Wall Street Menguat Merespon Risalah Federal Reserve
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat (Wall Street) ditutup lebih tinggi pada perdagangan Rabu setempat, setelah merespon risalah bank sentral AS, Federal Reserve yang menyatakan ekonomi dan pasar tenaga kerja AS tetap kuat. Meski demikian, Wall Street memberi sinyal untuk tetap mempertahankan suku bunga di tahun ini.
Mengutip dari CNBC, Kamis (21/2/2019), risalah The Fed membuat indeks Nasdaq naik ke level 7.489,07, dan mencatat kenaikan delapan hari beruntun. Dow Jones Industrial Average bertambah 63,12 poin menjadi 25.954,44. Indeks S&P 500 menguat 0,2% ke level 2.784,70.
Risalah pertemuan The Fed pada Januari, menyatakan risiko perlambatan ekonomi AS telah mereda. Namun, perlambatan ekonomi global masih terjadi, terutama di China dan Eropa.
"Perlambatan pertumbuhan telah menjadi paduan suara yang membuat pasar menjadi rendah. Tapi pertumbuhan yang lambat tidak berarti resesi. Dan hari ini, kami mendengar kabar baik dari The Fed. Ini memberi hal signifikan pada pasar," kata Mike Loewengart, wakil presiden strategi investasi di E-Trade.
Selain risalah The Fed, investor juga mengamati perkembangan pembicaraan dagang AS dengan China. Pembicaraan tingkat lebih tinggi diharapkan digelar pada akhir Februari ini. Dan pasar berharap kedua negara ekonomi besar dunia itu dapat menyelesaikan sengketa dagang yang sudah berjalan lama sebelum tenggat waktu di awal Maret.
"Kami melihat pemulihan harga saham akan lebih baik lagi bila terjadi kemajuan pembicaraan perdagangan. Dan kita ingin melihat kebijakannya, bukan sekadar kemajuan negosiasi," kata Eric Wiegand, manajer portofolio senior di US Bank Wealth Management.
Mengutip dari CNBC, Kamis (21/2/2019), risalah The Fed membuat indeks Nasdaq naik ke level 7.489,07, dan mencatat kenaikan delapan hari beruntun. Dow Jones Industrial Average bertambah 63,12 poin menjadi 25.954,44. Indeks S&P 500 menguat 0,2% ke level 2.784,70.
Risalah pertemuan The Fed pada Januari, menyatakan risiko perlambatan ekonomi AS telah mereda. Namun, perlambatan ekonomi global masih terjadi, terutama di China dan Eropa.
"Perlambatan pertumbuhan telah menjadi paduan suara yang membuat pasar menjadi rendah. Tapi pertumbuhan yang lambat tidak berarti resesi. Dan hari ini, kami mendengar kabar baik dari The Fed. Ini memberi hal signifikan pada pasar," kata Mike Loewengart, wakil presiden strategi investasi di E-Trade.
Selain risalah The Fed, investor juga mengamati perkembangan pembicaraan dagang AS dengan China. Pembicaraan tingkat lebih tinggi diharapkan digelar pada akhir Februari ini. Dan pasar berharap kedua negara ekonomi besar dunia itu dapat menyelesaikan sengketa dagang yang sudah berjalan lama sebelum tenggat waktu di awal Maret.
"Kami melihat pemulihan harga saham akan lebih baik lagi bila terjadi kemajuan pembicaraan perdagangan. Dan kita ingin melihat kebijakannya, bukan sekadar kemajuan negosiasi," kata Eric Wiegand, manajer portofolio senior di US Bank Wealth Management.
(ven)