Kementan Dorong Nganjuk Sebagai Penyangga Bawang Merah Nasional

Rabu, 28 November 2018 - 04:04 WIB
Kementan Dorong Nganjuk...
Kementan Dorong Nganjuk Sebagai Penyangga Bawang Merah Nasional
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya menjaga stabilisasi pasokan dan harga dalam menyambut Natal dan Tahun Baru. Ketersediaan bahan pokok penting khususnya cabai dan bawang merah harus aman sehingga konsumen tersenyum dan petani untung.

Berangkat dari ini, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi, melakukan pendampingan khusus ke 14 kabupaten penyangga nasional termasuk melakukan kunjungan ke Nganjuk, Jawa Timur, sebagai penyangga utama bawang merah.

Suwandi menjelaskan Kabupaten Nganjuk memiliki potensi pengembangan bawang merah yang cukup besar. Luas panen bisa mencapai 12.000 hektare per tahun sehingga terluas di Jawa Timur. Apabila produktivitas rata-rata 10 ton per hektare maka potensi produksi dalam setahun bisa mencapai 120.000 ton.

"Karenanya, kami optimistis ketersediaan bawang merah dari Natal sampai tahun baru aman dan tercukupi. Ini baru dari Nganjuk, ditambah Probolinggo, Malang, Sampang, Bojonegoro. Saya yakin ketersediaan aman," ungkapnya senyum, Selasa (27/11/2018).

Dirjen termuda lingkup Kementan ini menilai, dalam proses produksi bawang merah di Nganjuk dari hulu hingga hilir sudah bagus. Tinggal dimantapkan dan diperkuat hilirisasi hingga pengembangan industri olahan dan ekspor.

"Pada aspek hulu perlu diperkuat dengan benih biji unggul TSS sehingga lebih efisien dan diikuti teknik pemupukan dan pengendalian OPT ramah lingkungan," ujarnya.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Irita, menyebutkan luas panen sentra utama di Jawa Timur dalam setahun mencapai 38.000 hektare.

Kabupaten Nganjuk seluas 12.000 hektare dengan produktivitas 12 ton, Probolinggo 5.500 hektare produktivitas 7,27 ton, Malang 4.200 hektare produktivitas 8,31 ton, Sampang 3.800 hektare produktivitas 7,91 ton, Pamekasan 2.400 hektare produktivitas 7,48 ton, Bojonegoro 2.800 hektare produktivitas 5,35 ton dan Kediri 1.800 hektare produktivitas 5,55 ton.

"Jadi luas panen satu tahun 38.168 hektare, produksi bisa mencapai 301.825 ton dengan konsumsi 107.875 ton sehingga surplus 193.950 ton. Ini bisa menjaga suplai dan pasokan nasional," sebutnya.

Sementara itu, Kadis Pertanian Kabupaten Nganjuk, Istanto Winoto, mengatakan dalam perekonomian Kabupaten Nganjuk, sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting karena memiliki kontribusi besar terhadap pendapatan regional bruto (PDRB). Salah satu komoditas unggulan yang menyumbangkan nilai PDRB di sektor pertanian adalah bawang merah.

"Potensi pertanian yang dominan dengan wilayah pertanian sebesar 43.026 hektare dan memiliki jumlah rumah tangga tani sebesar 75% dari total rumah tangga di Kabupaten Nganjuk. Peranan pertanian yang dominan dapat dilihat dari struktur PDRB Kabupaten Nganjuk yakni 28,14%," katanya.

Menurut Puji Santoso, Ketua Kelompok Tani Rejeki Lancar Dusun Sumbersari Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, Kelompok taninya mengembangkan komoditas bawang merah dengan varietas dominan Tajuk "Bauci", Manjung, Trisula Katumi, Philip dan Sanren. Rata-rata produktivitas bawang merah varietas Tajuk dan Bauci bisa mencapai 15 hingga 20 ton per hektare.

"Break Event Point (BEP) atau titik impasnya Rp9.500 per kg dan harga saat ini pada kisaran Rp11.000 hingga Rp13.000 per kg di konsumen. Jadi petani saat ini meraup keuntungan. Bidang usaha lainnya yang kami lakukan adalah produsen benih bawang merah," ungkapnya.

Menurut Cahya Yudi Widianto peneliti dan breeder di wilayah Gondang mengatakan di wilayahnya juga di kenal adanya brambang putih. Jenisnya bawang merah (brambang) namun fenotipnya memang berwarna putih. Ditemukan di Gondang Nganjuk Jawa Timur oleh Cahya Yudi dan Puji Santoso. Sebelumnya oleh masyarakat setempat dipercaya sebagai sarana ritual tolak bala.

"Rasanya jauh lebih enak dan harum sehingga potensial dikembangkan. Rencananya untuk pengembangan baru mau ditanam benih 100 kg pada bulan ini di Nganjuk dan Jombang," ujarnya.

Cahya menambahkan, saat ini brambang putih diuji DNA di Laboratorium UGM untuk melihat kandungan dan prospektif pengembangan brambang putih ke depan. Hasil survei dari pihak pemerhati bawang merah dari Korea Selatan dan Malaysia menyatakan kesanggupan untuk mau membeli brambang putih seharga Rp150.000 per kilogram untuk dijadikan bahan dasar obat.

"Ini tentunya menjadi sangat prosfektif untuk dikembangkan ke depan," tegasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2461 seconds (0.1#10.140)