UKM Perlu Pendampingan Berkelanjutan
A
A
A
JAKARTA - PT HM Sampoerna Tbk berkomitmen untuk memberdayakan sektor usaha kecil dan menengah (UKM) melalui program Sampoerna Untuk Indonesia yakni Sampoerna Retail Community (SRC) dan Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPK Sampoerna).
Elvira Lianita, Direktur Urusan Eksternal dan Fiskal PT HM Sampoerna Tbk, menyatakan ini bagian dari upaya Sampoerna untuk berkontribusi positif yang sesuai dengan filosofis pendiri Sampoerna.
Heny Susanto, Head of Commercial Businnes Development Sampoerna, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen membesarkan UKM tanpa batas. Program yang telah dimulai sejak 10 tahun lalu ini kini telah mendampingi 60 ribu pelaku UKM yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Dia mengungkapkan, program yang diberikan bukan modal tetapi pendampingan, berupa skill, ilmu-ilmu praktis, motivasi hingga menjadi sahabat. "Melalui program ini, kami harapkan pelaku UKM tidak hanya bisa menghidupi keluarga tetapi juga bertumbuh dan meningkatkan daya saing," cetusnya.
Salah satu pelaku UKM yang mendapat pendampingan Sampoerna adalah Karyani, pengusaha obat herbal merk Kesiman Jaya. Karyani mengaku sering mengalami jatuh bangun sebelum akhirnya berpenghasilan setara anggota DPR.
"Menurut saya bukan pengusaha namanya kalau tidak jatuh bangun," ungkapnya dalam diskusi interaktif di Jakarta pada Kamis (18/10/2018). Dia mengaku bisa stabil setelah mendapat pendampingan dari tim Sampoerna melalui pelatihan pada tahun 2009.
Ketut Suarjana, pengusaha kelontong dari Bali, menceritakan hal yang sama. Menurut dia usaha kelontongnya yang diawali dengan modal Rp700 ribu, gagal. Namun dia tak patah semangat, dia meminjam modal dari saudara Rp1.700.000.
Modal yang kedua juga jauh dari harapan. Akhirnya dia meminjam ke bank dan mendapat suntikan dana Rp28 juta. Dengan modal dari bank dia kembali membuka usaha kelontongnya. Tapi jalannya tidak semulus yang diharapkan.
Hingga pada suatu ketika ia bertemu dengan tim Sampoerna Retail Community (SRC) dari Sampoerna. "Dan dari SRC ini saya mendapat pengetahuan mulai dari menjaga kebersihan toko, memberi penerangan hingga mengatur keuangan," ungkapnya.
Dengan pendampingan tersebut, kini ia mengaku dapat menghidupi keluarga hingga berinvestasi vila di daerahnya yaitu di Bali.
Yuswohady, pakar pemasaran, menyatakan bahwa pendampingan usaha sangat penting. Pendampingan dan pemberian pengetahuan pada UKM dapat mengubah pola pikir dari sekadar mencari makan menjadi berpikir menumbuh-kembangkan bisnis.
"Ini sangat penting. Dengan mindset growth pengusaha akan terus belajar dan berkembang, tidak berhenti," tukasnya.
Dia juga menilai apa yang dilakukan Sampoerna membina UKM yang terus menerus ini sangat tepat. Karena pada dasarnya, pembinaan pada UKM tidak cukup hanya di dalam seminar atau diskusi tetapi harus berkelanjutan dan dalam jangka waktu lama. (Atik)
Elvira Lianita, Direktur Urusan Eksternal dan Fiskal PT HM Sampoerna Tbk, menyatakan ini bagian dari upaya Sampoerna untuk berkontribusi positif yang sesuai dengan filosofis pendiri Sampoerna.
Heny Susanto, Head of Commercial Businnes Development Sampoerna, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen membesarkan UKM tanpa batas. Program yang telah dimulai sejak 10 tahun lalu ini kini telah mendampingi 60 ribu pelaku UKM yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Dia mengungkapkan, program yang diberikan bukan modal tetapi pendampingan, berupa skill, ilmu-ilmu praktis, motivasi hingga menjadi sahabat. "Melalui program ini, kami harapkan pelaku UKM tidak hanya bisa menghidupi keluarga tetapi juga bertumbuh dan meningkatkan daya saing," cetusnya.
Salah satu pelaku UKM yang mendapat pendampingan Sampoerna adalah Karyani, pengusaha obat herbal merk Kesiman Jaya. Karyani mengaku sering mengalami jatuh bangun sebelum akhirnya berpenghasilan setara anggota DPR.
"Menurut saya bukan pengusaha namanya kalau tidak jatuh bangun," ungkapnya dalam diskusi interaktif di Jakarta pada Kamis (18/10/2018). Dia mengaku bisa stabil setelah mendapat pendampingan dari tim Sampoerna melalui pelatihan pada tahun 2009.
Ketut Suarjana, pengusaha kelontong dari Bali, menceritakan hal yang sama. Menurut dia usaha kelontongnya yang diawali dengan modal Rp700 ribu, gagal. Namun dia tak patah semangat, dia meminjam modal dari saudara Rp1.700.000.
Modal yang kedua juga jauh dari harapan. Akhirnya dia meminjam ke bank dan mendapat suntikan dana Rp28 juta. Dengan modal dari bank dia kembali membuka usaha kelontongnya. Tapi jalannya tidak semulus yang diharapkan.
Hingga pada suatu ketika ia bertemu dengan tim Sampoerna Retail Community (SRC) dari Sampoerna. "Dan dari SRC ini saya mendapat pengetahuan mulai dari menjaga kebersihan toko, memberi penerangan hingga mengatur keuangan," ungkapnya.
Dengan pendampingan tersebut, kini ia mengaku dapat menghidupi keluarga hingga berinvestasi vila di daerahnya yaitu di Bali.
Yuswohady, pakar pemasaran, menyatakan bahwa pendampingan usaha sangat penting. Pendampingan dan pemberian pengetahuan pada UKM dapat mengubah pola pikir dari sekadar mencari makan menjadi berpikir menumbuh-kembangkan bisnis.
"Ini sangat penting. Dengan mindset growth pengusaha akan terus belajar dan berkembang, tidak berhenti," tukasnya.
Dia juga menilai apa yang dilakukan Sampoerna membina UKM yang terus menerus ini sangat tepat. Karena pada dasarnya, pembinaan pada UKM tidak cukup hanya di dalam seminar atau diskusi tetapi harus berkelanjutan dan dalam jangka waktu lama. (Atik)
(akn)