PLTA Bengkok, Warisan Belanda yang Masih Terus Berjasa

Minggu, 21 Oktober 2018 - 13:40 WIB
PLTA Bengkok, Warisan Belanda yang Masih Terus Berjasa
PLTA Bengkok, Warisan Belanda yang Masih Terus Berjasa
A A A
BANDUNG - Tersembunyi di tengah rapatnya kawasan Dago, Bandung, sebuah gedung besar bergaya Belanda yang sekilas mengingatkan pada pabrik tua atau stasiun kereta api zaman kolonial kokoh terpelihara.

Di tebing belakang gedung, memanjang pipa besi besar berdiameter 120 cm mengarah ke kolam tando berkapasitas 30.000 meter kubik yang menampung air dari Sungai Cikapundung.

Tak banyak yang tahu, mungkin termasuk warga Bandung sendiri, pipa dan gedung tua itu adalah bagian dari power house Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok. Meski tidak seterkenal PLTA Saguling, PLTA Bengkok selain unik, juga memiliki nilai sejarah tinggi.

Dibangun tahun 1923, PLTA Bengkok adalah salah satu pembangkit awal yang memasok listrik ke Kota Bandung dan sekitarnya. PLTA ini adalah salah satu pembangkit yang tergabung dengan Lands Waterkracht Bedriven (LWB), perusahaan listrik yang didirikan Belanda.

Di 95 tahun usianya, mesin-mesin tua PLTA Bengkok masih setia dengan tugasnya. Pembangkit berkapasitas total 3x1.050 kW tersebut masih penting perannya memasok listrik ke sistem Jawa-Bali, khususnya ke daerah Bandung dan sekitarnya.

Tak hanya itu, dari sisi biaya, pembangkit tua ini juga masih mampu bersaing dengan pembangkit yang menggunakan solar sebagai sumber energinya, dengan biaya kira-kira hanya 1/5 saja.

Semua itu bekerja berkat pemeliharaan oleh PT Indonesia Power yang kini menjadi pengelolanya. "Kita ada program pemeliharaan bulanan, tahunan dan lima tahunan, termasuk pengurusan kolam dan perawatan mesin," ungkap Ahmad Saenudin, Supervisor Senior PLTA Bengkok.

Dia mengakui, pemeliharan pembangkit berusia hampir 100 tahun itu memang bukan perkara mudah. Ibarat tubuh renta yang mulai dihinggapi rematik, kolesterol hingga asam urat, mesin-mesin tua PLTA Bengkok juga butuh perawatan agar tetap bekerja prima.

Masalahnya, di mana mencari suku cadang bagi mesin-mesin lama buatan Belanda? Beruntung, kreativitas anak bangsa Indonesia mampu menyiasatinya. "Mesin-mesin semuanya masih yang lama. Kalau rusak ya kita lakukan rekondisi," kata Ahmad.

Namun, bukan hanya mesin yang menjadi perhatian pengelola. Menjaga aliran Sungai Cikapundung, merawat kolam penampungan air, juga vital bagi operasional PLTA Bengkok. Apalagi, tak lagi seperti dulu saat lingkungan masih asri terjaga, sedimentasi, sampah, harus ditangani agar tak merusak turbin PLTA. "Harus dibersihkan secara berkala. Untuk itu kita juga merangkul masyarakat untuk mengelola kolam tando," jelas Ahmad.

Memang butuh kerja keras. Namun berkat itu juga turbin-turbin PLTA Bengkok masih terus berputar memasok listrik bagi masyarakat. Semoga PLN tetap setia merawat pembangkit yang didapuk sebagai PLTA heritage tersebut, sehingga dapat terus melanjutkan jasanya menerangi Bandung dan sekitarnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9963 seconds (0.1#10.140)