Memburu Potensi Bisnis Rp9,06 Triliun di BBTF ke-6
A
A
A
NUSA DUA - Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2019 resmi dibuka, Rabu (26/6), di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, Bali. Event ke-6 ini, akan berlangsung hingga 29 Juni, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali. Potensi transaksi yang bisa digali dari BBTF 2019 sekitar Rp9,06 Triliun.
Opening ceremony BBTF 2019 dilakukan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dengan menekan tombol sirine. Berikutnya, diikuti pesta kembang api. Dalam pembukaan ditampilkan juga Tari Sekar Jagat. Dibawakan oleh 20 penari wanita dari Sanggar Dharma Suara, Bali. Suasana semakin hangat dengan suasana eksotis GWK. Dinding cadas di sekelilingnya, dilengkapi dengan guyuran lampu warna warni. Patung GWK menjadi background luar biasa.
“BBTF menawarkan banyak peluang. Potensinya besar. Ada peningkatan peserta yang signifikan. Kami harap semua industri bisa memanfaatkan momentum ini,” ungkap Ketua Panitia BBTF 2019 I Ketut Ardana, Rabu (26/6).
Event ini menampilkan 234 peserta. Peserta terbagi dalam 10 zona. Zona paviliun Wonderful Indonesia dengan 12 peserta. Ada juga paviliun Asita yang didukung 36 peserta, lalu 12 member mengisi paviliun Sulawesi. Untuk paviliun Gianyar Regency ada 16 peserta, 7 peserta di paviliun Sulawesi Selatan, juga Badan Otorita Danau Toba dengan 5 peserta. Pada paviliun 10 Destinasi juga full, lalu 18 peserta Platinum Area, 10 di Silver Area, dan 108 Gold Area.
“Antusiasme peserta luar biasa. Kami ucapkan selamat datang pada seluruh peserta BBTF di Bali. Bali itu pulau yang indah, sangat toleran, dan penuh cinta. Selain itu, Bali sangat unik dan eksotis. Kami selalu memiliki komitmen untuk memajukan pariwisata Bali dengan beragam infrastruktur,” papar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.
Para peserta BBTF 2019 berasal dari berbagai latar belakang industri pariwisata. Komposisinya terdiri dari Hotel & Resort, Travel Agent, hingga Government. Ada juga Tour Attraction, Tourist Destination, Airline, dan yang lainnya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memberikan apresiasi bagi BBTF yang konsisten menggelar event.
“BBTF event yang besar. BBTF bukan hanya mempromosikan Bali, tapi juga pariwisata Indonesia. Event ini selalu memberikan impact positif bagi perekonomian. BBTF juga menawarkan potensi bisnis yang menggiurkan,” ungkap Menpar.
BBTF 2019 ke-6 menawarkan nilai transaksi hingga Rp9,06 Triliun. Jumlah buyer sekitar 303 dari 46 negara asal 5 benua. Komposisi buyer terbesar 101 datang dari zona West/Eastern Europe. Untuk zonasi Middle East 28 buyer. Buyer dari ASEAN Countries 67, lalu 27 buyer datang dari Australia dan New Zealand.
“Profil pasar yang ada di BBTF sangat bagus. Jumlah buyer terus meningkat dari tahun sebelumnya. Sebarannya semakin merata. Beberapa zona pasar memang sangat optimal, khususnya Eropa. Dengan kondisi ini, wajar bila potensi bisnisnya juga naik signifikan dari tahun sebelumnya,” terang Arief yang juga Menpar Terbaik ASEAN.
Bisnis menjanjikan selalu dimiliki BBTF. Pada BBTF 2018, nilai transaksi yang dihasilkan sekitar Rp7,71 Triliun. Waktu itu, jumlah seller-nya ada 244. Adapun untuk buyer berjumlah 320 yang berasal dari 41 negara. West/Eastern Europe datang dengan 61 buyer. ASEAN Countries mendatangkan 45 buyer, lalu India ada 23 buyer. Untuk slot Australia dan New Zealand diisi 22 buyer dan 72 Trade Buyer.
“BBTF memang event besar. Selalu menjadi daya tarik, apalagi Indonesia memang pasar potensial. Ada banyak destinasi dengan bentang alam dan budaya yang sangat eksotis di sini. Hal ini tentu jadi modal bagus untuk mengoptimalkan pergerakan wisatawan,” papar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
Dengan dukungan program B2B besar seperti BBTF, tone pariwisata Indonesia memang menguat. Saat ini Indonesia dinilai sebagai pasar menjanjikan di kawasan ASEAN. Mengacu World Travel & Tourism Council (WTTC), industri pariwisata di Indonesia tumbuh 7,8% pada 2018. Atau, tumbuh 2 kali dari rata-rata global 3,9%. Kontribusinya terhadap PDB Indonesia 6% dengan nilai Rp890,4 Miliar.
Industri pariwisata menjadi penyedia lapangan pekerjaan hingga 10,3%. Mampu menyerap sekitar 23 juta orang. kontribusinya terhadap PDB pada 2019 diperkirakan mencapai 5,2%. “Arah pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat positif. Ada banyak value ekonomi yang diperoleh. Sebab, perputaran uang di sektor ini sangat cepat,” ujar Rizki.
Potensi inkam yang dijanjikan aktivitas pariwisata memang menggiurkan. Wisman sepanjang 2018 telah melakukan spending dengan nilai total sekitar Rp221 Triliun atau USD15,5 Miliar. Adapun kontribusi indbound 15% diberikan oleh Singapura, lalu Malaysia dengan 14%. Untuk wisatawan Tiongkok punya slot 13%, Australia 11%, hingga 5% dari Jepang.
“BBTF selalu menarik. Ada interaksi bisnis yang sama-sama menguntungkan. Dengan atomosfer BBTF yang luar biasa ini, kami optimistis target transaksi terpenuhi. Artinya, ada aliran devisa yang masuk hingga triliunan rupiah. Hal ini tentu jadi garansi bagi industri dan masyarakat secara umum,” tutup Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.
Opening ceremony BBTF 2019 dilakukan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dengan menekan tombol sirine. Berikutnya, diikuti pesta kembang api. Dalam pembukaan ditampilkan juga Tari Sekar Jagat. Dibawakan oleh 20 penari wanita dari Sanggar Dharma Suara, Bali. Suasana semakin hangat dengan suasana eksotis GWK. Dinding cadas di sekelilingnya, dilengkapi dengan guyuran lampu warna warni. Patung GWK menjadi background luar biasa.
“BBTF menawarkan banyak peluang. Potensinya besar. Ada peningkatan peserta yang signifikan. Kami harap semua industri bisa memanfaatkan momentum ini,” ungkap Ketua Panitia BBTF 2019 I Ketut Ardana, Rabu (26/6).
Event ini menampilkan 234 peserta. Peserta terbagi dalam 10 zona. Zona paviliun Wonderful Indonesia dengan 12 peserta. Ada juga paviliun Asita yang didukung 36 peserta, lalu 12 member mengisi paviliun Sulawesi. Untuk paviliun Gianyar Regency ada 16 peserta, 7 peserta di paviliun Sulawesi Selatan, juga Badan Otorita Danau Toba dengan 5 peserta. Pada paviliun 10 Destinasi juga full, lalu 18 peserta Platinum Area, 10 di Silver Area, dan 108 Gold Area.
“Antusiasme peserta luar biasa. Kami ucapkan selamat datang pada seluruh peserta BBTF di Bali. Bali itu pulau yang indah, sangat toleran, dan penuh cinta. Selain itu, Bali sangat unik dan eksotis. Kami selalu memiliki komitmen untuk memajukan pariwisata Bali dengan beragam infrastruktur,” papar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.
Para peserta BBTF 2019 berasal dari berbagai latar belakang industri pariwisata. Komposisinya terdiri dari Hotel & Resort, Travel Agent, hingga Government. Ada juga Tour Attraction, Tourist Destination, Airline, dan yang lainnya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memberikan apresiasi bagi BBTF yang konsisten menggelar event.
“BBTF event yang besar. BBTF bukan hanya mempromosikan Bali, tapi juga pariwisata Indonesia. Event ini selalu memberikan impact positif bagi perekonomian. BBTF juga menawarkan potensi bisnis yang menggiurkan,” ungkap Menpar.
BBTF 2019 ke-6 menawarkan nilai transaksi hingga Rp9,06 Triliun. Jumlah buyer sekitar 303 dari 46 negara asal 5 benua. Komposisi buyer terbesar 101 datang dari zona West/Eastern Europe. Untuk zonasi Middle East 28 buyer. Buyer dari ASEAN Countries 67, lalu 27 buyer datang dari Australia dan New Zealand.
“Profil pasar yang ada di BBTF sangat bagus. Jumlah buyer terus meningkat dari tahun sebelumnya. Sebarannya semakin merata. Beberapa zona pasar memang sangat optimal, khususnya Eropa. Dengan kondisi ini, wajar bila potensi bisnisnya juga naik signifikan dari tahun sebelumnya,” terang Arief yang juga Menpar Terbaik ASEAN.
Bisnis menjanjikan selalu dimiliki BBTF. Pada BBTF 2018, nilai transaksi yang dihasilkan sekitar Rp7,71 Triliun. Waktu itu, jumlah seller-nya ada 244. Adapun untuk buyer berjumlah 320 yang berasal dari 41 negara. West/Eastern Europe datang dengan 61 buyer. ASEAN Countries mendatangkan 45 buyer, lalu India ada 23 buyer. Untuk slot Australia dan New Zealand diisi 22 buyer dan 72 Trade Buyer.
“BBTF memang event besar. Selalu menjadi daya tarik, apalagi Indonesia memang pasar potensial. Ada banyak destinasi dengan bentang alam dan budaya yang sangat eksotis di sini. Hal ini tentu jadi modal bagus untuk mengoptimalkan pergerakan wisatawan,” papar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
Dengan dukungan program B2B besar seperti BBTF, tone pariwisata Indonesia memang menguat. Saat ini Indonesia dinilai sebagai pasar menjanjikan di kawasan ASEAN. Mengacu World Travel & Tourism Council (WTTC), industri pariwisata di Indonesia tumbuh 7,8% pada 2018. Atau, tumbuh 2 kali dari rata-rata global 3,9%. Kontribusinya terhadap PDB Indonesia 6% dengan nilai Rp890,4 Miliar.
Industri pariwisata menjadi penyedia lapangan pekerjaan hingga 10,3%. Mampu menyerap sekitar 23 juta orang. kontribusinya terhadap PDB pada 2019 diperkirakan mencapai 5,2%. “Arah pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat positif. Ada banyak value ekonomi yang diperoleh. Sebab, perputaran uang di sektor ini sangat cepat,” ujar Rizki.
Potensi inkam yang dijanjikan aktivitas pariwisata memang menggiurkan. Wisman sepanjang 2018 telah melakukan spending dengan nilai total sekitar Rp221 Triliun atau USD15,5 Miliar. Adapun kontribusi indbound 15% diberikan oleh Singapura, lalu Malaysia dengan 14%. Untuk wisatawan Tiongkok punya slot 13%, Australia 11%, hingga 5% dari Jepang.
“BBTF selalu menarik. Ada interaksi bisnis yang sama-sama menguntungkan. Dengan atomosfer BBTF yang luar biasa ini, kami optimistis target transaksi terpenuhi. Artinya, ada aliran devisa yang masuk hingga triliunan rupiah. Hal ini tentu jadi garansi bagi industri dan masyarakat secara umum,” tutup Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.
(atk)