IPC Diyakini Capai Target Arus Peti Kemas
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau International Port Corporation (IPC) diperkirakan mampu mencapai target arus peti kemas sebanyak 7,57 juta TEUs pada 2019.
Hal ini didukung fasilitas penunjang yang baik serta akses dari dan ke pelabuhan yang memadai. ”Fasilitas mulai dari dermaga, kolam pelabuhan, lapangan penumpukan dan gudang, serta peralatan, khususnya peralatan bongkar muat, baik di lini 1 dan lini 2 serta pluguntuk kontainer, saya kira sudah cukup baik,” ujar pengamat maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Saut Gurning dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Kendati demikian, Saut menyayangkan, karena target yang ditetapkan terbilang standar hanya tumbuh 2,4%. ”Pertumbuhan kontainer mestinya bisa lebih dari itu,” katanya. Seperti diketahui, pada tahun lalu arus peti kemas (kontainer) yang dilayani IPC mencapai sebesar 7,39 juta TEUs.
Sementara arus nonpeti kemas tahun ini ditargetkan mencapai 73,27 juta ton naik 29% dibandingkan tahun 2018. Menurut Saut, target arus peti kemas seharusnya bisa lebih dari7,57 juta TEUs karena fasilitas yang dimiliki IPC cukup menunjang, meski masih ada kendala terkait kemacetan di gate pelabuhan atau koordinasi dengan instansi terkait.
Saut menjelaskan, beberapa hal yang bisa dilakukan IPC agar melampaui target adalah bagaimana fasilitas perdagangan khususnya kontainer dari dan ke sejumlah terminal kontainer di lingkungan IPC bisa lebih meningkat dari tahun sebelumnya.
”Upaya memfasilitasi kegiatan perdagangan di semua terminal kontainer IPC perlu diperkuat terus agar layanan teknis semakin cepat, efisien, dan lebih aman,” ujarnya. Dia menjelaskan perkembangan arus peti kemas secara umum semakin baik.
Mulai dari fasilitas, peralatan, sistem pendukung termasuk IT atau digitalisasi jasa, serta akses dari dan ke luar pelabuhan. Begitu pula dengan pertumbuhan kontainer juga cukup baik sekarang.
Sementara itu, Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya sebelumnya mengatakan, aktivitas pelabuhan di Indonesia saat ini masih tinggi dan banyak kapal melakukan kegiatan ekspor-impor dari dan ke sejumlah negara Asia dan Eropa.
Menurutnya, Pelabuhan Tanjung Priok saat ini semakin banyak disinggahi kapal transit yang mengangkut barang untuk berbagai keperluan. Hal ini berdampak pada trafik pelabuhan kian meningkat.
Dari sisi angkutan domestik, distribusi barang antarpelabuhan juga masih sangat tinggi sehingga aktivitas kapal ramai. ”Kami sangat optimistis kinerja tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu,” ujarnya. (Yanto Kusdiantono)
Hal ini didukung fasilitas penunjang yang baik serta akses dari dan ke pelabuhan yang memadai. ”Fasilitas mulai dari dermaga, kolam pelabuhan, lapangan penumpukan dan gudang, serta peralatan, khususnya peralatan bongkar muat, baik di lini 1 dan lini 2 serta pluguntuk kontainer, saya kira sudah cukup baik,” ujar pengamat maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Saut Gurning dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Kendati demikian, Saut menyayangkan, karena target yang ditetapkan terbilang standar hanya tumbuh 2,4%. ”Pertumbuhan kontainer mestinya bisa lebih dari itu,” katanya. Seperti diketahui, pada tahun lalu arus peti kemas (kontainer) yang dilayani IPC mencapai sebesar 7,39 juta TEUs.
Sementara arus nonpeti kemas tahun ini ditargetkan mencapai 73,27 juta ton naik 29% dibandingkan tahun 2018. Menurut Saut, target arus peti kemas seharusnya bisa lebih dari7,57 juta TEUs karena fasilitas yang dimiliki IPC cukup menunjang, meski masih ada kendala terkait kemacetan di gate pelabuhan atau koordinasi dengan instansi terkait.
Saut menjelaskan, beberapa hal yang bisa dilakukan IPC agar melampaui target adalah bagaimana fasilitas perdagangan khususnya kontainer dari dan ke sejumlah terminal kontainer di lingkungan IPC bisa lebih meningkat dari tahun sebelumnya.
”Upaya memfasilitasi kegiatan perdagangan di semua terminal kontainer IPC perlu diperkuat terus agar layanan teknis semakin cepat, efisien, dan lebih aman,” ujarnya. Dia menjelaskan perkembangan arus peti kemas secara umum semakin baik.
Mulai dari fasilitas, peralatan, sistem pendukung termasuk IT atau digitalisasi jasa, serta akses dari dan ke luar pelabuhan. Begitu pula dengan pertumbuhan kontainer juga cukup baik sekarang.
Sementara itu, Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya sebelumnya mengatakan, aktivitas pelabuhan di Indonesia saat ini masih tinggi dan banyak kapal melakukan kegiatan ekspor-impor dari dan ke sejumlah negara Asia dan Eropa.
Menurutnya, Pelabuhan Tanjung Priok saat ini semakin banyak disinggahi kapal transit yang mengangkut barang untuk berbagai keperluan. Hal ini berdampak pada trafik pelabuhan kian meningkat.
Dari sisi angkutan domestik, distribusi barang antarpelabuhan juga masih sangat tinggi sehingga aktivitas kapal ramai. ”Kami sangat optimistis kinerja tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu,” ujarnya. (Yanto Kusdiantono)
(nfl)