IndoPremier Dukung Investasi Saham untuk Disabilitas
A
A
A
JAKARTA - Penulis buku pasar modal, Nicky Hogan, meluncurkan buku keduanya yang berjudul "Simple Stories for a Simple Investor: Stop Being Njlimet" di Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI), Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) Abiyoso, Jalan Kerkof No. 21 Leuwigajah Cimahi, Jawa Barat.
Menariknya, buku terbarunya ini juga sudah dibuat dalam versi buku braille dan buku bicara. Lebih dari 100 undangan hadir di acara peluncuran ini, mulai dari sahabat tuna netra, pelajar, reader abiyoso, dan komunitas braille di Bandung.
Hadir dalam acara peluncuran ini, Kepala Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI), Isep Seprian, Direktur Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD), Rahmat Kusnadi, Kepala Kantor Perwakilan BEI Jabar, Reza Sadat, perwakilan Elex Media Komputindo, Aluisius Ari Subagijo, dan Deputy Head of Marketing dari PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier).
Tujuan peluncuran buku adalah memperkenalkan dunia investasi yang mudah dan tidak njlimet kepada masyarakat dan tuna netra, dengan memperkenalkan Balai Literasi Braille Indonesia sebagai satu-satunya percetakan braille milik pemerintah Indonesia, dan memperkenalkan buku braille dan buku bicara kepada masyarakat.
"Persepsi masyarakat mengenai saham yang njlimet dan saham yang selalu selalu dipersepsikan dengan mahal itu keliru. Saham itu sederhana, investasi itu sederhana, dan investasi itu tidak mahal," tandas mantan Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut, Kamis (4/4/2019).
Ia menjelaskan pada 2015, ada data yang menyebutkan bahwa investor asing menguasai 64% saham di Indonesia dan investor lokal hanya menguasai 36% saham. Ini jelas berbeda dengan investor di negara tetangga Malaysia dan Thailand, dimana investor lokal menguasai 76% saham.
"Malaysia dan Thailand memiliki kekayaan lebih dari 5 kali lipat investasinya di pasar modal. Memangnya Indonesia semiskin itu? Kita tahu jawabannya tidak," kata Nicky.
Melalui buku tersebut, Nicky Hogan ingin mengajak masyarakat untuk investasi dan menabung saham. "Begitu banyak pemikiran, angka-angka dan data-data yang memicu saya untuk menulis, tapi lebih dari itu semua niat untuk berbagi. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama. Kita semua mempunyai hak yang sama untuk sejahtera," tandasnya.
Sementara itu, Deputy Head of Marketing dari PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier), Paramita Sari, menegaskan bahwa IndoPremier mengapresiasi peluncuran buku yang sangat bermanfaat ini.
"Kami mengapresiasi peluncuran buku ini karena berinvestasi di pasar modal itu mudah, bisa dilakukan siapa saja, dan di manapun. Investasi di pasar modal sudah tidak perlu tanda tangan basah dan kirim dokumen fisik segala karena sudah full digital. Cepat, mudah, dan tidak susah," tegasnya.
IPOT selaku perusahaan sekuritas terus berinovasi untuk terus memudahkan akses masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal, imbuhnya, mulai dari reksa dana hingga saham melalui proses pembukaan rekening efek yang sederhana, tidak njlimet!
"IPOT akan terus bekerjasama dengan Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) meningkatkan literasi keuangan ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk teman-teman penyandang disabilitas netra dan para readers (volunteer pembaca) untuk mengenal investasi demi bekal masa depan lebih sejahtera, minimal dimulai dari reksa dana," pungkasnya.
Menariknya, buku terbarunya ini juga sudah dibuat dalam versi buku braille dan buku bicara. Lebih dari 100 undangan hadir di acara peluncuran ini, mulai dari sahabat tuna netra, pelajar, reader abiyoso, dan komunitas braille di Bandung.
Hadir dalam acara peluncuran ini, Kepala Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI), Isep Seprian, Direktur Rehabilitas Sosial Penyandang Disabilitas (RSPD), Rahmat Kusnadi, Kepala Kantor Perwakilan BEI Jabar, Reza Sadat, perwakilan Elex Media Komputindo, Aluisius Ari Subagijo, dan Deputy Head of Marketing dari PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier).
Tujuan peluncuran buku adalah memperkenalkan dunia investasi yang mudah dan tidak njlimet kepada masyarakat dan tuna netra, dengan memperkenalkan Balai Literasi Braille Indonesia sebagai satu-satunya percetakan braille milik pemerintah Indonesia, dan memperkenalkan buku braille dan buku bicara kepada masyarakat.
"Persepsi masyarakat mengenai saham yang njlimet dan saham yang selalu selalu dipersepsikan dengan mahal itu keliru. Saham itu sederhana, investasi itu sederhana, dan investasi itu tidak mahal," tandas mantan Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut, Kamis (4/4/2019).
Ia menjelaskan pada 2015, ada data yang menyebutkan bahwa investor asing menguasai 64% saham di Indonesia dan investor lokal hanya menguasai 36% saham. Ini jelas berbeda dengan investor di negara tetangga Malaysia dan Thailand, dimana investor lokal menguasai 76% saham.
"Malaysia dan Thailand memiliki kekayaan lebih dari 5 kali lipat investasinya di pasar modal. Memangnya Indonesia semiskin itu? Kita tahu jawabannya tidak," kata Nicky.
Melalui buku tersebut, Nicky Hogan ingin mengajak masyarakat untuk investasi dan menabung saham. "Begitu banyak pemikiran, angka-angka dan data-data yang memicu saya untuk menulis, tapi lebih dari itu semua niat untuk berbagi. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama. Kita semua mempunyai hak yang sama untuk sejahtera," tandasnya.
Sementara itu, Deputy Head of Marketing dari PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier), Paramita Sari, menegaskan bahwa IndoPremier mengapresiasi peluncuran buku yang sangat bermanfaat ini.
"Kami mengapresiasi peluncuran buku ini karena berinvestasi di pasar modal itu mudah, bisa dilakukan siapa saja, dan di manapun. Investasi di pasar modal sudah tidak perlu tanda tangan basah dan kirim dokumen fisik segala karena sudah full digital. Cepat, mudah, dan tidak susah," tegasnya.
IPOT selaku perusahaan sekuritas terus berinovasi untuk terus memudahkan akses masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal, imbuhnya, mulai dari reksa dana hingga saham melalui proses pembukaan rekening efek yang sederhana, tidak njlimet!
"IPOT akan terus bekerjasama dengan Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) meningkatkan literasi keuangan ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk teman-teman penyandang disabilitas netra dan para readers (volunteer pembaca) untuk mengenal investasi demi bekal masa depan lebih sejahtera, minimal dimulai dari reksa dana," pungkasnya.
(ven)