bank China yang menangani deposit margin untuk bursa berjangka dengan mata uang yuan. Bank-bank tersebut adalah Agricultural Bank of China, CITIC Bank, China Construction Bank and Industrial and Commerical Bank of China, Bank of China, Bank of Communications, China Merchant Bank and the Development Bank of Singapore.

Dan investor harus mentransfer uang dari rekening bank itu ke rekening yang dibuka dengan broker domestik, atau broker asing atau agen yang terdaftar di INE. Broker akan membuka dua akun dengan INE. Satu untuk deposit margin dan satu lagi untuk penyelesaian untuk mata uang asing.

"Aturan seputar metodologi perdagangan tersebut akan asing bagi barat," kata John Browning, chief operating officer dari broker berjangka Hong Kong Bands Financial Ltd, yang merupakan perantara luar negeri yang disetujui untuk INE.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)