Harga Minyak Melonjak 2,5% Karena Pengetatan Ekspor Minyak Arab Saudi

Kamis, 03 Januari 2019 - 09:07 WIB
Harga Minyak Melonjak 2,5% Karena Pengetatan Ekspor Minyak Arab Saudi
Harga Minyak Melonjak 2,5% Karena Pengetatan Ekspor Minyak Arab Saudi
A A A
NEW YORK - Harga minyak mentah melompat tinggi pada perdagangan hari pertama tahun 2019, disebabkan oleh pengetatan pasokan dari Arab Saudi. Mereka mengetatkan pasokan untuk ekspor demi mengimbangi produksi besar-besaran Amerika Serikat dan Rusia.

Melansir dari Reuters, Kamis (3/1/2019), harga minyak mentah patokan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) melonjak USD1,13 alias 2,5% menjadi USD46,54 per barel. Harga minyak Brent International bertambah USD1,13 atau 2,1% menjadi USD54,93 per barel.

Para pedagang mengatakan bahwa Arab Saudi telah memulai pemangkasan produksi minyak sejak akhir tahun. Menurut data Bloomberg, ekspor minyak Arab Saudi pada bulan Desember turun sekitar setengah juta barel per hari menjadi 7,25 juta barel per hari.

Dan mulai Januari ini, Arab Saudi dan negara-negara OPEC akan memangkas produksi minyak mereka sebesar 1,2 juta barel per hari demi mendongkrak harga.

"Arab Saudi sedang menurunkan produksi demi mengimbangi melonjaknya persediaan minyak mentah AS demi mengetatkan pasokan global," terang John Kilduff, founding partner di energy hedge fund Again Capital.

Amerika Serikat dan Rusia, dua negara produsen minyak besar non-OPEC terus memompa produksi mereka sehingga merosotkan harga minyak. Rusia menyatakan telah memompa minyak hingga 11,16 juta barel per hari pada 2018, rekor tertinggi setelah bubarnya Uni Soviet. AS telah meningkatkan produksi minyaknya hingga mencapai 11,54 juta barel per hari.

Hal ini membuat harga minyak mentah anjlok di tahun 2018, pertama sejak tahun 2015. Harga WTI merosot hingga 25% dan harga Brent International jatuh sekitar 20%. Harga minyak jatuh sejak kuartal IV-2018 karena kelebihan pasokan, demi mengimbangi permintaan global karena kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8110 seconds (0.1#10.140)