Bintuni Miliki Pusat Pelatihan Migas Terbesar di Wilayah Timur
A
A
A
TELUK BINTUNI - Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, kini memiliki Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas (P2TIM). Pusat pelatihan migas tersebut berstandar internasional dan merupakan yang terbesar di wilayah Indonesia timur.
Pusat pelatihan itu didirikan atas kerja sama Pemkab Teluk Bintuni dengan perusahaan migas Petrotekno. Pusat pelatihan itu bertujuan mencetak sumber daya manusia (SDM) di bidang migas yang tangguh selaligus bersertifikasi internasional. Utamanya untuk mengangkat putra daerah agar tidak hanya terus menjadi penonton semata.
Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengatakan, P2TiM diharapkan mampu memberikan kesempatan kerja dan menurunkan angka penganguran sekaligus menurunkan angka kemiskinan di Teluk Buntuni sekaligus di Papua barat.
Menurut dia, investasi di bidang energi dan migas sangat diperlukan terutama di daerah pinggiran dan kantong-kantong kemiskinan yang menjadi beban negara selama ini.
"Karena itu, Pemda Bintuni merespon dan berkoordinasi dengan perusahaan yang bergerak di bidang ini, sehingga kami dirikanlah pusat pelatihan ini," tandas Petrus Kasihiw di Teluk Bintuni, kemarin.
Menurut dia, pembangunan teknik industri ini hadir untuk mendukung dan mengembankan kemampuan daerah agar lebih bisa bersaing dan mengembangkan sumber daya alam Indonesia secara global.
"Juga bisa memperbaiki lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebab, dari 100 siswa yang lolos, 90-nya merupakan putra daerah," ungkapnya.
Pusat pelatihan itu didirikan atas kerja sama Pemkab Teluk Bintuni dengan perusahaan migas Petrotekno. Pusat pelatihan itu bertujuan mencetak sumber daya manusia (SDM) di bidang migas yang tangguh selaligus bersertifikasi internasional. Utamanya untuk mengangkat putra daerah agar tidak hanya terus menjadi penonton semata.
Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengatakan, P2TiM diharapkan mampu memberikan kesempatan kerja dan menurunkan angka penganguran sekaligus menurunkan angka kemiskinan di Teluk Buntuni sekaligus di Papua barat.
Menurut dia, investasi di bidang energi dan migas sangat diperlukan terutama di daerah pinggiran dan kantong-kantong kemiskinan yang menjadi beban negara selama ini.
"Karena itu, Pemda Bintuni merespon dan berkoordinasi dengan perusahaan yang bergerak di bidang ini, sehingga kami dirikanlah pusat pelatihan ini," tandas Petrus Kasihiw di Teluk Bintuni, kemarin.
Menurut dia, pembangunan teknik industri ini hadir untuk mendukung dan mengembankan kemampuan daerah agar lebih bisa bersaing dan mengembangkan sumber daya alam Indonesia secara global.
"Juga bisa memperbaiki lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebab, dari 100 siswa yang lolos, 90-nya merupakan putra daerah," ungkapnya.
(fjo)