Pabrik Karet Sintetis Diyakini Bakal Dorong Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Kehadiran pabrik karet sintesis yang dibangun oleh PT Synthetic Rubber Indonesia diyakini oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto bakal mendorong industri manufaktur yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pasalnya karet menjadi produk yang memiliki beragam manfaat dalam perdagangan Indonesia.
“Industri manufaktur menghasilkan produk berdaya saing tinggi melalui pemanfaatan teknologi. Kehadiran SRI (PT Synthetic Rubber Indonesia) dapat memenuhi permintaan domestik maupun global dan berkontribusi langsung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara secara berkelanjutan,” ujar Menperin Airlangga di Jakarta, Kamis (29/11/2018).
Menurut Menperin, industri karet sintetis penting dikembangkan seiring meningkatnya kebutuhan di sektor industri. Karet sintetis banyak dimanfaatkan untuk memproduksi ban, conveyor belt, komponen karet, alas kaki, serta pembungkus kabel listrik.
"Kebutuhan karet sintetis di dalam negeri mencapai 230 ribu ton, sementara kapasitas produksi saat ini sebesar 75.000 ton. Sehingga pemenuhan kebutuhan saat ini melalui impor," tandasnya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor industri manufaktur Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada kuartal ketiga 2018, ekspor mencapai USD97,52 miliar atau meningkat 5,71% dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu USD92,25 miliar. Dalam kurun waktu tersebut, ekspor produk industri memberikan kontribusi sebesar 72,24% dari total ekspor nasional yang mencapai USD134,99 miliar.
“Industri manufaktur menghasilkan produk berdaya saing tinggi melalui pemanfaatan teknologi. Kehadiran SRI (PT Synthetic Rubber Indonesia) dapat memenuhi permintaan domestik maupun global dan berkontribusi langsung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara secara berkelanjutan,” ujar Menperin Airlangga di Jakarta, Kamis (29/11/2018).
Menurut Menperin, industri karet sintetis penting dikembangkan seiring meningkatnya kebutuhan di sektor industri. Karet sintetis banyak dimanfaatkan untuk memproduksi ban, conveyor belt, komponen karet, alas kaki, serta pembungkus kabel listrik.
"Kebutuhan karet sintetis di dalam negeri mencapai 230 ribu ton, sementara kapasitas produksi saat ini sebesar 75.000 ton. Sehingga pemenuhan kebutuhan saat ini melalui impor," tandasnya.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor industri manufaktur Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada kuartal ketiga 2018, ekspor mencapai USD97,52 miliar atau meningkat 5,71% dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu USD92,25 miliar. Dalam kurun waktu tersebut, ekspor produk industri memberikan kontribusi sebesar 72,24% dari total ekspor nasional yang mencapai USD134,99 miliar.
(akr)