Rupiah Melemah, Tom Lembong Cari Cara Agar Investor Tidak Kabur
A
A
A
JAKARTA - Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga menembus level Rp15.000, membuat Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mencari cara agar investor tidak takut berinvestasi di Indonesia.
Salah satunya dengan menawarkan proyek yang menghasilkan devisa dan punya return dalam bentuk dolar dalam menambah devisa negara.
"Saat rupiah tertekan, mungkin pemerintah harus menawarkan proyek yang menghasilkan devisa. Kalau investor lagi gelisah mengenai kurs, ada instrumen yang ditawarkan dalam bentuk dolar, seperti instrumen proyek dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) infrastruktur yang penerimaannya dalam dolar. Jadi investor masih mau investasi, kita juga bisa dapat devisa karena kita dapat pemasukan dolar," ujar Tom Lembong di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Untuk itu, Tom Lembong mengatakan akan membantu pemerintah dalam mengurangi current account defisit (CAD). Sehingga tidak mengurangi investasi yang ada di Indonesia.
"Jadi sebagai pelaku di pasar obligasi dan pasar uang, kami hanya mau membantu upaya pemerintah mengurangi CAD, trade deficit dan upaya lain mempercepat arus modal yang masuk. Bukan hanya nominal namun akselerasi investasi ini," jelasnya.
Salah satunya dengan menawarkan proyek yang menghasilkan devisa dan punya return dalam bentuk dolar dalam menambah devisa negara.
"Saat rupiah tertekan, mungkin pemerintah harus menawarkan proyek yang menghasilkan devisa. Kalau investor lagi gelisah mengenai kurs, ada instrumen yang ditawarkan dalam bentuk dolar, seperti instrumen proyek dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) infrastruktur yang penerimaannya dalam dolar. Jadi investor masih mau investasi, kita juga bisa dapat devisa karena kita dapat pemasukan dolar," ujar Tom Lembong di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Untuk itu, Tom Lembong mengatakan akan membantu pemerintah dalam mengurangi current account defisit (CAD). Sehingga tidak mengurangi investasi yang ada di Indonesia.
"Jadi sebagai pelaku di pasar obligasi dan pasar uang, kami hanya mau membantu upaya pemerintah mengurangi CAD, trade deficit dan upaya lain mempercepat arus modal yang masuk. Bukan hanya nominal namun akselerasi investasi ini," jelasnya.
(ven)