Harga Minyak Tergelincir Karena Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global
A
A
A
SINGAPURA - Reli harga minyak mentah mereda pada perdagangan Selasa ini. Harga si emas hitam tergelincir dari posisi tertinggi 5 bulan yang dicapai Senin kemarin. Jatuhnya harga minyak karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Melansir dari Reuters, Selasa (9/4/2019), harga minyak mentah Brent International turun 14 sen atau 0,2% ke level USD70,6 per barel pada pukul 01:58 GMT. Sebelumnya, Brent berada di USD71,34 per barel, menyentuh level terkuat sejak November 2018.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 4 sen menjadi USD64,36 per barel, dimana kemarin berada di USD64,77 per barel, sebuah level tertinggi sejak November 2018.
Penurunan harga minyak karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang akan memukul konsumsi bahan bakar. Mengutip CNBC, sejumlah data menunjukkan tanda-tanda perlambatan zona euro, dimana ekonomi terbesar Eropa, Jerman sedang melemah.
Ekonom senior Eropa di Capital Economics, Jack Allen, mengatakan data nasional produksi industri di Eropa menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Produksi industri di Jerman turun 0,4%, di Spanyol sebesar 1,1%, dan di Irlandia 0,1%.
Terlepas dari kekhawatiran ekonomi, pasar minyak global diperkirakan terus mengetat. Selain pemangkasan pasokan oleh OPEC dan sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, juga terjadi pertempuran baru di Libya. "Pertempuran baru di Libya telah membuat harga minyak Brent menembus di atas USD70 per barel," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
Libya adalah negara pemasok minyak yang signifikan ke Eropa, menghasilkan sekitar 1,1 juta barel per hari (bph) minyak mentah pada bulan Maret ini. Senin kemarin, konflik di Libya semakin meningkat dan menjadi siklus perang terbaru sejak jatuhnya Muammar Gaddafi pada tahun 2011.
Melansir dari Reuters, Selasa (9/4/2019), harga minyak mentah Brent International turun 14 sen atau 0,2% ke level USD70,6 per barel pada pukul 01:58 GMT. Sebelumnya, Brent berada di USD71,34 per barel, menyentuh level terkuat sejak November 2018.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 4 sen menjadi USD64,36 per barel, dimana kemarin berada di USD64,77 per barel, sebuah level tertinggi sejak November 2018.
Penurunan harga minyak karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang akan memukul konsumsi bahan bakar. Mengutip CNBC, sejumlah data menunjukkan tanda-tanda perlambatan zona euro, dimana ekonomi terbesar Eropa, Jerman sedang melemah.
Ekonom senior Eropa di Capital Economics, Jack Allen, mengatakan data nasional produksi industri di Eropa menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Produksi industri di Jerman turun 0,4%, di Spanyol sebesar 1,1%, dan di Irlandia 0,1%.
Terlepas dari kekhawatiran ekonomi, pasar minyak global diperkirakan terus mengetat. Selain pemangkasan pasokan oleh OPEC dan sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, juga terjadi pertempuran baru di Libya. "Pertempuran baru di Libya telah membuat harga minyak Brent menembus di atas USD70 per barel," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
Libya adalah negara pemasok minyak yang signifikan ke Eropa, menghasilkan sekitar 1,1 juta barel per hari (bph) minyak mentah pada bulan Maret ini. Senin kemarin, konflik di Libya semakin meningkat dan menjadi siklus perang terbaru sejak jatuhnya Muammar Gaddafi pada tahun 2011.
(ven)