Dorong Pembangunan Kawasan Melalui Pelabuhan Tanjung Api-Api
A
A
A
BANYUASIN - Peresmian Pelabuhan Laut Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin, diharapkan bisa menjadi momen dalam upaya mendorong percepatan pengembangan kawasan pertumbuhan perekonomian di Sumatera Selatan. Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) R. Agus H. Purnomo menerangkan, pengoperasian ini dimaksudkan untuk meningkatkan konektivitas.
“Menyambungkan dan membuka keterisolasian, memudahkan dan menekan biaya transportasi maupun logistik. Jadi tidak hanya mempercepat pembangunan ekonomi namun juga salah satu upaya untuk mempersatukan Indonesia," ungkap Dirjen Agus yang mewakili Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (13/3/2019).
Dirjen Agus menambahkan, Infrastruktur yang baik akan mendukung kelancaran proses distribusi barang dan perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain. “Hal tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing Indonesia dengan Negara lain secara internasional, oleh karenanya kita perlu menciptakan pondasi yang kuat melalui pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia," paparnya.
Pelabuhan Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin awalnya dibangun untuk melayani komoditas batubara. Namun, ke depan pelabuhan ini diharapkan dapat menjadi pelabuhan pendukung untuk mengantisipasi kenaikan angkutan barang di Pelabuhan Boom Baru Palembang yang semakin meningkat.
Sementara, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Herman Daru mengatakan, keberadaan Pelabuhan Tanjung Api Api akan mengantisipasi jumlah lonjakan barang dan logistik lainnya seiring dengan pertumbuhan barang masuk dan keluar ke wilayah Sumatera Selatan.
“Pertumbuhan ini belum didukung dengan rencana pengoperasian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api Api yang akan dikembangkan pemerintah pusat sebagai pusat perekonomian baru di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya,” ujar Herman.
Dia menambahkan, ke depan beroperasinya pelabuhan ini bisa dikelola bersama-sama antara pemerintah pusat dan daerah melalui kerjasama Badan Usaha Milik Daerah dan BUMN.
"Harapan kami ke depan pelabuhan ini dapat diubah menjadi pelabuhan khusus angkutan barang sehingga dapat memperlancar arus barang dan jasa di wilayah Sumatera Selatan serta meningkatkan keterhubungan secara lebih luas, tertib dan efisien dengan harga yang terjangkau," pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang, Capt. Mugen Sartoto menjelaskan bahwa secara hierarki, Pelabuhan Tanjung Api-Api merupakan Pelabuhan Pengumpul yang berada di bawah wilayah kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang dengan kapasitas kapal sandar mencapai 1.000 DWT dan draft maksimum 3,5 LWS.
Pelabuhan ini dibangun di atas lahan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan luas kurang lebih 8 Hektar. Adapun fasilitas eksisting yang terdapat di pelabuhan Laut Tanjung Api-Api meliputi dermaga seluas (50x20) m², trestle (121,25x8) m², causeway (96x8) m², lapangan penumpukan (51 x 48) m², gedung kantor, pagar pelabuhan, gapura, signpost darat dan laut, dan pos jaga.
"Ujicoba Operasional telah dilaksanakan sejak tanggal 5 Desember 2018 sampai dengan tanggal 28 Februari 2019 dengan dilaksanakannya proses pelayanan terhadap 10 unit kapal, dengan aktifitas bongkar Pome (curah cair) sebanyak 700 Ton dan bongkar 12 unit truk LPG, serta dilanjutkan dengan aktifitas muat HSD (curah cair) sebanyak 520 Ton," pungkas Capt Mugen.
Saat ini telah ada 2 (dua) unit kapal yang beroperasi secara berkelanjutan di Pelabuhan Tanjung Api-Api, yaitu kapal LCT. Karya Fortuna dan SPOB Rizky Ifah.
“Menyambungkan dan membuka keterisolasian, memudahkan dan menekan biaya transportasi maupun logistik. Jadi tidak hanya mempercepat pembangunan ekonomi namun juga salah satu upaya untuk mempersatukan Indonesia," ungkap Dirjen Agus yang mewakili Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (13/3/2019).
Dirjen Agus menambahkan, Infrastruktur yang baik akan mendukung kelancaran proses distribusi barang dan perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain. “Hal tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing Indonesia dengan Negara lain secara internasional, oleh karenanya kita perlu menciptakan pondasi yang kuat melalui pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia," paparnya.
Pelabuhan Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin awalnya dibangun untuk melayani komoditas batubara. Namun, ke depan pelabuhan ini diharapkan dapat menjadi pelabuhan pendukung untuk mengantisipasi kenaikan angkutan barang di Pelabuhan Boom Baru Palembang yang semakin meningkat.
Sementara, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Herman Daru mengatakan, keberadaan Pelabuhan Tanjung Api Api akan mengantisipasi jumlah lonjakan barang dan logistik lainnya seiring dengan pertumbuhan barang masuk dan keluar ke wilayah Sumatera Selatan.
“Pertumbuhan ini belum didukung dengan rencana pengoperasian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api Api yang akan dikembangkan pemerintah pusat sebagai pusat perekonomian baru di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya,” ujar Herman.
Dia menambahkan, ke depan beroperasinya pelabuhan ini bisa dikelola bersama-sama antara pemerintah pusat dan daerah melalui kerjasama Badan Usaha Milik Daerah dan BUMN.
"Harapan kami ke depan pelabuhan ini dapat diubah menjadi pelabuhan khusus angkutan barang sehingga dapat memperlancar arus barang dan jasa di wilayah Sumatera Selatan serta meningkatkan keterhubungan secara lebih luas, tertib dan efisien dengan harga yang terjangkau," pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang, Capt. Mugen Sartoto menjelaskan bahwa secara hierarki, Pelabuhan Tanjung Api-Api merupakan Pelabuhan Pengumpul yang berada di bawah wilayah kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang dengan kapasitas kapal sandar mencapai 1.000 DWT dan draft maksimum 3,5 LWS.
Pelabuhan ini dibangun di atas lahan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan luas kurang lebih 8 Hektar. Adapun fasilitas eksisting yang terdapat di pelabuhan Laut Tanjung Api-Api meliputi dermaga seluas (50x20) m², trestle (121,25x8) m², causeway (96x8) m², lapangan penumpukan (51 x 48) m², gedung kantor, pagar pelabuhan, gapura, signpost darat dan laut, dan pos jaga.
"Ujicoba Operasional telah dilaksanakan sejak tanggal 5 Desember 2018 sampai dengan tanggal 28 Februari 2019 dengan dilaksanakannya proses pelayanan terhadap 10 unit kapal, dengan aktifitas bongkar Pome (curah cair) sebanyak 700 Ton dan bongkar 12 unit truk LPG, serta dilanjutkan dengan aktifitas muat HSD (curah cair) sebanyak 520 Ton," pungkas Capt Mugen.
Saat ini telah ada 2 (dua) unit kapal yang beroperasi secara berkelanjutan di Pelabuhan Tanjung Api-Api, yaitu kapal LCT. Karya Fortuna dan SPOB Rizky Ifah.
(akr)