Potensi Pengembangan Kawasan Industri Baru di Segitiga Rebana Jadi Incaran
A
A
A
JAKARTA - Jawa Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan kawasan industri baru, terutama di wilayah Majalengka, Cirebon dan Subang atau disebut “Segitiga Rebana”. Peluang ini muncul karena adanya infrastruktur yang strategis, yakni Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati Majalengka, Pelabuhan Cirebon dan Pelabuhan Patimban di Subang.
“Jawa Barat merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonominya berbasis industri, yang kontribusinya mampu mendekati 40 persen. Kalau kita kembangkan lagi di koridor timur, potensi pembangunannya akan lebih bisa ditingkatkan,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Jakarta.
Menurutnya selama ini Jawa Barat telah berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Dalam hal ini, sumbangsih utamanya dari aktivitas industrialisasi, baik itu adanya peningkatan pada nilai investasi, penyerapan tenaga kerja, maupun capaian ekspor.
“Kalau lihat Bekapur (Bekasi, Karawang, dan Purwakarta) itu adalah Detroit-nya Indonesia. Berbagai produk manufaktur, terutama elektronika dan otomotif, diekspor dari sana,” ungkapnya.
Maka itu, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim bisnis yang kondusif serta memberikan insentif dan kemudahan perizinan usaha. “Berdasarkan implementasi peta jalan Making Indonesia, salah satu program prioritasnya adalah pengembangan kawasan industri terpadu,” imbuhnya.
Namun demikian, seiring berjalannya era industri 4.0, perlu juga ditopang dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan pemanfaatan teknologi digital. “Apalagi ITB sebagai pusat brainware nasional yang sangat dekat dengan teknologi, diharapkan jadi tulang punggung dalam pengembangan SDM kompeten dan ekonomi digital,” tandasnya.
Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Sanny Iskandar menyampaikan, kawasan industri di Jawa Barat masih menjadi incaran bagi para investor yang ingin membangun pabriknya. Bahkan, akan dijadikan sebagai basis produksi dan rantai pasoknya untuk pasar global.
Sanny menambahkan, pengembangan 10 kawasan industri baru di Jawa Barat utara bagian timur akan tercapai pada tahun 2020. Namun dengan catatan, kondisi ekonomi global mendukung. "Seperti sekarang kan ada perang dagang, ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia karena yang dibatasi masuk ke Amerika Serikat adalah produk China,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengemukakan, Segitiga Rebana akan menjadi kawasan yang maju dan futuristik di Jawa Barat. Pemprov Jabar masih mengkaji luas keseluruhan kawasan yang direncanakan terwujud pada tahun 2021. “Tahun ini, kita mulai studi perencanaan, konstruksinya kemungkinan tahun depan sehingga di tahun ketiga sudah mulai beroperasi," ujarnya.
Apabila Segitiga Rebana sudah terealisasi, Emil meminta semua industri padat karya di sepanjang DAS Citarum untuk pindah ke kawasan tersebut. Ia pun sudah berkoordinasi dengan Ketua Apindo Jabar dan bertemu dengan para pengusaha beberapa waktu lalu terkait hal itu.
“Kawasan Segitiga Rebana ini juga akan diupayakan menjadi Special Economic Zone atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sehingga anggaran akan didukung penuh oleh APBN. Hal inipun akan mempermudah pada proses perizinan industri dan perpajakan,” paparnya.
“Jawa Barat merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonominya berbasis industri, yang kontribusinya mampu mendekati 40 persen. Kalau kita kembangkan lagi di koridor timur, potensi pembangunannya akan lebih bisa ditingkatkan,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Jakarta.
Menurutnya selama ini Jawa Barat telah berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Dalam hal ini, sumbangsih utamanya dari aktivitas industrialisasi, baik itu adanya peningkatan pada nilai investasi, penyerapan tenaga kerja, maupun capaian ekspor.
“Kalau lihat Bekapur (Bekasi, Karawang, dan Purwakarta) itu adalah Detroit-nya Indonesia. Berbagai produk manufaktur, terutama elektronika dan otomotif, diekspor dari sana,” ungkapnya.
Maka itu, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim bisnis yang kondusif serta memberikan insentif dan kemudahan perizinan usaha. “Berdasarkan implementasi peta jalan Making Indonesia, salah satu program prioritasnya adalah pengembangan kawasan industri terpadu,” imbuhnya.
Namun demikian, seiring berjalannya era industri 4.0, perlu juga ditopang dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan pemanfaatan teknologi digital. “Apalagi ITB sebagai pusat brainware nasional yang sangat dekat dengan teknologi, diharapkan jadi tulang punggung dalam pengembangan SDM kompeten dan ekonomi digital,” tandasnya.
Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Sanny Iskandar menyampaikan, kawasan industri di Jawa Barat masih menjadi incaran bagi para investor yang ingin membangun pabriknya. Bahkan, akan dijadikan sebagai basis produksi dan rantai pasoknya untuk pasar global.
Sanny menambahkan, pengembangan 10 kawasan industri baru di Jawa Barat utara bagian timur akan tercapai pada tahun 2020. Namun dengan catatan, kondisi ekonomi global mendukung. "Seperti sekarang kan ada perang dagang, ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia karena yang dibatasi masuk ke Amerika Serikat adalah produk China,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengemukakan, Segitiga Rebana akan menjadi kawasan yang maju dan futuristik di Jawa Barat. Pemprov Jabar masih mengkaji luas keseluruhan kawasan yang direncanakan terwujud pada tahun 2021. “Tahun ini, kita mulai studi perencanaan, konstruksinya kemungkinan tahun depan sehingga di tahun ketiga sudah mulai beroperasi," ujarnya.
Apabila Segitiga Rebana sudah terealisasi, Emil meminta semua industri padat karya di sepanjang DAS Citarum untuk pindah ke kawasan tersebut. Ia pun sudah berkoordinasi dengan Ketua Apindo Jabar dan bertemu dengan para pengusaha beberapa waktu lalu terkait hal itu.
“Kawasan Segitiga Rebana ini juga akan diupayakan menjadi Special Economic Zone atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sehingga anggaran akan didukung penuh oleh APBN. Hal inipun akan mempermudah pada proses perizinan industri dan perpajakan,” paparnya.
(akr)