Dolar AS Balik Trengginas Karena Data Ekonomi AS yang Optimis
A
A
A
NEW YORK - Dolar Amerika Serikat berbalik menguat terhadap enam mata uang utama dunia, setelah berada di level terendah belakangan ini. Kembali trengginasnya dolar berkat data ekonomi Amerika yang optimis dan imbal hasil obligasi yang mencapai 3%, level tertinggi sejak 2 Agustus.
Melansir dari Reuters, Sabtu (15/9/2018), kedua hasil tersebut menghidupkan kembali selera investor terhadap greenback--julukan dolar AS.
Sepekan terakhir, mata uang cadangan utama dunia ini berada di jalur kerugian karena meredanya ketegangan perdagangan AS dengan China. Juga persyaratan yang harmonis antara Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit, sehingga mengurangi permintaan dolar AS sebagai safe haven aset.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan bahwa penjualan ritel domestik naik 0,1% pada Agustus kemarin. Menunjukkan belanja konsumen yang solid untuk kuartal III-2018. Belanja konsumen sendiri berkontribusi sebesar 2/3 dari pertumbuhan ekonomi Amerika.
Selain itu, produksi industri AS meningkat 0,4% pada Agustus lalu. Imbal hasil obligasi 10 tahun menyentuh level 3%, untuk pertama kalinya sejak enam pekan. "Data ekonomi yang solid ini mendukung dolar," kata Brian Daingerfield, ahli strategi makroekonomi di NatWest Securities di Stamford, Connecticut.
Sehingga indeks USD terhadap enam mata uang utama naik 0,3% menjadi 94,81. Euro pun turun 0,5% menjadi USD1,1632. Poundsterling Inggris melemah 0,4% menjadi USD1,3067. Yuan China kembali tertekan setelah Presiden AS Donald Trump tetap melanjutkan tamparan tarif untuk produk China senilai USD200 miliar. Yuan turun 0,4%% ke level 6,876 per USD.
Melansir dari Reuters, Sabtu (15/9/2018), kedua hasil tersebut menghidupkan kembali selera investor terhadap greenback--julukan dolar AS.
Sepekan terakhir, mata uang cadangan utama dunia ini berada di jalur kerugian karena meredanya ketegangan perdagangan AS dengan China. Juga persyaratan yang harmonis antara Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit, sehingga mengurangi permintaan dolar AS sebagai safe haven aset.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan bahwa penjualan ritel domestik naik 0,1% pada Agustus kemarin. Menunjukkan belanja konsumen yang solid untuk kuartal III-2018. Belanja konsumen sendiri berkontribusi sebesar 2/3 dari pertumbuhan ekonomi Amerika.
Selain itu, produksi industri AS meningkat 0,4% pada Agustus lalu. Imbal hasil obligasi 10 tahun menyentuh level 3%, untuk pertama kalinya sejak enam pekan. "Data ekonomi yang solid ini mendukung dolar," kata Brian Daingerfield, ahli strategi makroekonomi di NatWest Securities di Stamford, Connecticut.
Sehingga indeks USD terhadap enam mata uang utama naik 0,3% menjadi 94,81. Euro pun turun 0,5% menjadi USD1,1632. Poundsterling Inggris melemah 0,4% menjadi USD1,3067. Yuan China kembali tertekan setelah Presiden AS Donald Trump tetap melanjutkan tamparan tarif untuk produk China senilai USD200 miliar. Yuan turun 0,4%% ke level 6,876 per USD.
(ven)