Cekaknya Pasokan Global Dorong Harga Minyak ke Level Tertinggi Lima Bulan
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak naik tipis pada Kamis waktu Amerika Serikat, karena penurunan ekspor minyak mentah dari pemimpin OPEC, Arab Saudi, penarikan peralatan pengeboran AS, dan kondisi ketersediaan minyak.
Mengutip Reuters, Jumat (19/4/2019), harga minyak mentah Brent ditutup naik 35 sen menjadi USD71,97 per barel. Harga ini mendekati level tertinggi lima bulan pada Rabu lalu di level USD72,27 per barel. Brent telah naik 0,6% sepanjang minggu ini, menandai kenaikan mingguan keempat secara beruntun.
Harga minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 24 sen menjadi USD64 per barel. Harga WTI telah naik 0,2% sepanjang minggu ini dan menjadi kenaikan minguan ketujuh berturut-turut. Pasar minyak akan ditutup pada Jumat ini seiring libur Jumat Agung.
Kenaikan harga minyak disebabkan oleh cekaknya pasokan global. Ekspor minyak mentah Arab Saudi turun 277.000 barel menjadi hanya di bawah 7 juta barel per hari pada Februari lalu dibandingkan bulan sebelumnya, menurut data dari Joint Organizations Data Initiative (JODI).
Persediaan minyak mentah dan BBM juga AS turun minggu ini, dengan minyak mentah mencatat penurunan yang tidak terduga, yang pertama dalam empat minggu, menurut data Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu kemarin.
"Saya pikir itu cukup jelas bahwa pengetatan pasokan dan surutnya kekhawatiran pertumbuhan global menjadi pendorong bagi pasar sehingga harga minyak naik ke level tertinggi lima bulan," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
Perusahaan energi AS minggu ini juga memangkas jumlah peralatan pengeboran minyak. Merupakan pertama kalinya dalam tiga minggu karena perkiraan pertumbuhan produksi dari minyak serpih terus menyusut.
Jumlah rig AS, turun 8 rig pada pekan yang berakhir 18 April, kata perusahaan jasa energi General Electric Co Baker Hughes dalam laporannya sebelum libur Jumat Agung.
Pasokan minyak memang semakin ketat didorong oleh kesepakatan OPEC dan Rusia, yang membatasi produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari. Pasokan global semakin diperketat oleh sanksi AS terhadap anggota OPEC, Venezuela dan Iran.
Mengutip Reuters, Jumat (19/4/2019), harga minyak mentah Brent ditutup naik 35 sen menjadi USD71,97 per barel. Harga ini mendekati level tertinggi lima bulan pada Rabu lalu di level USD72,27 per barel. Brent telah naik 0,6% sepanjang minggu ini, menandai kenaikan mingguan keempat secara beruntun.
Harga minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 24 sen menjadi USD64 per barel. Harga WTI telah naik 0,2% sepanjang minggu ini dan menjadi kenaikan minguan ketujuh berturut-turut. Pasar minyak akan ditutup pada Jumat ini seiring libur Jumat Agung.
Kenaikan harga minyak disebabkan oleh cekaknya pasokan global. Ekspor minyak mentah Arab Saudi turun 277.000 barel menjadi hanya di bawah 7 juta barel per hari pada Februari lalu dibandingkan bulan sebelumnya, menurut data dari Joint Organizations Data Initiative (JODI).
Persediaan minyak mentah dan BBM juga AS turun minggu ini, dengan minyak mentah mencatat penurunan yang tidak terduga, yang pertama dalam empat minggu, menurut data Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu kemarin.
"Saya pikir itu cukup jelas bahwa pengetatan pasokan dan surutnya kekhawatiran pertumbuhan global menjadi pendorong bagi pasar sehingga harga minyak naik ke level tertinggi lima bulan," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
Perusahaan energi AS minggu ini juga memangkas jumlah peralatan pengeboran minyak. Merupakan pertama kalinya dalam tiga minggu karena perkiraan pertumbuhan produksi dari minyak serpih terus menyusut.
Jumlah rig AS, turun 8 rig pada pekan yang berakhir 18 April, kata perusahaan jasa energi General Electric Co Baker Hughes dalam laporannya sebelum libur Jumat Agung.
Pasokan minyak memang semakin ketat didorong oleh kesepakatan OPEC dan Rusia, yang membatasi produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari. Pasokan global semakin diperketat oleh sanksi AS terhadap anggota OPEC, Venezuela dan Iran.
(ven)