Di Forum Ekonomi Dunia, Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sehat
A
A
A
JAKARTA - Dalam World Economic Forum (Forum Ekonomi Dunia) untuk ASEAN di Hanoi, Vietnam, Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa ekonomi Indonesia masih sehat. Indonesia akan selalu melakukan kebijakan yang adaptif di tengah ketidakpastian global yang mengakibatkan banyak nilai tukar mata uang negara berkembang melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Pemerintah membuat ekonomi Indonesia menuju ke arah yang benar dengan pertumbuhan yang sehat. Inflasi stabil bahkan cenderung rendah dan defisit fiskal diturunkan di bawah 2%. Tahun depan akan 1,84%. Dan kami akan terus membuat kebijakan makro yang prudent serta koordinasi yang baik antara kebijakan fiskal dan moneter," ujar Sri Mulyani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Menanggapi pertanyaan tentang tahun politik 2019, Menkeu menjawab bahwa Indonesia memiliki daya tahan dan setiap partai politik menyadari tantangan yang ada dengan membuat program-program yang sesuai.
"Pemilihan umum di Indonesia selalu punya cerita. Tapi Indonesia terbukti resilient. Sisi baiknya, politik Indonesia menciptakan disiplin bagi seluruh partai untuk menyadari bahwa mengatur Indonesia tidak mudah. Oleh karena tantangan tersebut, mereka menciptakan program yang sesuai," tuturnya.
Terkait dengan pertanyaan tantangan pembiayaan, Sri Mulyani menjawab bahwa kondisi fiskal Indonesia lebih kuat dibanding tahun 2017 per Agustus, secara year on year (yoy).
"Defisit jauh lebih rendah. Hingga Agustus, performa anggaran kita lebih baik. Penerimaan meningkat menjadi 18,5%. Tahun lalu hanya 11%. Penerimaan pajak meningkat 16,5% per Agustus, tahun lalu hanya 9%. Belanja juga bagus. Defisit sangat rendah. Tahun ini, (defisit) hingga Agustus hanya 1% dari PDB, tahun lalu 1,6% dari PDB. Jadi posisi fiskal sangat jauh lebih baik dan kuat," pungkasnya.
"Pemerintah membuat ekonomi Indonesia menuju ke arah yang benar dengan pertumbuhan yang sehat. Inflasi stabil bahkan cenderung rendah dan defisit fiskal diturunkan di bawah 2%. Tahun depan akan 1,84%. Dan kami akan terus membuat kebijakan makro yang prudent serta koordinasi yang baik antara kebijakan fiskal dan moneter," ujar Sri Mulyani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Menanggapi pertanyaan tentang tahun politik 2019, Menkeu menjawab bahwa Indonesia memiliki daya tahan dan setiap partai politik menyadari tantangan yang ada dengan membuat program-program yang sesuai.
"Pemilihan umum di Indonesia selalu punya cerita. Tapi Indonesia terbukti resilient. Sisi baiknya, politik Indonesia menciptakan disiplin bagi seluruh partai untuk menyadari bahwa mengatur Indonesia tidak mudah. Oleh karena tantangan tersebut, mereka menciptakan program yang sesuai," tuturnya.
Terkait dengan pertanyaan tantangan pembiayaan, Sri Mulyani menjawab bahwa kondisi fiskal Indonesia lebih kuat dibanding tahun 2017 per Agustus, secara year on year (yoy).
"Defisit jauh lebih rendah. Hingga Agustus, performa anggaran kita lebih baik. Penerimaan meningkat menjadi 18,5%. Tahun lalu hanya 11%. Penerimaan pajak meningkat 16,5% per Agustus, tahun lalu hanya 9%. Belanja juga bagus. Defisit sangat rendah. Tahun ini, (defisit) hingga Agustus hanya 1% dari PDB, tahun lalu 1,6% dari PDB. Jadi posisi fiskal sangat jauh lebih baik dan kuat," pungkasnya.
(ven)