Arcandra: Penambahan Kilang Minyak Lebih Efisien Dibanding Impor

Senin, 26 Maret 2018 - 12:45 WIB
Arcandra: Penambahan...
Arcandra: Penambahan Kilang Minyak Lebih Efisien Dibanding Impor
A A A
JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar kembali mengungkapkan urgensi pembangunan kilang dalam mendukung ketahanan energi nasional. Menurutnya pemanfaatan kilang minyak dapat memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Hal ini untuk meningkatkan ketahanan sektor energi dalam negeri.

"Kita mulai dari apa ketahanan energi itu? Kilang," tegas Arcandra. "Kilang ini bisnis 'blue ocean' bukan 'red ocean', kita tidak mengganggu negara lain karena marketnya kita sendiri, 250 juta jiwa dengan kebutuhan (minyak olahan) sekitar 1,7 juta barel per hari. Kita bikin kilangnya, kita tidak mengganggu karena untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri dalam rangka energy security," ujar Archandra saat Ngopi Bareng Tokoh bertema Kedaulatan Energi Memasuki Indonesia Emas 2045, Senin (26/3/2018).

Lebih lanjut Arcandra menjelaskan, kapasitas kilang nasional saat ini sekitar 1 juta barel per hari (bph), di mana setiap harinya mampu mengolah minyak mentah sekitar 800.000 bph. Apalagi, produksi minyak mentah nasional ada di kisaran 800.000 bph, 400.000 bph diantaranya adalah hak pemerintah.

"Kalau kita lihat produksi (minyak mentah) kita 800.000 bph, yang benar-benar menjadi hak pemerintah hanya sekitar 400.000 (bph), sisanya hak KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) yang bisa dijual kemana saja (ekspor). Sehingga untuk pengolahan di kilang kita masih butuh 400.000 (bph) lagi dari impor," katanya.

Dengan kebutuhan 1,6 juta hingga 1,7 juta bph produk minyak olahan per harinya, Indonesia masih kurang sekitar 900.000 bph.

"Perbedaan antara kalau kita impor (produk olahan) dengan produk kilang (sendiri) ini mencapai 5%. Kalau dihitung dari harga produk RON 92 di kisaran USD 72-74 per barel, maka spread-nya sekitar USD 3,5 per barel, sehari kira-kira USD 3 juta, atau sekitar USD 1 miliar setahun. Jadi, kalau mau bikin kilang atau impor, ya (pilih) kilang," katanya.

Untuk itu, Kementerian ESDM saat ini memiliki komitmen dalam pembangunan kilang ini. Hal ini berdasarkan RDMP yang disushn oleh Kementerian ESDM.

"Pemerintah sekarang komit sekali. Kita kerjakan RDMP (Refinery Development Master Plan) yaitu meremajakan kilang-kilang eksisting (agar kapasitas meningkat), di Cilacap, Balongan, Balikpapan, dan Dumai. Kita juga bangun 2 kilang baru di Tuban dan Bontang," ujarnya lagi.

Berbicara tentang ketahanan energi ini, kata Arcandra, memang membutuhkan pemikiran bersama dan kesadaran untuk mengakui bahwa kita memiliki permasalahan untuk kita selesaikan bersama.

"Kita harus bisa mendefinisikan problem statement. Lalu kita cari penyelesaianannya bersama-sama. Itu yang menjadi tugas bapak-bapak semua yang hadir di sini," pungkas Arcandra.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7880 seconds (0.1#10.140)