Nilai Ekspor RI Juni 2018 Turun 19,8% Jadi USD13,00 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Nilai ekspor Indonesia pada periode Juni 2018 mencapai USD13,00 miliar atau menurun 19,80% dibanding ekspor Mei 2018. Namun apabila dibanding Juni 2017 meningkat 11,47%
"Nilai ekspor Juni 2018 sebesar USD13,00 miliar. Kalau dibanding dengan posisi Juni tahun lalu, berarti terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 11,47% tetapi dibanding Mei yoy berarti masih menurun," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Menurutnya, penurunan peningkatan ekspor ini terjadi karena ada peningkatan sektor migas dan nonmigas. Untuk ekspor non migas pada Juni 2018 nilainya sebesar USD11,28 miliar dengan kenaikan sebesar 8,61%. "Harga komoditas Mei-Juni 2018 harga batubara, nikel, alumunium naik. Sebaliknya beberapa harga non migas yang turun minyak kelapa sawit, karet, dan emas," imbuh dia.
Sementara ekspor migas pada Juni 2018 mengalami kenaikan USD544,2 juta atau meningkat sebesar 9,25% dibandingkan Mei 2018. "Secara kumulatif ekspor nonmigas mencapai USD88,02 milar atau meningkat 10,30%. Tentunya akan berpengaruh, jumlah hari dalam bulan akan berpengaruh ke ekspor dan impor," tandasnya.
Secara kumulatf, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2018 mencapai USD88,02miliar atau meningkat 10,03% dibanding periode yang sama tahun 2017. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD79,38miliar atau meningkat 9,66%.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas juni 2018 terhadap Mei 2018 terjadi pada kendaraan sebesar USD24,15juta (36,21%). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD119,0 juta (6,11%).
Menurutnya sektor ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juni 2018 naik 5,35%dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 36,61%, sementara ekspor hasil pertanian turun 7,68%.
Ekspor nonmigas Mei 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD2,05 miliar, disusul Amerika Serikat USD11,3 miliar dan Jepang USD1,23 miliar dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,16%. Selanjutnya ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar USD1,17 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Juni 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD14,63 miliar (16,62%), diikutI Jawa Timur USD9,23 miliar (10,49%) dan Kalimantan Timur USD9,10 miliar (10,34%).
"Nilai ekspor Juni 2018 sebesar USD13,00 miliar. Kalau dibanding dengan posisi Juni tahun lalu, berarti terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 11,47% tetapi dibanding Mei yoy berarti masih menurun," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Menurutnya, penurunan peningkatan ekspor ini terjadi karena ada peningkatan sektor migas dan nonmigas. Untuk ekspor non migas pada Juni 2018 nilainya sebesar USD11,28 miliar dengan kenaikan sebesar 8,61%. "Harga komoditas Mei-Juni 2018 harga batubara, nikel, alumunium naik. Sebaliknya beberapa harga non migas yang turun minyak kelapa sawit, karet, dan emas," imbuh dia.
Sementara ekspor migas pada Juni 2018 mengalami kenaikan USD544,2 juta atau meningkat sebesar 9,25% dibandingkan Mei 2018. "Secara kumulatif ekspor nonmigas mencapai USD88,02 milar atau meningkat 10,30%. Tentunya akan berpengaruh, jumlah hari dalam bulan akan berpengaruh ke ekspor dan impor," tandasnya.
Secara kumulatf, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2018 mencapai USD88,02miliar atau meningkat 10,03% dibanding periode yang sama tahun 2017. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD79,38miliar atau meningkat 9,66%.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas juni 2018 terhadap Mei 2018 terjadi pada kendaraan sebesar USD24,15juta (36,21%). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD119,0 juta (6,11%).
Menurutnya sektor ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juni 2018 naik 5,35%dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 36,61%, sementara ekspor hasil pertanian turun 7,68%.
Ekspor nonmigas Mei 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD2,05 miliar, disusul Amerika Serikat USD11,3 miliar dan Jepang USD1,23 miliar dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,16%. Selanjutnya ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar USD1,17 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Juni 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD14,63 miliar (16,62%), diikutI Jawa Timur USD9,23 miliar (10,49%) dan Kalimantan Timur USD9,10 miliar (10,34%).
(akr)