Kinerja APBN Bagus, RI Punya Ruang Tangkal Gejolak Ekonomi Global
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa Indonesia memiliki ruang fiskal (fiscal space) yang cukup untuk menangkal gejolak perekonomian global. Hal ini terlihat dari kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 hingga April 2018 yang terealisasi cukup baik.
(Baca Juga: Rupiah Melorot, Sri Mulyani Coba Yakinkan Dunia Usaha
Dia menyebutkan, hingga akhir April 2018 realisasi APBN sangat positif. Dimana, defisit APBN hingga periode tersebut mencapai Rp55,1 triliun atau jauh lebih kecil dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp72,2 triliun.
"APBN 2018 jauh lebih kuat dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu, kita memiliki fiscal space apabila dibutuhkan dalam jaga perekonomian kita dari gejolak yang berasal dari luar Indonesia," katanya di Gedung Ditjen Pajak Kemenkeu, Jumat (11/5/2018).
(Baca Juga: Pelemahan Rupiah Jauh dari Fundamental, BI Pertimbangkan Naikkan Suku Bunga
Bahkan, sambung dia, keseimbangan primer hingga akhir April 2018 menunjukkan posisi surplus Rp24,2 triliun. Realisasi ini jauh lebih besar dibanding periode sama tahun lalu yang hanya sekitar Rp3,7 triliun.
Penerimaan perpajakan hingga April 2018 juga menunjukkan pertumbuhan yang sehat. Negara berhasil mengumpulkan Rp416,9 triliun atau pertumbuhannya sekitar 11,2% jika memasukkan penerimaan dari pengampunan pajak (tax amnesty).
Menurutnya, kontribusi terbesar dari penerimaan perpajakan hingga April 2018 dengan rincian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tumbuh sekitar 14,1%, Pajak Penghasilan (PPh) non Migas yang tumbuh sekitar 17,3% apabila mengikutsertakan tax amnesty.
"Selain itu, kita juga terima PNBP dari SDA dan penerimaan cukai meningkat dibanding tahun lalu. Dengan demikian, kita optimis 2018 kita tetap bisa jaga APBN secara kredibel stabil, sustainable dan sehat," tegasnya.
Dari sisi belanja, sambung wanita yang akrab disapa Ani ini, belanja seluruh kementerian dan lembaga (K/L) juga mengalami peningkatan. Tak heran, belanja pemerintah bisa menjadi faktor positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 1/2018. Dia berharap, momentum belanja yang baik ini tetap terjaga hinga akhir 2018.
"Sampai April, APBN telah realisasikan pembiayaan RP188,7 triliun atau 57,9% dari pagu pembiayaan 2018. Realisasi ini lebih rendah dibanding 2017 pada April yang mencapai Rp195,4 triliun. Posisi SILPA sampai April tahun ini lebih tinggi Rp133,6 triliun dibanding tahun lalu Rp123,2 triliun. Dengan demikian, posisi kas pemerintah dalam kondisi yang cukup memadai," tandasnya.
(Baca Juga: Rupiah Melorot, Sri Mulyani Coba Yakinkan Dunia Usaha
Dia menyebutkan, hingga akhir April 2018 realisasi APBN sangat positif. Dimana, defisit APBN hingga periode tersebut mencapai Rp55,1 triliun atau jauh lebih kecil dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp72,2 triliun.
"APBN 2018 jauh lebih kuat dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu, kita memiliki fiscal space apabila dibutuhkan dalam jaga perekonomian kita dari gejolak yang berasal dari luar Indonesia," katanya di Gedung Ditjen Pajak Kemenkeu, Jumat (11/5/2018).
(Baca Juga: Pelemahan Rupiah Jauh dari Fundamental, BI Pertimbangkan Naikkan Suku Bunga
Bahkan, sambung dia, keseimbangan primer hingga akhir April 2018 menunjukkan posisi surplus Rp24,2 triliun. Realisasi ini jauh lebih besar dibanding periode sama tahun lalu yang hanya sekitar Rp3,7 triliun.
Penerimaan perpajakan hingga April 2018 juga menunjukkan pertumbuhan yang sehat. Negara berhasil mengumpulkan Rp416,9 triliun atau pertumbuhannya sekitar 11,2% jika memasukkan penerimaan dari pengampunan pajak (tax amnesty).
Menurutnya, kontribusi terbesar dari penerimaan perpajakan hingga April 2018 dengan rincian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tumbuh sekitar 14,1%, Pajak Penghasilan (PPh) non Migas yang tumbuh sekitar 17,3% apabila mengikutsertakan tax amnesty.
"Selain itu, kita juga terima PNBP dari SDA dan penerimaan cukai meningkat dibanding tahun lalu. Dengan demikian, kita optimis 2018 kita tetap bisa jaga APBN secara kredibel stabil, sustainable dan sehat," tegasnya.
Dari sisi belanja, sambung wanita yang akrab disapa Ani ini, belanja seluruh kementerian dan lembaga (K/L) juga mengalami peningkatan. Tak heran, belanja pemerintah bisa menjadi faktor positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal 1/2018. Dia berharap, momentum belanja yang baik ini tetap terjaga hinga akhir 2018.
"Sampai April, APBN telah realisasikan pembiayaan RP188,7 triliun atau 57,9% dari pagu pembiayaan 2018. Realisasi ini lebih rendah dibanding 2017 pada April yang mencapai Rp195,4 triliun. Posisi SILPA sampai April tahun ini lebih tinggi Rp133,6 triliun dibanding tahun lalu Rp123,2 triliun. Dengan demikian, posisi kas pemerintah dalam kondisi yang cukup memadai," tandasnya.
(akr)