Pertama Kali Sejak 2012, Penerimaan Negara di 2018 Lompati Target APBN
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa realisasi penerimaan negara pada 2018 mencapai Rp1.942,3 triliun. Realisasi ini melampaui target di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar Rp1.894,7 triliun.
Dia mengatakan, realisasi tersebut mencapai 102,5% dari target di APBN 2018. Menurutnya, ini pertama kalinya realisasi penerimaan negara lampaui dari target di APBN 2018.
"Ini adalah suatu hasil yang sangat baik. Kalau kita lihat kebelakang, APBN 2018 adalah yang pernah mengalami realisasi lebih besar dari UU APBN nya. Jadi pertama kali lagi APBN kita bisa mencapai lebih besar semenjak 2012," katanya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Wanita yang akrab disapa Ani ini menyebutkan, pertumbuhan penerimaan negara ini adalah sebesar 16,6% jauh lebih tinggi dibanding 2017 yang sebesar 7,1%. Kenaikan penerimaan negara tersebut sudah lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2017.
Dari komponennya, penerimaan perpajakan mencapai Rp1.521,4 triliun atau mencapai 94% dari target. Pertumbuhan penerimaan perpajakan mencapai 13,2%.
"Penerimaan perpajakan kita tumbuhnya sangat tinggi dibanding tahun lalu yaitu 13,2%. Jauh lebih tinggi dari kenaikan GDP kita yang tumbuh 5,15%. Dan jauh lebih tinggi dari 2017 yang pertumbuhannya hanya 4,6%," imbuh dia.
Masih menurut Ani, yang memberikan sumbangan besar terhadap penerimaan negara tahun 2018 adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang realisasinya mencapai 147,8% dari target di APBN 2018. Adapun realisasi PNBP pada 2018 ebesar Rp407,1 triliun dari target Rp275,4 triliun.
"Selain itu, penerimaan hibah juga mengalami kenaikan cukup tajam. Dari tadinya diperkirakan Rp1,2 triliun, realisaisnya Rp13,9 triliun atau dalam hal ini persentasenya 1.116% dari original," tandasnya.
Dia mengatakan, realisasi tersebut mencapai 102,5% dari target di APBN 2018. Menurutnya, ini pertama kalinya realisasi penerimaan negara lampaui dari target di APBN 2018.
"Ini adalah suatu hasil yang sangat baik. Kalau kita lihat kebelakang, APBN 2018 adalah yang pernah mengalami realisasi lebih besar dari UU APBN nya. Jadi pertama kali lagi APBN kita bisa mencapai lebih besar semenjak 2012," katanya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Wanita yang akrab disapa Ani ini menyebutkan, pertumbuhan penerimaan negara ini adalah sebesar 16,6% jauh lebih tinggi dibanding 2017 yang sebesar 7,1%. Kenaikan penerimaan negara tersebut sudah lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2017.
Dari komponennya, penerimaan perpajakan mencapai Rp1.521,4 triliun atau mencapai 94% dari target. Pertumbuhan penerimaan perpajakan mencapai 13,2%.
"Penerimaan perpajakan kita tumbuhnya sangat tinggi dibanding tahun lalu yaitu 13,2%. Jauh lebih tinggi dari kenaikan GDP kita yang tumbuh 5,15%. Dan jauh lebih tinggi dari 2017 yang pertumbuhannya hanya 4,6%," imbuh dia.
Masih menurut Ani, yang memberikan sumbangan besar terhadap penerimaan negara tahun 2018 adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang realisasinya mencapai 147,8% dari target di APBN 2018. Adapun realisasi PNBP pada 2018 ebesar Rp407,1 triliun dari target Rp275,4 triliun.
"Selain itu, penerimaan hibah juga mengalami kenaikan cukup tajam. Dari tadinya diperkirakan Rp1,2 triliun, realisaisnya Rp13,9 triliun atau dalam hal ini persentasenya 1.116% dari original," tandasnya.
(fjo)