RI Berkomitmen Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan dengan Pakistan

Rabu, 05 September 2018 - 20:29 WIB
RI Berkomitmen Tingkatkan...
RI Berkomitmen Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan dengan Pakistan
A A A
KARACHI - Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Pakistan. Indonesia memandang perlu untuk membina hubungan dagang yang bersinambungan dengan Pakistan.

"Presiden saat meminta agar negara-negara non-traditional market digarap lebih serius itu bukan tanpa alasan. Seperti Pakistan, itu memang memiliki potensi yang luar biasa," ujar Iwan seusai menjamu delegasi sawit RI di Karachi, Pakistan, Rabu (5/9/2018).

Dia mengatakan, dengan penduduknya yang mencapai 207 juta jiwa, Pakistan merupakan pasar yang besar. Itu antara lain dibuktikan dengan posisi Pakistan sebagai pasar ekspor minyak sawit terbesar keempat Indonesia saat ini. Selain itu, Pakistan juga digadang-gadang akan menjadi negara dengan perekonomian ke-16 terbesar dunia pada 2050.

"Di masa mendatang jumlah penduduknya akan bertambah, kebutuhannya bertambah, ekonominya juga tumbuh. Dari sisi itu, Pakistan sangat potensial. Belum lagi posisinya yang strategis sebagai pintu masuk ke Asia Tengah dan Selatan," paparnya.

Iwan mengatakan, saat ini Indonesia dan Pakistan telah memiliki PTA (preferential trade agreement) yang ditandatangani 2012 lalu. Pemerintah, kata dia, berupaya meningkatkan hubungan tersebut ke tingkat FTA (free trade agreement) sehingga perdagangan antara kedua negara semakin berkembang.

Dia mengakui, saat ini perdagangan kedua negara masih timpang, di mana dengan nilai total perdagangan sekitar USD2 miliar dalam empat tahun terakhir, Indonesia mencatat surplus hingga USD1,2 miliar terhadap Pakistan. Namun, tegas dia, Indonesia telah melakukan berbagai upaya agar perdagangan kedua negara menjadi lebih seimbang ke depannya.

"Pihak Pakistan memang concern soal ini, mereka minta Indonesia membeli produk Pakistan yang memang dibutuhkan Indonesia. Itu sudah kita lakukan, misalnya kita sudah alihkan impor jeruk yang tadinya dari China ke Pakistan. Kita juga impor beras dari Pakistan," bebernya.

Di luar itu, sambung Iwan, Indonesia juga sepakat memberikan tambahan 20 item yang diberikan tarif nol persen bagi Pakistan. "Indonesia juga menjajaki kemungkinan investasi di negara ini. Sudah ada studi tahap awal untuk menjadikan Pakistan hub ke Asia Tengah dan Selatan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan pengusaha mendukung upaya tersebut. Namun, imbuh dia, upaya itu tentunya harus melalui proses terlebih dulu.

"Hubungan perdagangan antara Indonesia-Pakistan sudah cukup lama, beberapa ada yang memiliki pabrik di sini. (Untuk investasi) semuanya berproses, pengusaha tentu melihat situasi, kondusif atau tidak. Mudah-mudahan kalau keamanan dan politik di sini semakin stabil dan ekonominya semakin tumbuh, kita tinggal mengekor saja," tuturnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5646 seconds (0.1#10.140)