5 Ksatria Jedi Mahathir Mohamad dalam Membangun Ekonomi
A
A
A
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, 92 tahun, ingin mengembalikan masa-masa emas ekonomi Malaysia yang pernah dipimpinnya. Untuk itu, ia mengumpulkan lima orang terkemuka Malaysia untuk rembug nasional membahas masalah-masalah ekonomi dan memberikan rekomendasi ke pemerintah.
Melansir dari South China Morning Post, Minggu (27/5/2018), Dr. M--sebutan Mahathir--membentuk Dewan ini pada akhir pekan lalu. Sejak pembentukannya, Dewan telah mengadakan sejumlah pertemuan dengan para pejabat pemerintah dan LSM. Selain memberi rekomendasi soal ekonomi dan permasalahan negara, Dewan juga bakal mengawasi Komite Reformasi Kelembagaan yang menyelidiki skandal korupsi 1MDB (1Malaysia Development Berhad) yang diduga dilakukan mantan PM Najib Razak.
Lima orang Dewan ini sejatinya bukan nama asing di Malaysia. Karena mereka adalah orang-orang yang sudah akrab di telinga warga Malaysia, dan memiliki rekam jejak mumpuni di bidangnya masing-masing, terutama dalam membangun industri di negeri jiran.
Pembentukan Dewan tersebut disambut antusias oleh media sosial dan netizen di Malaysia. Kebanyakan netizen menyebut lima orang ini sebagai “Ksatria Jedi” mengutip dari film Star Wars. Dan kelima orang terkemuka ini telah tergolong sepuh, dimana usia mereka kalau digabungkan yaitu 376. Lantas siapa saja “5 Kstaria Jedi” dari Dr. M?
Daim Zainuddin, Pemimpin Dewan, 80 tahunDaim memiliki latar belakang sebagai pengacara dan ia pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia 1984-1991. Artinya Daim sudah memiliki hubungan kerja sama yang lama dengan Mahathir sewaktu menjabat PM Malaysia 1981-2003.
Pengunduran diri Daim sebagai menteri keuangan pada 1991 mengejutkan Mahathir. Sama seperti atasannya, ia bergabung dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan kemudian keluar untuk bergabung dengan koalisi Mahathir yaitu Pakatan Harapan.
Daim sendiri dikagumi oleh Lee Kuan Yew, perdana menteri sekaligus pendiri Singapura. Ia dihormati karena kebijakan ekonominya yang kuat dan berpikiran maju, sehingga bisa membawa Malaysia dua kali melewati resesi ekonomi. Analisis Khoo Kay Peng menggambarkan Daim sama dengan Mahathir: seorang maverick alias orang yang memiliki sudut pandang tidak biasa.
Jomo Kwame Sundaram, 66 tahun
Ekonom KS Jomo pernah menjabat sebagai Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Pembangunan Ekonomi di Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB dari tahun 2005-2012. Kemudian dipercaya sebagai Asisten Direktur Jenderal dan Koordinator Pembangunan Ekonomi dan Sosial di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dari 2012-2015.
Jomo merupakan alumnus dari Universitas Yale dan Universitas Harvard, keduanya di Amerika Serikat. Ia merupakan pakar pembangunan dan ekonomi politik di Asia Tenggara.
Analis Lee Hwok Aun dari ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura mengatakan, Jomo akan memberikan keluasan intelektual dan kedalaman pengetahuannya, ditambah pengalaman kebijakan global untuk masalah ekonomi yang menekan di Malaysia. Jomo diharapkan memberi kajian-kajian hebat dalam mengatasi ekonomi Malaysia.
Zeti Akhtar Aziz, 71 tahun
Zeti adalah gubernur perempuan pertama di bank sentral Malaysia. Ia disebut-sebut sebagai salah satu kepala bank sentral terbaik di dunia. Saat menjabat gubernur bank sentral Malaysia 2000-2016, Zeti menerapkan kontrol modal negara saat negara-negara lainnya memilih resep IMF, yang justru membuat krisis semakin parah.
Zeti merupakan lulusan Universitas Pennyslvania, Amerika Serikat, dan juga menjabat sebagai Ketua Asian Institute of Finance. Analis James Chin mengatakan rasa hormat yang diperjuangkan Zeti di forum internasional akan membawa ketenangan bagi pasar.
Robert Kuok, 94 tahun
Pria terkaya di Malaysia dan dijuluki sebagai “Raja Gula”. Ia merupakan pemilik dari perusahaan Wilmar. Saat Mahathir memanggilnya pekan lalu, ia langsung bergegas terbang dari Hong Kong ke negara asalnya, Malaysia. Dalam video yang diunggah ke Facebook, Kuok mengatakan sangat menghormati Mahathir karena telah menyelamatkan negara.
Mahathir lantas membalas, dirinya sangat membutuhkan bantuan Robert Kuok. “Aku butuh bantuanmu sekarang,” tukas Mahathir. Kuok memiliki saham di beberapa industri di Malaysia, termasuk hotel, real estat, dan komoditas. Hubungan dekatnya dengan Republik Rakyat China dianggap penting untuk menegosiasikan Malaysia agar tidak menggantungkan ekonomi bangsanya kepada negara adikuasa di Asia.
Hassan Marican, 65 tahun
Mantan CEO Petroliam Nasional (Petronas). Hassan adalah orang yang mengubah Petronas menjadi perusahaan top dunia, masuk Fortune 500. Hassan meninggalkan Petronas di tahun 2010, kemudian mendapat kepercayaan sebagai penasihat internasional senior di Temasek International Advisors, anak dari BUMN Singapura, Temasek Holdings.
Hassan memiliki pengalaman puluhan tahun dalam bidang audit, akuntansi, dan manajemen. Dan menariknya, ia bersama Mahathir dan Daim sama-sama berasal dari Negara Bagian Kedah. Hassan memegang gelar doktor kehormatan dari Universitas Malaya untuk kontribusinya terhadap pembangunan.
Melansir dari South China Morning Post, Minggu (27/5/2018), Dr. M--sebutan Mahathir--membentuk Dewan ini pada akhir pekan lalu. Sejak pembentukannya, Dewan telah mengadakan sejumlah pertemuan dengan para pejabat pemerintah dan LSM. Selain memberi rekomendasi soal ekonomi dan permasalahan negara, Dewan juga bakal mengawasi Komite Reformasi Kelembagaan yang menyelidiki skandal korupsi 1MDB (1Malaysia Development Berhad) yang diduga dilakukan mantan PM Najib Razak.
Lima orang Dewan ini sejatinya bukan nama asing di Malaysia. Karena mereka adalah orang-orang yang sudah akrab di telinga warga Malaysia, dan memiliki rekam jejak mumpuni di bidangnya masing-masing, terutama dalam membangun industri di negeri jiran.
Pembentukan Dewan tersebut disambut antusias oleh media sosial dan netizen di Malaysia. Kebanyakan netizen menyebut lima orang ini sebagai “Ksatria Jedi” mengutip dari film Star Wars. Dan kelima orang terkemuka ini telah tergolong sepuh, dimana usia mereka kalau digabungkan yaitu 376. Lantas siapa saja “5 Kstaria Jedi” dari Dr. M?
Daim Zainuddin, Pemimpin Dewan, 80 tahunDaim memiliki latar belakang sebagai pengacara dan ia pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia 1984-1991. Artinya Daim sudah memiliki hubungan kerja sama yang lama dengan Mahathir sewaktu menjabat PM Malaysia 1981-2003.
Pengunduran diri Daim sebagai menteri keuangan pada 1991 mengejutkan Mahathir. Sama seperti atasannya, ia bergabung dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan kemudian keluar untuk bergabung dengan koalisi Mahathir yaitu Pakatan Harapan.
Daim sendiri dikagumi oleh Lee Kuan Yew, perdana menteri sekaligus pendiri Singapura. Ia dihormati karena kebijakan ekonominya yang kuat dan berpikiran maju, sehingga bisa membawa Malaysia dua kali melewati resesi ekonomi. Analisis Khoo Kay Peng menggambarkan Daim sama dengan Mahathir: seorang maverick alias orang yang memiliki sudut pandang tidak biasa.
Jomo Kwame Sundaram, 66 tahun
Ekonom KS Jomo pernah menjabat sebagai Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Pembangunan Ekonomi di Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB dari tahun 2005-2012. Kemudian dipercaya sebagai Asisten Direktur Jenderal dan Koordinator Pembangunan Ekonomi dan Sosial di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dari 2012-2015.
Jomo merupakan alumnus dari Universitas Yale dan Universitas Harvard, keduanya di Amerika Serikat. Ia merupakan pakar pembangunan dan ekonomi politik di Asia Tenggara.
Analis Lee Hwok Aun dari ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura mengatakan, Jomo akan memberikan keluasan intelektual dan kedalaman pengetahuannya, ditambah pengalaman kebijakan global untuk masalah ekonomi yang menekan di Malaysia. Jomo diharapkan memberi kajian-kajian hebat dalam mengatasi ekonomi Malaysia.
Zeti Akhtar Aziz, 71 tahun
Zeti adalah gubernur perempuan pertama di bank sentral Malaysia. Ia disebut-sebut sebagai salah satu kepala bank sentral terbaik di dunia. Saat menjabat gubernur bank sentral Malaysia 2000-2016, Zeti menerapkan kontrol modal negara saat negara-negara lainnya memilih resep IMF, yang justru membuat krisis semakin parah.
Zeti merupakan lulusan Universitas Pennyslvania, Amerika Serikat, dan juga menjabat sebagai Ketua Asian Institute of Finance. Analis James Chin mengatakan rasa hormat yang diperjuangkan Zeti di forum internasional akan membawa ketenangan bagi pasar.
Robert Kuok, 94 tahun
Pria terkaya di Malaysia dan dijuluki sebagai “Raja Gula”. Ia merupakan pemilik dari perusahaan Wilmar. Saat Mahathir memanggilnya pekan lalu, ia langsung bergegas terbang dari Hong Kong ke negara asalnya, Malaysia. Dalam video yang diunggah ke Facebook, Kuok mengatakan sangat menghormati Mahathir karena telah menyelamatkan negara.
Mahathir lantas membalas, dirinya sangat membutuhkan bantuan Robert Kuok. “Aku butuh bantuanmu sekarang,” tukas Mahathir. Kuok memiliki saham di beberapa industri di Malaysia, termasuk hotel, real estat, dan komoditas. Hubungan dekatnya dengan Republik Rakyat China dianggap penting untuk menegosiasikan Malaysia agar tidak menggantungkan ekonomi bangsanya kepada negara adikuasa di Asia.
Hassan Marican, 65 tahun
Mantan CEO Petroliam Nasional (Petronas). Hassan adalah orang yang mengubah Petronas menjadi perusahaan top dunia, masuk Fortune 500. Hassan meninggalkan Petronas di tahun 2010, kemudian mendapat kepercayaan sebagai penasihat internasional senior di Temasek International Advisors, anak dari BUMN Singapura, Temasek Holdings.
Hassan memiliki pengalaman puluhan tahun dalam bidang audit, akuntansi, dan manajemen. Dan menariknya, ia bersama Mahathir dan Daim sama-sama berasal dari Negara Bagian Kedah. Hassan memegang gelar doktor kehormatan dari Universitas Malaya untuk kontribusinya terhadap pembangunan.
(ven)