Sri Mulyani Pamer Jaminan Kesehatan Indonesia di Amerika Serikat
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan jaminan kesehatan universal menjadi salah satu bagian dari agenda kunci pembangunan negara, tidak hanya mendukung cita-cita sustainable development goals PBB.
Menurut Sri Mulyani, jaminan kesehatan merupakan hal ini penting bagi negara emerging dan berkembang dengan gap produktivitas dan bonus demografi yang menguntungkan.
"Jaminan kesehatan universal diperlukan sebagai dasar dari pertumbuhan produktivitas kami dan keberlangsungan ekonomi. Partisipasi usia belajar dan populasi usia bekerja dalam sistem jaminan kesehatan yang berkualitas ialah penting untuk memastikan produktivitas, proses belajar, dan bekerja mereka tidak terhambat oleh isu kesehatan," ujar Sri Mulyani dalam seminar Towards Universal Health Coverage: Tackling the Health Financing Crisis to End Poverty di Amerika Serikat.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani menguraikan pengalaman Indonesia dalam pengelolaan sistem jaminan kesehatan yang didesain dengan realistis.
"Berdasarkan pengalaman Indonesia, pertama dengan mempertimbangkan lingkungan yang terbatas dan gap dalam pembiayaan, pengadaan infrastruktur kesehatan dan tenaga kerja, desain dan versi jaminan kesehatan kami harus realistis. Itu didesain utamanya untuk masyarakat produktif dan rentan dari golongan bawah hingga menengah," terangnya dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Ia melanjutkan, kontribusi terhadap asuransi jaminan kesehatan berasal dari subsidi silang. "Kedua, harus berasal dari sistem yang memungkinkan kontribusi penerima jaminan kesehatan menerima model subsidi silang,".
Lebih lanjut Sri Mulyani menyampaikan, untuk membangun infrastruktur kesehatan dan tenaga kerjanya, Indonesia melibatkan pihak swasta.
"Ketiga, melengkapi Jaminan Kesehatan Nasional, kami harus melanjutkan perkembangan dan pembangunan infrastruktur kesehatan dan tenaga kerja kami. Ini dapat dilakukan dengan dukungan pihak swasta," tuturnya.
Menurut Sri Mulyani, jaminan kesehatan merupakan hal ini penting bagi negara emerging dan berkembang dengan gap produktivitas dan bonus demografi yang menguntungkan.
"Jaminan kesehatan universal diperlukan sebagai dasar dari pertumbuhan produktivitas kami dan keberlangsungan ekonomi. Partisipasi usia belajar dan populasi usia bekerja dalam sistem jaminan kesehatan yang berkualitas ialah penting untuk memastikan produktivitas, proses belajar, dan bekerja mereka tidak terhambat oleh isu kesehatan," ujar Sri Mulyani dalam seminar Towards Universal Health Coverage: Tackling the Health Financing Crisis to End Poverty di Amerika Serikat.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani menguraikan pengalaman Indonesia dalam pengelolaan sistem jaminan kesehatan yang didesain dengan realistis.
"Berdasarkan pengalaman Indonesia, pertama dengan mempertimbangkan lingkungan yang terbatas dan gap dalam pembiayaan, pengadaan infrastruktur kesehatan dan tenaga kerja, desain dan versi jaminan kesehatan kami harus realistis. Itu didesain utamanya untuk masyarakat produktif dan rentan dari golongan bawah hingga menengah," terangnya dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Ia melanjutkan, kontribusi terhadap asuransi jaminan kesehatan berasal dari subsidi silang. "Kedua, harus berasal dari sistem yang memungkinkan kontribusi penerima jaminan kesehatan menerima model subsidi silang,".
Lebih lanjut Sri Mulyani menyampaikan, untuk membangun infrastruktur kesehatan dan tenaga kerjanya, Indonesia melibatkan pihak swasta.
"Ketiga, melengkapi Jaminan Kesehatan Nasional, kami harus melanjutkan perkembangan dan pembangunan infrastruktur kesehatan dan tenaga kerja kami. Ini dapat dilakukan dengan dukungan pihak swasta," tuturnya.
(ven)