Dolar Perkasa, Kepala BKPM Putar Otak Genjot Investasi

Senin, 30 April 2018 - 16:45 WIB
Dolar Perkasa, Kepala...
Dolar Perkasa, Kepala BKPM Putar Otak Genjot Investasi
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengakui, keperkasaan dolar Amerika Serikat (USD) yang terjadi belakangan ini turut memengaruhi realisasi investasi yang masuk ke Indonesia.

Dia pun harus memutar otak mencari cara agar target investasi Rp765 triliun tahun ini tetap dapat tercapai di tengah gejolak perekonomian global.

Thomas mengatakan, setidaknya ada dua cara yang ditempuh BKPM untuk tetap menjaga agar target investasi tetap tercapai. Pertama, pihaknya pada tahun ini akan kembali fokus terhadap proyek-proyek yang besar (megaproyek) yang hasilnya besar.

"Penguatan USD atau risiko lain, satu hal yang mungkin terpaksa saya lakukan adalah fokus kembali kepada megaproyek atau proyek yang besar. Karena sekali netas dapatnya banyak supaya benar-benar jadi," katanya di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (30/42018).

Adapun megaproyek yang dimaksud Lembong salah satunya adalah investasi di sektor smelter, khususnya smelter nikel. Sebab, dalam empat tahun terakhir penanaman modal asing (foreign direct investment/FDI) Indonesia diselamatkan salah satunya oleh investasi di sektor nikel.

"Nah, proyek smelter kebtulan banyaknya di Morowali, Sulawesi Tengah, dan Maluku. Itu megaproyek dan sudash menghasilkan lebih dari Rp30 triliun dalam 4 tahun terakhir dan fase berikutnya bisa menghasilkan USD5-10 miliar. Ini penting untuk kita bisa menjaga kelangsungan investasi," imbuh dia.

Cara kedua, lanjut mantan menteri perdagangan ini, dalam jangka pendek pihaknya akan menggenjot investasi di Jawa. Sebab, cara itu yang paling gampang untuk memenuhi target investasi 2018 di tengah banyaknya risiko global.

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa BKPM tetap tidak melupakan visi pembangunan ekonomi Indonesia dengan membangun dari pinggiran dan Indonesia sentris. "Tapi khusus untuk menjaga realisasi investasi di 2018-2019 mungkin terpaksa saya terpaksa agak fokus ke realisasi yang lokasinya di Jawa," tuturnya.

Adapun sektor yang akan digenjot untuk investasi di Pulau Jawa adalah e-commerce dan ekonomi digital. Sebab, sektor ini juga menjadi penyelamat FDI Indonesia selama empat tahun terakhir.

Selain itu, investasi e-commerce dan ekonomi digital seperti Gojek, Grab, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka mayoritas masuk melalui DKI Jakarta. Jadi, pihaknya harus realistis bahwa untuk menjaga realisasi investasi tahun ini dan tahun depan adalah dengan menggenjot sektor tersebut.

"Jadi, guna menjaga investasi di tengah tantangan jangka pendek, saya harus genjot invesatsi di pulau Jawa, dan dua megaproyek tadi di smelter atau industri hulu seperti baja, petrokimia, smelter nikel, smelter aluminium, ini memang megaproyek di industri hulu. Dan e-commerce yang hampir semuanya masuknya lewat Jakarta. Karena semua dari Tokopedia sampai Grab, Gojek, Bukalapak ya basis operasionalnya di Jakarta," tandas Lembong.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6377 seconds (0.1#10.140)