HSBC Siapkan Generasi Milenial Hadapi Tantangan Bisnis Baru
A
A
A
JAKARTA - PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) bersama Putra Sampoerna Foundation (PSF) menggelar HSBC Business Case Competition. Kegiatan ke-6 bertujuan membentuk talenta masa depan yang inovatif dan solutif dalam memecahkan kasus-kasus manajemen nyata yang ada di korporasi.
Generasi muda sebagai penerus bangsa memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan bisnis di era baru. Data Bank Dunia pada Oktober 2018 terkait peringkat Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index (HCI) menyebutkan Indonesia menempati peringkat 87 dari 157 negara. Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia menempati peringkat 11 dan 33. Bank Dunia menilai perlu adanya penguatan modal manusia untuk memperkuat potensi bangsa.
Sebagai bagian dari upaya keberlanjutan serta memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang, HSBC Indonesia mamahami pentingnya peningkatan kualitas modal sumber daya manusia, sebagai talenta pemimpin di masa depan. Kerjasama dengan PSF dalam menyelenggarakan kompetisi ini menjadi salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, diperlukan berbagai keterampilan guna memaksimalkan potensi di lingkungan kerja. HSBC Business Case Competition dapat menjembatani dunia akademik yang dihadapi oleh mahasiswa dengan masalah nyata di dunia korporasi.
"Tujuannya agar mereka memahami dan lebih siap menghadapi tantangan korporasi di era baru. Melalui kompetisi ini, peserta akan dibimbing untuk dapat berpikir secara kritis sehingga mereka dapat memberi solusi untuk studi kasus nyata dari dunia bisnis," ujar Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, Sumit Dutta di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Sumit Dutta menambahkan, bagian terpenting dari upaya keberlanjutan PT Bank HSBC Indonesia saat ini difokuskan pada keterampilan masa depan, guna memberi pembelajaran dan pengembangan terkini di industri bagi generasi muda agar dapat bersaing secara kompetitif sekarang dan di masa yang akan datang.
"Lebih dari sebuah kompetisi, program ini merupakan rangkaian pembelajaran yang berharga untuk seluruh peserta. Serangkaian kegiatan akan dilalui para peserta saat penyelenggaraan HSBC Business Case Competition dimulai. Dari karantina, coaching class, brainstorming hingga presentasi untuk pemecahan masalah. Kami menyediakan pelatihan yang komprehensif," kata Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko.
Di program ini, Nuni menjelaskan, para peserta akan dilatih untuk dapat meningkatkan keahlian khusus yang nantinya akan sangat berguna di dunia kerja. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan berpikir secara kritis, analitis, kreatif, inovatif dan komunikatif, dengan keahlian presentasi yang memadai.
HSBC Business Case Competition merupakan ajang bergengsi bagi mahasiswa Strata Satu (S1) dari fakultas ekonomi dan bisnis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Tahun ini, akan ada 15 tim perwakilan universitas yang berasal dari area Jabodetabek, Yogyakarta, Bandung dan Surabaya dengan melibatkan para juri dari jajaran eksekutif perusahaan dan para ahli di bidang bisnis dan korporasi.
Pemenang dari HSBC Business Case Competition akan mewakili Indonesia melawan tim dari negara-negara Asia Pasifik dan sekitarnya dalam ajang Business Case Competition tingkat internasional di Hong Kong pada Juni 2019.
Gelaran acara HSBC Business Case Competition 2019 juga diperkaya dengan seminar bertema "Recognizing Innovative Ways of Working" (Meninjau Cara Kerja Inovatif Masa Kini). Wahyoe Soedarmono selaku Project Manager Program Kerjasama HSBC-PSF menjelaskan, seminar ini akan membahas tentang bagaimana tren dan budaya kerja masa kini yang ternyata tidak hanya ditemukan di perusahaan progresif, namun juga dapat ditemukan pada korporasi dan industri bank.
"Kami berharap seminar ini bisa menjadi gambaran nyata tentang dunia kerja dan budaya kerja seperti apa yang paling sesuai dengan preferensi dari masing-masing individu," jelas Wahyoe.
Hal tersebut juga didukung dengan hasil penelitian dari McKinsey Global Institute juga menjelaskan inovasi di lingkungan kerja mampu meningkatkan produktivitas sebesar 20-25%.
"Maka dari itu, sebuah perusahaan harus bisa menyesuaikan dan memahami tren dan budaya kerja masa kini dengan berbagai inovasi yang menarik. Meliputi suasana kerja yang nyaman, fleksibel, santai dan menarik dengan ruang kerja tanpa sekat sebagai pendekatan cara kerja baru yang mampu meningkatkan produktivitas karyawan, khususnya kaum milenial," tutup Wahyoe.
Generasi muda sebagai penerus bangsa memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan bisnis di era baru. Data Bank Dunia pada Oktober 2018 terkait peringkat Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index (HCI) menyebutkan Indonesia menempati peringkat 87 dari 157 negara. Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia menempati peringkat 11 dan 33. Bank Dunia menilai perlu adanya penguatan modal manusia untuk memperkuat potensi bangsa.
Sebagai bagian dari upaya keberlanjutan serta memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang, HSBC Indonesia mamahami pentingnya peningkatan kualitas modal sumber daya manusia, sebagai talenta pemimpin di masa depan. Kerjasama dengan PSF dalam menyelenggarakan kompetisi ini menjadi salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, diperlukan berbagai keterampilan guna memaksimalkan potensi di lingkungan kerja. HSBC Business Case Competition dapat menjembatani dunia akademik yang dihadapi oleh mahasiswa dengan masalah nyata di dunia korporasi.
"Tujuannya agar mereka memahami dan lebih siap menghadapi tantangan korporasi di era baru. Melalui kompetisi ini, peserta akan dibimbing untuk dapat berpikir secara kritis sehingga mereka dapat memberi solusi untuk studi kasus nyata dari dunia bisnis," ujar Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, Sumit Dutta di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Sumit Dutta menambahkan, bagian terpenting dari upaya keberlanjutan PT Bank HSBC Indonesia saat ini difokuskan pada keterampilan masa depan, guna memberi pembelajaran dan pengembangan terkini di industri bagi generasi muda agar dapat bersaing secara kompetitif sekarang dan di masa yang akan datang.
"Lebih dari sebuah kompetisi, program ini merupakan rangkaian pembelajaran yang berharga untuk seluruh peserta. Serangkaian kegiatan akan dilalui para peserta saat penyelenggaraan HSBC Business Case Competition dimulai. Dari karantina, coaching class, brainstorming hingga presentasi untuk pemecahan masalah. Kami menyediakan pelatihan yang komprehensif," kata Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia, Nuni Sutyoko.
Di program ini, Nuni menjelaskan, para peserta akan dilatih untuk dapat meningkatkan keahlian khusus yang nantinya akan sangat berguna di dunia kerja. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan berpikir secara kritis, analitis, kreatif, inovatif dan komunikatif, dengan keahlian presentasi yang memadai.
HSBC Business Case Competition merupakan ajang bergengsi bagi mahasiswa Strata Satu (S1) dari fakultas ekonomi dan bisnis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Tahun ini, akan ada 15 tim perwakilan universitas yang berasal dari area Jabodetabek, Yogyakarta, Bandung dan Surabaya dengan melibatkan para juri dari jajaran eksekutif perusahaan dan para ahli di bidang bisnis dan korporasi.
Pemenang dari HSBC Business Case Competition akan mewakili Indonesia melawan tim dari negara-negara Asia Pasifik dan sekitarnya dalam ajang Business Case Competition tingkat internasional di Hong Kong pada Juni 2019.
Gelaran acara HSBC Business Case Competition 2019 juga diperkaya dengan seminar bertema "Recognizing Innovative Ways of Working" (Meninjau Cara Kerja Inovatif Masa Kini). Wahyoe Soedarmono selaku Project Manager Program Kerjasama HSBC-PSF menjelaskan, seminar ini akan membahas tentang bagaimana tren dan budaya kerja masa kini yang ternyata tidak hanya ditemukan di perusahaan progresif, namun juga dapat ditemukan pada korporasi dan industri bank.
"Kami berharap seminar ini bisa menjadi gambaran nyata tentang dunia kerja dan budaya kerja seperti apa yang paling sesuai dengan preferensi dari masing-masing individu," jelas Wahyoe.
Hal tersebut juga didukung dengan hasil penelitian dari McKinsey Global Institute juga menjelaskan inovasi di lingkungan kerja mampu meningkatkan produktivitas sebesar 20-25%.
"Maka dari itu, sebuah perusahaan harus bisa menyesuaikan dan memahami tren dan budaya kerja masa kini dengan berbagai inovasi yang menarik. Meliputi suasana kerja yang nyaman, fleksibel, santai dan menarik dengan ruang kerja tanpa sekat sebagai pendekatan cara kerja baru yang mampu meningkatkan produktivitas karyawan, khususnya kaum milenial," tutup Wahyoe.
(ven)