Ramalan Tahun Ekonomi Terburuk Bank of England di 2019

Jum'at, 08 Februari 2019 - 02:07 WIB
Ramalan Tahun Ekonomi Terburuk Bank of England di 2019
Ramalan Tahun Ekonomi Terburuk Bank of England di 2019
A A A
LONDON - Bank of England meramalkan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan menjadi yang paling lambat sejak 2009 saat mengalami krisis keuangan. Diperkirakan ekonomi Inggris tumbuh 1,2% di 2019 atau lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar 1,7% yang dibuat pada bulan November, lalu.

Seperti dilansir BBC, pihak Bank Sentral mengutarakan telah melihat tanda-tanda lanjutan bahwa sektor bisnis cenderung berhati-hati menjelang akhir negosiasi Brexit alias keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa. Sementara seperti sudah diantisipasi, suku bunga tetap ditahan pada posisi 0,75%.

Bank menempatkan penurunan pertumbuhan dipengaruhi, lantaran adanya penyusutan investasi serta pembangunan rumah serta berkurangnya separuh dari tingkat pertumbuhan ekspor. Inggris juga dihantam oleh pertumbuhan lebih lambat dari yang diperkirakan di zona euro dan China.

Hal ini disampaikan pihak bank dalam Laporan Inflasi Triwulanan. "Pertumbuhan tampaknya telah melambat pada akhir 2018 dan diperkirakan akan tetap tenang dalam waktu dekat," katanya saat Bank bahkan melihat peluang satu dari empat dari perekonomian tergelincir ke dalam resesi di paruh kedua tahun ini.

Ketidakpastian Brexit masih membayangi, dimana survei yang dilakukan terhadap 208 perusahaan menunjukkan bahwa setengah di antaranya mulai menyiapkan rencana serta mengantisipasi Brexit dengan tanpa kesepakatan. Tercatat terjadi penurunan tajam dalam investasi bisnis pada akhir tahun lalu.

"Ketidakpastian tampaknya telah meningkat baru-baru ini, dan mungkin telah membebani investasi lebih dari yang diperkirakan pada bulan Agustus," kata Bank Dunia.

Di sisi lain, suku bunga acuan Inggris bertahan pada level 0,75% saat Bank of England terakhir kali menaikkan suku bunga pada bulan Agustus. Banyak ekonom berpikir bahwa begitu ketidakpastian Brexit hilang, maka ekonomi akan meningkat dan Bank harus menaikkan suku bunga.

Namun, data ekonomi baru-baru ini menunjukkan kelemahan dalam ekonomi Inggris. Pertumbuhan di sektor jasa, bagian terbesar dari ekonomi, tampaknya telah stagnan pada Januari, menurut survei yang diawasi ketat terhadap manajer pembelian.

Samuel Tombs, seorang ekonom di Pantheon Macroeconomics, memperkirakan bahwa Bank Dunia akan menaikkan suku bunga sekali tahun ini dan dua kali pada tahun 2020. "Kami masih berpikir mampu rebound terkait pertumbuhan PDB, jika kesepakatan Brexit tercapai, akan mengakibatkan suku bunga naik lebih jauh daripada yang diasumsikan oleh Bank dan pasar keuangan," ungkap Kepala Ekonom Inggris Paul Dales di Capital Economics.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7566 seconds (0.1#10.140)