Target Perdagangan RI-AS Jadi USD50 Miliar, Mendag Pimpin Delegasi

Jum'at, 18 Januari 2019 - 03:13 WIB
Target Perdagangan RI-AS Jadi USD50 Miliar, Mendag Pimpin Delegasi
Target Perdagangan RI-AS Jadi USD50 Miliar, Mendag Pimpin Delegasi
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menegaskan, bakal terus memperkuat kemitraan perdagangan dan investasi dengan Amerika Serikat (AS), di tengah tahun ke-70 hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS. Mengawali diplomasi perdagangan Indonesia tahun ini, Mendag pimpin delegasi ke AS pada 14 hingga 19 Januari 2019.

“Kunjungan kerja sekaligus misi dagang ini dilakukan karena AS merupakan salah satu negara terpenting tujuan ekspor Indonesia dan sumber investasi asing saat ini. Melalui kunjungan kerja ini, Indonesia terus menjaga dialog terbuka untuk memperkuat kemitraan perdagangan dan investasi dengan AS,” ujar Mendag di Jakarta, Kamis (17/1).

Delegasi bisnis Indonesia yang menyertai kunjungan kerja Mendag kali ini terdiri dari para pengusaha yang berminat mengembangkan ekspor dan impor dengan AS, serta melakukan investasi baik di AS maupun di Indonesia.

Hal ini merupakan kelanjutan dari kunjungan kerja pada bulan Juli 2018, dimana Mendag RI dan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross antara lain sepakat untuk meningkatkan perdagangan dua arah dari USD28 miliar saat ini menjadi USD50 miliar.

Salah satu kegiatan dalam kunjungan kerja Mendag kali ini adalah pertemuan dengan Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Duta Besar Robert E. Lighthizer di kantor USTR di Washington DC, AS, pada hari Selasa (15/1) waktu setempat. Dalam pertemuan tersebut antara lain dibahas perkembangan isu-isu terkait Generalized System of Preferences/GSP yang saat ini tengah ditinjau kembali oleh Pemerintah AS.

“Pertemuan dengan USTR berlangsung konstruktif karena kedua pihak memahami bahwa program GSP bagi Indonesia sesungguhnya menguntungkan kedua negara karena produk ekspor Indonesia yang mendapatkan fasilitas GSP tersebut memang dibutuhkan oleh pelaku usaha di AS dalam proses produksi mereka sehingga kompetitif,” tutur Mendag.

Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan pembahasan mengenai peninjauan GSP ini agar dicapaihasil yang positif dan saling menguntungkan. Sementaraitu, fasilitas GSP saat ini masih tetap diberikan kepada Indonesia. “Dengan demikian, tidak perlu ada kekhawatiran di kalangan eksportir Indonesia untuk memanfaatkan fasilitas ini,” imbuh Mendag.

Dalam pertemuan Mendag dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) AS, Presiden dan CEO Kadin AS Tom Donohue menyatakan dukungan kuat terhadap keberlanjutan program GSP karena telah memberi manfaat nyata bagi kedua pihak. Anggota Kadin AS juga mendapatkan informasi terbaru dari Mendag mengenai agenda perdagangan yang ditempuh Indonesia pada tahun 2018 serta rencana selanjutnya di tahun 2019 untuk membawa Indonesia lebih dalam lagi ke dalam mata rantai pasok global.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4733 seconds (0.1#10.140)