Perang Dagang Angkat Dolar AS, Rupiah Terempas ke Rp14.440

Rabu, 01 Agustus 2018 - 17:23 WIB
Perang Dagang Angkat...
Perang Dagang Angkat Dolar AS, Rupiah Terempas ke Rp14.440
A A A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di pasar spot, Rabu (1/8/2018) terempas 26 poin atau 0,18% menjadi Rp14.440 per USD, dibandingkan penutupan akhir Juli kemarin di Rp14.414 per USD. Hari ini, rupiah di indeks Bloomberg diperdagangkan di kisaran Rp14.433-Rp14.454 per USD.

Senada dengan itu, mata uang NKRI juga tercatat melemah pada Rabu petang ini di data Yahoo Finance. Rupiah anjlok 22 poin atau 0,15% ke level Rp14.435 per USD, dibandingkan perdagangan kemarin di Rp14.413 per USD. Rabu ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.413-Rp14.450 per USD.

Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mata uang NKRI pada Rabu ini berada di Rp14.442 per USD, terdepresiasi 29 poin dari Rp14.413 per USD di Selasa, akhir Juli 2018.

Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) soal inflasi bulan Juli 2018 sebesar 0,28%, lebih rendah dibandingkan inflasi Juni 2018 sebesar 0,59%, tidak dapat membantu mendongkrak rupiah.

Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya melemah seiring pertemuan bank sentral AS, The Federal Reserve, dimana pertumbuhan ekonomi AS yang solid (4,1%) kemungkinan membuat The Fed akan menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi di tahun ini.

Selain itu, mengutip dari Reuters, Rabu (1/8/2018), dolar AS menguat karena seorang sumber yang akrab dengan masalah perang dagang mengatakan, pemerintahan Trump berencana mengusulkan tarif 25% terhadap impor China senilai USD200 miliar. Ini meningkat dari sebelumnya 10% sehingga menambah eskalasi perang dagang.

Eskalasi perang dagang ini membuat investor membeli dolar karena mata uang dunia dan termasuk safe haven, dan menjual mata uang yang terkait dengan ekonomi China. Alhasil, indeks USD naik 0,15 poin atau 0,16% terhadap enam mata uang utama dunia menjadi 94,64.

Dolar AS pun menguat setengah persen terhadap yuan China menjadi 6,8458 yuan. Mata uang China tersebut telah jatuh selama empat bulan beruntun. Dan bank sentral China menyatakan ini merupakan level terlemah sejak Mei tahun 2017.

Mata uang George Washington juga naik 0,2% terhadap yen Jepang menjadi 112,10, karena pada Selasa kemarin, Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level rendah. Hal ini secara jangka panjang terus membebani mata uang Jepang.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7138 seconds (0.1#10.140)