Penanaman Modal Asing Turun Seiring Tren Ekonomi Global

Rabu, 30 Januari 2019 - 13:07 WIB
Penanaman Modal Asing Turun Seiring Tren Ekonomi Global
Penanaman Modal Asing Turun Seiring Tren Ekonomi Global
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal IV/2018 senilai Rp99 triliun. Capaian ini dibanding periode yang sama tahun 2017 menurun 11,6% dari nilai realisasi Rp112,0 triliun.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, PMA yang turun tahun lalu sejalan dengan kondisi perekonomian global. Rata-rata PMA secara global turun 20% sepanjang 2018.

"Data PMA tahun lalu mengalami penurunan konsisten dengan data di Bank Indonesia, konsisten dengan tren global. Secara global foreign direct investment di dunia turun 20% dibanding 2017," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
(Baca Juga: Naik 4,1%, BKPM Catat Realisasi Investasi di 2018 Capai Rp721,3 T)
Menurut Thomas, Online Single Submission (OSS) baru berjalan sekitar satu bulan. Sehingga, platform kemudahan investasi ini belum terlihat dampaknya tahun lalu terhadap PMA.

"Baru 28-29 hari OSS kami ambil alih dari Kemenko Perekonomian. Masih proses transisi, masih banyak tantangan dan kesulitan, masih banyak catching-up ada ratusan email yang belum dijawab di tim Kemenko Perekonomian," katanya.

Realisasi investasi PMA berdasarkan sektor usaha adalah listrik, gas dan air USD1,4 miliar), transportasi, gudang dan telekomunikasi USD1,1 miliar, pertambangan USD800 juta, perumahan, kawasan industri dan perkantoran USD700 juta dan industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya USD500 juta.

"Apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar USD2,4 miliar atau 32,6% dari total PMA," pungkas Thomas.

Adapun, realisasi investasi PMA berdasarkan lokasi proyek adalah DKI Jakarta USD1,3 miliar, Jawa Barat USD1 miliar, Jawa Tengah USD800 juta, Banten USD500 juta dan Jawa Timur USD400 juta.

Realisasi investasi PMA berdasarkan asal negara adalah Singapura USD2,5 miliar, Jepang USD1,2 miliar, Malaysia USD600 juta, China USD500 juta dan Hong Kong USD400 juta.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0497 seconds (0.1#10.140)