Optimisme Menyongsong Era Pabrik Cerdas
A
A
A
DUA belas tahun bukanlah waktu yang panjang. Kalau tak dimanfaatkan untuk melakukan berbagai terobosan dan persiapan, bisa-bisa prediksi Indonesia bakal menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia hanya isapan jempol belaka. Oleh karena itu, pemerintah bergegas melakukan sejumlah persiapan menyongsong era keemasan itu.
Nah, langkah yang baru saja ditempuh untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia adalah meluncurkan peta jalan industri 4.0 yang diberi nama Making Indonesia 4.0. "Harapannya, dengan industri 4.0, Indonesia dapat mencapai 10 besar ekonomi global pada 2030 melalui peningkatan angka ekspor neto kita kembali ke 10% dari PDB," ucap Presiden Joko Widodo, saat peluncuran Making Indonesia 4.0 awal April kemarin.
Peluncuran Making Indonesia 4.0 akan membuat negara kita tidak tertinggal lebih jauh dari negara-negara yang sudah menerapkannya beberapa tahun lalu. Seperti diketahui bersama, Jerman yang merupakan negara pionir dalam hal ini "baru" menerapkannya selama tiga tahun. Sementara, Amerika Serikat (AS) baru memulainya. Lalu, Thailand, Singapura, serta Malaysia baru menyiapkannya. "Dengan Indonesia punya peta jalan, kita bisa mengejar," ujar Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution belum lama ini.
Industri 4.0 adalah generasi keempat industri yang mampu menciptakan adanya pertukaran data dan informasi yang lebih masif serta peningkatan pengelolaan pusat data karena informasi akan lebih banyak ditampung. Dalam sistem ini, cloud computing akan lebih digalakkan lagi, termasuk internet of thing (IoT) dan cognitive computing. "Itu semacam artificial intelligent atau kecerdasan buatan. Jadi, perangkat tersebut berinteraksi seperti manusia," ujar Abimanyu Wachjoewidajat, pakar telematika, Selasa (10/4/2018) pekan lalu.
Sebagai tahap awal Making Indonesia 4.0, ada lima sektor industri yang menjadi fokus implementasinya. Apa saja? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 07/VII/2018 yang terbit Senin (16/4/2018) hari ini.
Nah, langkah yang baru saja ditempuh untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia adalah meluncurkan peta jalan industri 4.0 yang diberi nama Making Indonesia 4.0. "Harapannya, dengan industri 4.0, Indonesia dapat mencapai 10 besar ekonomi global pada 2030 melalui peningkatan angka ekspor neto kita kembali ke 10% dari PDB," ucap Presiden Joko Widodo, saat peluncuran Making Indonesia 4.0 awal April kemarin.
Peluncuran Making Indonesia 4.0 akan membuat negara kita tidak tertinggal lebih jauh dari negara-negara yang sudah menerapkannya beberapa tahun lalu. Seperti diketahui bersama, Jerman yang merupakan negara pionir dalam hal ini "baru" menerapkannya selama tiga tahun. Sementara, Amerika Serikat (AS) baru memulainya. Lalu, Thailand, Singapura, serta Malaysia baru menyiapkannya. "Dengan Indonesia punya peta jalan, kita bisa mengejar," ujar Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution belum lama ini.
Industri 4.0 adalah generasi keempat industri yang mampu menciptakan adanya pertukaran data dan informasi yang lebih masif serta peningkatan pengelolaan pusat data karena informasi akan lebih banyak ditampung. Dalam sistem ini, cloud computing akan lebih digalakkan lagi, termasuk internet of thing (IoT) dan cognitive computing. "Itu semacam artificial intelligent atau kecerdasan buatan. Jadi, perangkat tersebut berinteraksi seperti manusia," ujar Abimanyu Wachjoewidajat, pakar telematika, Selasa (10/4/2018) pekan lalu.
Sebagai tahap awal Making Indonesia 4.0, ada lima sektor industri yang menjadi fokus implementasinya. Apa saja? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 07/VII/2018 yang terbit Senin (16/4/2018) hari ini.
(amm)