Kemenkeu Catat Penjualan SBN Ritel Capai Rp41 Triliun

Jum'at, 02 November 2018 - 11:29 WIB
Kemenkeu Catat Penjualan SBN Ritel Capai Rp41 Triliun
Kemenkeu Catat Penjualan SBN Ritel Capai Rp41 Triliun
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat sepanjang tahun 2018 dana masyarakat yang berhasil dikumpulkan pemerintah melalui instrumen surat berharga negara (SBN) ritel mencapai sedikitnya Rp41 triliun. Sementara kemarin, Pemerintah resmi membuka masa penawaran Sukuk Negara Tabungan seri ST-002 dimana melalui penawaran ini penjualan ST-002 ditarget sebesar Rp1 triliun.

“Secara kumulatif, realisasi penerbitan SBN Ritel pada tahun 2018 yakni SR010, SBR003, SBR004 dan ORI015 telah mencapai Rp41,07 triliun. SBN terbesar adalah ORI015 yang mencapai Rp23,378 triliun,” ujar Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Loto Srinaita Ginting di Jakarta, Jumat (2/11/2018).

Dana hasil penjualan ORI015, lanjutnya, akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2018, antara lain, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Penjualan ORI 015 dengan tingkat imbal balik kupon sebesar 8,25% per tahun dilakukan pada 29 Oktober lalu dengan masa pembukaan pada 4 Oktober hingga 25 Oktober 2018 melalui 17 Mitra Distribusi yang telah ditunjuk oleh Pemerintah, terdiri dari 15 bank dan 2 perusahaan efek.

Beberapa kebijakan baru diterapkan dalam ketentuan dan persyaratan pembelian ORI 015 a.l. jumlah minimal pembelian yang diturunkan menjadi Rp1 juta (pada ORI014 minimum pembelian adalah Rp 5 juta). Selain itu ditetapkan persyaratan Nomor Tunggal Identitas Pemodal (Single Investor Identification/SID) yang harus dimiliki investor yang melakukan pembelian di pasar perdana serta ketentuan bahwa perpindahan kepemilikan ORI 015 di pasar sekunder hanya dapat dilakukan antar investor domestik.

“Diharapkan peningkatan frekuensi penerbitan SBN ritel serta penerapan ketentuan dan persyaratan baru tersebut dapat meningkatkan partisipasi investor domestik sekaligus meningkatkan stabilitas pasar SBN di domestik,” katanya.

DJPPR mencatat penjualan ORI 015 kali ini telah menjangkau 41.306 investor di seluruh wilayah Indonesia (tersebar di 34 provinsi), dengan investor baru ORI sebanyak 17.789 investor dengan jumlah investor dari kelompok baby boomers, usia saat ini 54-72 tahun mendominasi dengan porsi mencapai 36,27% dari total jumlah investor.

Sedangkan Generasi X (usia saat ini 39-53 tahun) dan Milenial (usia saat ini 18-38 tahun) menempati peringkat kedua dan ketiga dengan porsi jumlah investor masing-masing mencapai 34,52% dan 24,46%.

Sementara berdasarkan kelompok profesi, jumlah investor terbesar adalah pegawai swasta yang mencapai 32,43%, selanjutnya kelompok wiraswasta dan ibu rumah tangga masing-masing sebesar 27,75% dan 14,35%.

Loto Srinaita Ginting menerangkan jumlah nominal pemesanan ORI 015 menjadi yang terbesar berdasarkan wilayah adalah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta yang mencapai Rp 11,11 triliun, sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai Rp 10,05 triliun dan wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur sebesar Rp 2,22 triliun.

Selanjutnya jumlah investor ORI015 terbesar berdasarkan wilayah adalah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta yang mencapai 22.272 investor, sedangkan wilayah DKI Jakarta mencapai 15.382 investor dan wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Timur sebnyak 3.652 investor.

“Rata-rata volume pemesanan per investor adalah Rp 565,99 juta. Dengan menyasar pasar ritel, pemesanan mengalami oversubscribe sekitar 2,35 kali dari target awal yang disampaikan oleh seluruh Mitra Distribusi sebesar Rp 9,95 triliun.

Menariknya, lanjutnya dari 17.789 investor baru ORI015 generasi Milenial mendominasi sebesar 34,56% atau sebanyak 6.148 investor bila dibandingkan dengan ORI 014. Selain itu seluruh wilayah di Indonesia mengalami peningkatan pemesanan, terutama di wilayah Indonesia Tengah dan Timur sebesar 210%.

“Penurunan besaran nilai kupon berimbas nyata pada volume pemesanan yang dilakukan oleh Generasi Milenial dan Generasi Z yang mengalami peningkatan sebesar 214,42%. Sedangkan penggunaan SID membuat profil investor semakin teridentifikasi dengan baik,” pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5421 seconds (0.1#10.140)