Kompetisi Ketat, Hotel di Bandung Gandeng Jaringan Hotel Internasional

Jum'at, 18 Januari 2019 - 15:01 WIB
Kompetisi Ketat, Hotel...
Kompetisi Ketat, Hotel di Bandung Gandeng Jaringan Hotel Internasional
A A A
BANDUNG - Pertumbuhan jumlah kamar hotel di wilayah Bandung raya yang cukup pesat berdampak pada bisnis perhotelan di Kota Kembang. Persaingan menjadi semakin ketat dan tingkat okupansi pun menurun.

Data Badan Pusat Pusat Statistik (BPS) Jabar menyebutkan, bisnis hotel kelas melati di Bandung terus meredup akibat tingkat isian kamar yang sangat rendah dan terus menurun. Bahkan, okupansi hotel berbintang saja, rata-rata hanya 45% per bulannya.

CEO Hotel Topas Artwin Bunardi mengatakan, persaingan di bisnis hotel di Bandung tak hanya dari sisi tarif kamar, tetapi juga kelengkapan infrastuktur pendukung. Masuknya jaringan hotel internasional yang menawarkan properti baru dan lengkap membuat persaingan semakin tajam.

"Kunjungan wisatawan ke Bandung saat weekend cukup tinggi dan tingkat okupansi biasanya naik signifikan. Tapi saat weekday angka okupansi bisa turun hingga 20%," kata Artwin di Bandung, Jumat (18/1/2019).

Karena itu, untuk mendongkrak okupansi, hotel di Bandung banyak bergabung dengan jaringan hotel internasional. Hotel Topas misalnya, menjadi bagian dari perusahaan jaringan hotel internasional, OYO Hotels. Melalui jaringan yang dimiliki OYO, kata dia, pihaknya bisa melakukan promosi ke seluruh dunia menggunakan teknologi canggih.

Hasilnya, kata dia, ekspansi yang awalnya sangat rendah, kini meningkat rata-rata mencapai 65% pada weekday dan 80% saat weekend. "Dari sisi pendapatan juga naik. Kami memanfaatkan teknologi canggih untuk menawarkan harga dan review hotel," tuturnya.

Country Head OYO Indonesia Rishabh Gupta mengatakan, saat ini sudah ada 15 hotel yang telah menjalin kerja sama dengan pihaknya. Bahkan, dalam waktu dekat jumlahnya bakal bertambah menjadi 27 hotel dengan jumlah kamar mencapai ratusan.

"Kami menargetkan sebanyak-banyaknya. Melihat pertumbuhan wisatawan yang datang ke Bandung terus meningkat, dalam dua tahun ke depan kami berharap banyak lagi yang bergabung," kata Rishabh.

Bandung merupakan salah satu kota destinasi wisata favorit di Indonesia. Setiap tahunnya, sekitar 5-6 juta wisatawan mengunjungi Bandung. "Di Bandung, OYO telah memiliki 15 hotel, lebih dari 610 kamar eksklusif dan dan 40 OYO-preneur, hanya dalam waktu dua bulan sejak beroperasi di kota ini," ujar Rishabh.

OYO berkomitmen merangkul semua hotel independen, baik kelas melati hingga hotel berbintang yang sesuai persyaratan perusahaan. Secara keseluruhan, kata dia, di Indonesia OYO menyiapkan investasi hingga USD100 juta (sekitar Rp1,4 triliun).

Rishabh menambahkan, secara nasional OYO telah mengalami pertumbuhan bisnis sebesar lima kali lipat. Sejak beroperasi di Indonesia pada Oktober 2018, pihaknya telah memiliki lebih dari 150 hotel di 16 kota.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)