Ekonomi Jerman Posisi Teratas Paling Inovatif di Dunia

Sabtu, 05 Januari 2019 - 16:07 WIB
Ekonomi Jerman Posisi...
Ekonomi Jerman Posisi Teratas Paling Inovatif di Dunia
A A A
BERLIN - Jerman saat ini memimpin dalam hal inovasi, dimana sebagian besar berkat kecepatannya mengembangkan teknologi baru seperti mobil tanpa pengemudi. Dalam laporan daya saing global Forum Ekonomi Dunia terbaru, Jerman berada di posisi teratas sebagai ekonomi paling inovatif di dunia dengan skor 87,5 dari 100 dalam pilar kapabilitas Inovasi yang merupakan salah satu dari 12 pendorong produktivitas negara.

Seperti dilansir weforum, Peringkat Jerman mengungguli AS, ekonomi paling kompetitif di dunia yang berada pada urutan kedua untuk inovasi lewat nilai 86,5 diikuti Swiss ke tempat ketiga dengan 82,1. Berdasarkan indeks terbaru, kecepatan di mana negara dapat mengadopsi ide-ide baru, metode dan produk bakal memberi mereka keunggulan kompetitif ketika Revolusi Industri 4.0 terus berlanjut.

Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia, langkah tradisional menuju pertumbuhan dan keberhasilan dinilai tidak lagi cukup hanya mengandalkan pemotongan biaya dan efisiensi. Sebaliknya negara-negara yang dapat beralih dari generasi ide menjadi komersialisasi produk yang paling cepat sukses, dalam 'ekosistem inovasi' di berbagai sektor yang imbasnya akan memiliki produktivitas terbesar.

Ekosistem inovasi ini diukur oleh lima sub-pilar seperti komersialisasi, interaksi dan keragaman, persyaratan administratif, penelitian dan pengembangan serta budaya wirausaha. Tetapi faktor-faktor lain yang menentukan kemampuan suatu negara untuk berinovasi, termasuk adopsi informasi dan teknologi komunikasi, kualitas pendidikan dan intensitas kompetisi.

Kemampuan inovasi memiliki skor rata-rata terendah pada semua 12 pilar, yakni hanya 36 untuk menunjukkan bagaimana sebagian besar negara berjuang untuk mendapatkannya. Secara umum, ekonomi dengan berpenghasilan tinggi mendapat skor lebih besar pada lima sub-pilar utama, menunjukkan ekosistem inovasi mereka lebih berkembang.

Dua ‘super inovator’ Jerman dan AS menonjol dari inovator lain seperti Korea serta Jepang untuk penggerak inovasi, berada di bawah sub-pilar budaya wirausaha dan Interaksi ditambah keragaman. Tetapi belum ada ekonomi yang merupakan 'inovator sempurna' dimana semuanya harus melangkah lebih jauh untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang disajikan oleh Revolusi Industri 4.0.

Kenapa Jerman Jadi Super Inovator


Posisi Jerman sebagai inovator top dunia disebabkan oleh banyaknya ide yang muncul di industri otomotif, dimana mereka fokus pada mobilitas jaringan digital, kendaraan tanpa pengemudi dan mobil listrik. Dalam indeks Forum, mereka negara yang menemukan pemutar MP3 dan sel bahan bakar peringkat 5 untuk aplikasi paten, dengan 295,32 per juta populasi.

Indeks juga memaparkan, bahwa tingkat kecanggihan pembeli cukup tinggi (66.1) sehingga perusahaan ditantang terus-menerus untuk berinovasi, sementara inovator diuntungkan dari sektor bisnis yang bersemangat untuk membawa inovasi ke pasar (81,6, posisi ke-2). Guna mencapai hal ini, dihabiskan 2,9% dari PDB untuk penelitian dan pengembangan (Litbang) di urutan ke-10.

Sementara beberapa pemerintah menanggapi krisis ekonomi global dengan memangkas pengeluaran untuk litbang, Jerman justru meningkatkan pendanaan bagi usaha kecil dan menengah serta proyek-proyek e-mobilitas. Di 2016, Pengeluaran Domestik Bruto untuk Litbang (GERD) kembali ke level sebelum krisis, yaitu 123 miliar dalam pembelian paritas dolar (PPP $), menurut Indeks Inovasi Global 2018, yang membuat Jerman menempati peringkat ke-9.

Komitmen pada pengembangan, menjadi sinyal produsen mobil Jerman sedang menatap masa depan. Pada 2017, 2.633 paten diterapkan di bidang mobil tanpa pengemudi, naik 14% pada 2016. Volkswagen, pembuat mobil terbesar di dunia, menghabiskan 11,6 miliar euro untuk penelitian di 2017, menempatkannya ke-5 di dunia untuk R&D yang dibelanjakan di belakang Amazon pada posisi pertama dengan 20,1 miliar euro.

Pada tahun 2017, total 128.921 paten terdaftar di Kantor Paten dan Merek Dagang Jerman (DPMA), yang terbesar di Eropa dan terbesar kelima di dunia, serta satu dari tiga aplikasi paten di Eropa berasal dari Jerman. Diterangkan melindungi perusahaan inovatif membuat perusahaan individu dan Jerman sebagai lokasi industri lebih kompetitif. Konsumen juga mendapat untung dari produk-produk inovatif.

Tetapi tidak satu pun dari inovasi bakal muncul tanpa lembaga penelitian publik dan swasta. Dalam indeks Forum, Jerman berada di urutan ketiga untuk kualitas publikasi penelitiannya dan keempat untuk kualitas lembaga-lembaganya, dengan skor 100 untuk masing-masing. Jerman memiliki lebih dari 1.000 lembaga publik serta didanai publik untuk sains, penelitian dan pengembangan.

Hampir 600 jaringan penelitian dan inovasi serta cluster, dengan 614.000 staf untuk penelitian dan pengembangan (Litbang) termasuk 358.000 peneliti. Tujuan utama negara ini, sebagaimana digagas Kementerian Federal Pendidikan dan Penelitian dalam Strategi Teknologi Tinggi, adalah agar sains dan industri bekerja sama untuk "membawa Jerman menjadi pemimpin inovasi global".
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1148 seconds (0.1#10.140)