Wall Street Jatuh Dibayangi Ancaman Perang Dagang
A
A
A
NEW YORK - Konflik perdagangan yang terus meningkat antara Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya telah memukul Wall Street pada perdagangan Senin, kemarin waktu setempat. Kondisi tersebut menyeret indeks S & P 500 dan Nasdaq hingga mengalami kerugian terbesar dalam lebih dari dua bulan.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/6/2018) Dow Jones Industrial Average mengakhiri sesi perdagangan di bawah rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak Juni 2016. Selanjutnya indeks S & P 500 jatuh sebanyak 2% pada Senin pagi setelah dilaporkan Departemen Keuangan AS akan membatasi kepemilikan China di perusahaan teknologi AS setidaknya 25%.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kemudian lewat kicauan Twitter menerangkan, bahwa pembatasan tidak hanya berlaku secara khusus untuk China tetapi juga bagi semua negara yang mencoba mencuri teknologi AS.
Tapi indeks utama Wall Street hanya sedikit merosot setelah Gedung Putih menunjukkan sikap yang lebih lunak terkait pada pembatasan investasi. Para investor mengatakan komentar Navarro kurang sedikit meyakinkan, tetapi masih meninggalkan ketidakpastian tentang hubungan perdagangan.
Dow Jones Industrial Average turun 328,09 poin atau 1,33% menjadi 24.252,8 dan indeks S & P 500 kehilangan 37,81 poin yang setara 1,37% ke posisi 2,717.07. Sedangkan komposit Nasdaq lebih rendah 160,81 poin atau 2,09% di posisi 7.532,01.
Kerugian yang terjadi cukup meluas, namun saham teknologi yang paling terbebani ketika sektor tekno Nasdaq tenggelam hingga 2,1%. Sedangkan Indeks teknologi S & P anjlok 2,3% atau menjadi pelemahan terdalam dalam satu hari lebih dari dua bulan.
Menambah kekhawatiran investor, Harley-Davidson Inc mengatakan akan memindahkan produksi sepeda motor yang dikirim ke Uni Eropa ke fasilitas internasionalnya. Diperkirakan bahwa tarif Uni Eropa akan merugikan perusahaan mencapai USD90 juta hingga USD100 juta per tahun. Saham Harley-Davidson sendiri jatuh 6,0%.
Pengumuman perusahaan sepeda motor yang ikonik itu menimbulkan kekhawatiran bahwa meningkatnya ancaman perdagangan dapat mengarah pada langkah serupa dari perusahaan lain dan meredam pertumbuhan ekonomi AS. Volume perdagangan bursa saham AS mencapai 7,74 miliar saham atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata sesi penuh 7,32 miliar.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/6/2018) Dow Jones Industrial Average mengakhiri sesi perdagangan di bawah rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak Juni 2016. Selanjutnya indeks S & P 500 jatuh sebanyak 2% pada Senin pagi setelah dilaporkan Departemen Keuangan AS akan membatasi kepemilikan China di perusahaan teknologi AS setidaknya 25%.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kemudian lewat kicauan Twitter menerangkan, bahwa pembatasan tidak hanya berlaku secara khusus untuk China tetapi juga bagi semua negara yang mencoba mencuri teknologi AS.
Tapi indeks utama Wall Street hanya sedikit merosot setelah Gedung Putih menunjukkan sikap yang lebih lunak terkait pada pembatasan investasi. Para investor mengatakan komentar Navarro kurang sedikit meyakinkan, tetapi masih meninggalkan ketidakpastian tentang hubungan perdagangan.
Dow Jones Industrial Average turun 328,09 poin atau 1,33% menjadi 24.252,8 dan indeks S & P 500 kehilangan 37,81 poin yang setara 1,37% ke posisi 2,717.07. Sedangkan komposit Nasdaq lebih rendah 160,81 poin atau 2,09% di posisi 7.532,01.
Kerugian yang terjadi cukup meluas, namun saham teknologi yang paling terbebani ketika sektor tekno Nasdaq tenggelam hingga 2,1%. Sedangkan Indeks teknologi S & P anjlok 2,3% atau menjadi pelemahan terdalam dalam satu hari lebih dari dua bulan.
Menambah kekhawatiran investor, Harley-Davidson Inc mengatakan akan memindahkan produksi sepeda motor yang dikirim ke Uni Eropa ke fasilitas internasionalnya. Diperkirakan bahwa tarif Uni Eropa akan merugikan perusahaan mencapai USD90 juta hingga USD100 juta per tahun. Saham Harley-Davidson sendiri jatuh 6,0%.
Pengumuman perusahaan sepeda motor yang ikonik itu menimbulkan kekhawatiran bahwa meningkatnya ancaman perdagangan dapat mengarah pada langkah serupa dari perusahaan lain dan meredam pertumbuhan ekonomi AS. Volume perdagangan bursa saham AS mencapai 7,74 miliar saham atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata sesi penuh 7,32 miliar.
(akr)