Didorong THR dan Gaji ke-13, Sektor Ritel Target Tumbuh 10%

Jum'at, 22 Juni 2018 - 20:08 WIB
Didorong THR dan Gaji...
Didorong THR dan Gaji ke-13, Sektor Ritel Target Tumbuh 10%
A A A
JAKARTA - Kinerja sektor ritel mulai menunjukan perbaikan pada tahun ini. Hal ini tentu menjadi kabar gembira sebab dalam dua tahun belakangan sektor ritel hanya mengalami pertumbuhan sebesar 7 hingga 9% saja.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, membaiknya sektor ritel tidak terlepas dari kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mendongkrak konsumsi masyarakat. Salah satu yang efeknya paling terasa yakni kebijakan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk PNS, TNI, Polri dan Pensiunan.

“THR dan gaji ke-13 bagi pensiunan itu baru dilakukan kali ini dan sangat membantu konsumsi para penerima,” ujar Roy di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Belum lagi lanjut Roy, Pemerintah juga menyalurkan dana desa sebesar Rp60 triliun kepada 78 ribu desa. Artinya setiap desa akan mendapatkan dana sebesar Rp800 juta dari pemerintah. “Kebijakan itu akhirnya mendukung produktivitas masyarakat setempat, kegiatan padat karya semakin banyak dan akhirnya mendorong konsumsi masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, harga komoditas seperti kelapa sawit dan batu bara yang kian membaik. Tentunya hal itu menjadi salah satu pendorong kuatnya daya beli masyarakat terutama yang bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan.

Sambung dia menyebutkan ada beberapa faktor lagi yang bisa membuat sektor ritel tumbuh tinggi. Seperti ada event oalahraga terbesar se-Asia yakni Asian Games, serta Annual Meeting IMF-World Bank hingga Pemilihan Kepala Daerah Serentak.

Melihat kebijakan kebijakan tersebut, Roy menargetkan pertumbuhan sektor ritel di tahun ini bisa menyentuh angka double digit. Angka ini menjadi prestasi setelah dua tahun belakangan kinerja ritel hanya tumbuh satu digit saja.

Optimisme tersebut bukannya tanpa alasan. Sebab pada periode Ramadan dan Lebaran atau festive season tahun ini, sektor ritel diprediksi bertumbuh di kisaran 15%-20%, jauh melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 5%.

Dengan pertumbuhan sebesar itu, Roy Mandey menyebutkan pertumbuhan industri ritel pada semester pertama bisa mencapai 7,5%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di 2017 yang hanya sebesar 5%.

“Kami optimis, 10% adalah angka yang relevan. Pada tahun ini akan ada Asian Games, IMF, semua pendukung, tamu asing, relawan pasti akan memberikan kontribusi terhadap konsumsi. Belum lagi Pilkada,” jelasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7966 seconds (0.1#10.140)