Kemendag Targetkan Perdagangan dengan Afrika Tumbuh 11%

Rabu, 11 April 2018 - 12:58 WIB
Kemendag Targetkan Perdagangan...
Kemendag Targetkan Perdagangan dengan Afrika Tumbuh 11%
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara di kawasan Afrika. Hal itu ditegaskan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dalam pertemuan bilateral dengan Maroko, Somalia, dan Nigeria di sela penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum 2018.

"Pertemuan bilateral merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perdagangan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Afrika yang ditargetkan naik 11% dibandingkan tahun sebelumnya," jelas Mendag dalam siaran pers, Rabu (11/4/2018).

Perdagangan antara Afrika-Indonesia pada tahun 2017 mencapai USD8,84 miliar atau meningkat sebesar 15,25% dibandingkan tahun 2016. Mendag menyampaikan, salah satu tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara di kawasan Afrika adalah hambatan tarif. Ini dikarenakan belum ada perjanjian dagang yang mengikat.

Selain itu, kesepakatan dengan negara-negara di Afrika belum dapat dilakukan melalui pertemuan bilateral karena adanya kesepakatan regional yang mengikat negara-negara tersebut. Tantangan lainnya adalah dinamika politik internal di kawasan Afrika.

Terkait dengan itu, dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko Mounia Boucetta, Mendag antara lain membahas kesepakatan tarif preferensial (PTA). "Dalam pertemuan tersebut, Maroko menyampaikan dukungan usulan PTA yang disampaikan oleh Indonesia. Untuk itu, sebelum perundingan PTA dimulai, kedua negara akan bertemu di tingkat tenaga ahli sebelum Juni 2018," jelas Mendag.

Maroko merupakan salah satu pasar ekspor nontradisional yang menjadi hub ke pasar Afrika. Total perdagangan Indonesia-Maroko pada 2017 mencapai USD154,8 juta. Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke Maroko sebesar USD86 juta, dan impor Indonesia dari Maroko sebesar USD68,8 juta. Dengan demikian, Indonesia memperoleh surplus perdagangan USD17,1 juta.

Mendag juga bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Somalia, Mukhtar Mahat Daud. Somalia, kata dia, merupakan pasar potensial bagi Indonesia karena kondisinya yang saat ini sudah mulai pulih dari perang. Namun, ekspor Indonesia ke Somalia saat ini menurutnya masih belum bisa dilakukan secara langsung.

"Ekspor Indonesia ke Somalia masih melalui pihak ketiga, yaitu Kenya. Ini dikarenakan faktor keamanan di Somalia," tuturnya.

Total perdagangan kedua negara memberikan surplus bagi Indonesia sebesar USD75,5 juta. Surplus ini dicapai dikarenakan tidak adanya produk Somalia yang diekspor ke Indonesia. Sebaliknya, produk ekspor Indonesia yang cukup dikenal di Somalia adalah sarung, mi instan, dan kosmetika.

Mendag juga bertemu dengan Permanent Secretary of Federal Ministry of Mining and Steel Nigeria Abdulkadir Muazu. Dalam pertemuan tersebut Indonesia meminta konfirmasi terkait PTA Indonesia-Nigeria dan PTA Indonesia-The Economic Community of West African States (ECOWAS) dan meminta dukungan dari Permanent Secretary untuk dapat menyampaikan kepada pemerintahnya agar negosiasi PTA secara bilateral dapat dimulai.

Total perdagangan Indonesia-Nigeria di tahun 2017 mencapai USD1,63 miliar. Nilai ini diperoleh dari ekspor Indonesia sebesar USD343,8 juta dan impor USD1,29 miliar. Dengan demikian, Indonesia masih mengalami defisit sebesar USD945,3 juta. Defisit ini diperoleh dari impor
minyak mentah.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1240 seconds (0.1#10.140)