Defisit Perdagangan AS Turun ke Posisi Terendah Imbas Penyusutan Impor China

Kamis, 18 April 2019 - 11:59 WIB
Defisit Perdagangan AS Turun ke Posisi Terendah Imbas Penyusutan Impor China
Defisit Perdagangan AS Turun ke Posisi Terendah Imbas Penyusutan Impor China
A A A
WASHINGTON - Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) turun ke level terendah delapan bulan pada bulan Februari karena impor dari China anjlok, untuk sementara memberikan dorongan bagi agenda “Amerika First” yang diusung Presiden Donald Trump dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama. Kejutan penurunan impor untuk bulan kedua beruntun juga didorong oleh melonjaknya ekspor pesawat.

Seperti dilansir Reuters, kemungkinan kondisi terebut bakal berbalik setelah Boeing menghentikan pengiriman pesawat series 737 MAX-nya yang bermasalah. Seperti diketahui pesawat MAX telah dikandangkan tanpa batas setelah dua kecelakaan mematikan.

Ekonom memperingatkan defisit perdagangan akan tetap tinggi terlepas dari apakah Amerika Serikat dan China bisa mencapai kesepakatan perdagangan yang disukai Gedung Putih. Pasalnya, selera Amerika yang tak terpuaskan untuk impor yang lebih murah dari China

Pembicaraan antara Washington dan Cina untuk menyelesaikan perang dagang yang berdampak negatif telah menyeret Amerika Serikat terlibat dalam konflik dengan mitra dagang lainnya, termasuk Uni Eropa. Sehingga hal tersebut berkontribusi terhadap perubahan besar dalam data ekspor dan impor dalam beberapa bulan terakhir.

"Bahkan jika negosiasi perdagangan diselesaikan sedemikian rupa untuk mengurangi defisit perdagangan bilateral dengan China, salah satu tujuan pemerintahan Trump. Kemungkinan akan mengalihkan aliran perdagangan ke negara lain dan memiliki sedikit dampak pada defisit perdagangan AS,” ujar Emily Mandel, seorang ekonom di Moody's Analytics di West Chester, Pennsylvania.

Tercatat defisit perdagangan AS turun 3,4% menjadi USD49,4 miliar di Februari untuk menjadi level terendah sejak Juni 2018. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kekurangan perdagangan melebar bakal terjadi mencapai USD53,5 miliar.

Defisit perdagangan menjadi isu sensitif secara politis dengan China, dimana fokus kepada kebijakan perdagangan proteksionis pemerintahan Trump saat turun 28,2% menjadi USD24,8 miliar pada Februari karena impor dari ekonomi No.2 dunia anjlok 20,2%. Ekspor AS ke Cina melonjak 18,2% pada Februari.

Sebelumnya, Washington telah mengenakan tarif bea masuk untuk barang asal China senilai USD250 miliar, dimana Beijing membalas dengan bea atas produk-produk Amerika senilai USD110 miliar. Trump beralasan kebijakan itu diperlukan untuk melindungi produsen dalam negeri dari apa yang menurutnya persaingan asing yang tidak adil.

Trump sendiri telah menunda menerapkan tarif impor baru China senilai USD200 miliar. Gedung Putih berpendapat bahwa secara substansial mengurangi defisit perdagangan akan mengangkat pertumbuhan ekonomi tahunan setidaknya 3% secara berkelanjutan, suatu prestasi yang menurut para ekonom mustahil karena rendahnya produktivitas dan pertumbuhan populasi. Saat ini pertumbuhan Ekonomi AS hanya tumbuh 2,9% pada 2018.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6483 seconds (0.1#10.140)