Pertumbuhan Ekonomi 5,17%, Kepala BKPM: Investasi Melambat
Rabu, 06 Februari 2019 - 13:53 WIB
Pertumbuhan Ekonomi 5,17%, Kepala BKPM: Investasi Melambat
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, investasi yang melambat membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 hanya sebesar 5,17%. Capaian ini lebih rendah dibanding target Kementerian Keuangan sebesar 5,2% dan target APBN 2018 sebesar 5,4%.
Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong, mengatakan raihan realisasi investasi sepanjang tahun lalu tidak menggembirakan. Sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Jadi, memang realisasi investasi di 2018 cukup mengecewakan. Pertumbuhan investasi melambat dari diatas 10% di 2017 menjadi hanya diatas 4% di 2018," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Thomas menjelaskan, hal ini tentunya juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ekonomi secara total di bawah keinginan. Namun, pihaknya optimistis arus investasi tahun 2019 bisa kembali menguat.
"Sudah mulai kelihatan dari dialog kami dengan investor besar. Iya investor besar semakin nyaman bahwa badai sudah lewat," katanya.
Menurut Thomas, ada optimisme yang semakin kuat dikalangan investor mengenai tahun pemilihan umum (Pemilu) yang aman dan tertib. Selain itu, jurus kebijakan pemerintah yang pragmatis dan reformis.
"Jadi, sudah keliatan tanda-tanda awal investasi akan pulih di 2019. Khususnya, setelah pelemahan yang cukup signifikan di 2018," tutur dia.
Adapun, dalam beberapa bulan ini akan ada beberapa groundbreaking pabrik baru yang bernilai triliunan rupiah. Lokasinya ada di Banten, Jabodetabek, dan Jawa Barat.
"Sektor industri yang besar-besar, arus modal digital juga jalan terus, pengumuman dari Tokopedia, Go-Jek dan Grab. Semua masih terus terima inevstasi dalam jumlah besar, juga membantu angka realisasi secara total," pungkas Thomas.
Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong, mengatakan raihan realisasi investasi sepanjang tahun lalu tidak menggembirakan. Sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Jadi, memang realisasi investasi di 2018 cukup mengecewakan. Pertumbuhan investasi melambat dari diatas 10% di 2017 menjadi hanya diatas 4% di 2018," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Thomas menjelaskan, hal ini tentunya juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ekonomi secara total di bawah keinginan. Namun, pihaknya optimistis arus investasi tahun 2019 bisa kembali menguat.
"Sudah mulai kelihatan dari dialog kami dengan investor besar. Iya investor besar semakin nyaman bahwa badai sudah lewat," katanya.
Menurut Thomas, ada optimisme yang semakin kuat dikalangan investor mengenai tahun pemilihan umum (Pemilu) yang aman dan tertib. Selain itu, jurus kebijakan pemerintah yang pragmatis dan reformis.
"Jadi, sudah keliatan tanda-tanda awal investasi akan pulih di 2019. Khususnya, setelah pelemahan yang cukup signifikan di 2018," tutur dia.
Adapun, dalam beberapa bulan ini akan ada beberapa groundbreaking pabrik baru yang bernilai triliunan rupiah. Lokasinya ada di Banten, Jabodetabek, dan Jawa Barat.
"Sektor industri yang besar-besar, arus modal digital juga jalan terus, pengumuman dari Tokopedia, Go-Jek dan Grab. Semua masih terus terima inevstasi dalam jumlah besar, juga membantu angka realisasi secara total," pungkas Thomas.
(ven)
