Penerapan Teknologi Pintar pada Industri Properti
A
A
A
JAKARTA - PENERAPAN teknologi, kini telah merambah ke berbagai sektor. Jika dalam beberapa dekade terakhir, image teknologi selalu berkaitan dengan industri.
Kini, penerapan teknologi telah masuk hampir ke semua lini kehidupan masyarakat. Penerapan teknologi pada akhirnya adalah memberikan kemudahan dan peningkatan kualitas hidup manusia. Salah satu sektor yang memanfaatkan teknologi ini adalah sektor properti.
Kini, pengembangan sebuah kawasan hunian, tidak hanya dilihat dari luas kawasan, luas ruang terbuka hijau maupun kelengkapan lain yang bersifat fisik. Penerapan teknologi kini telah menjadi tuntutan penghuni sebuah kawasan hunian.
“Teknologi pintar telah menjadi tuntutan dari konsumen. Rata-rata konsumen yang datang ke proyek kami, menanyakan tentang berbagai fasilitas yang berkaitan dengan penerapan teknologi.
Ada yang menanyakan apakah kawasan sudah dilengkapi dengan fiber optic , ada yang menanyakan apakah sudah dilengkapi CCTV, dan lain-lain. Intinya, mayoritas pertanyaan dari konsumen kini tidak lagi berkaitan dengan luas bangunan, tetapi lebih ke kualitas hunian yang dilihat dari teknologi yang diterapkan,” ujar Tomy Fitrianto, Project Director The Anggana.
The Anggana merupakan kawasan hunian yang dikembangkan oleh PT Adhi Persada Properti. Anak usaha PT Adhi Karya (Persero) ini mengembangkan kawasan rumah tapak (landed house) di lahan seluas 8,35 ha di kawasan Cibinong, Jawa Barat.
Beberapa tipe bangunan dikembangkan di kawasan ini, antara lain 36/84, 45/90, 54/105, dan 72/105. Tomy Fitrianto menjelaskan dalam pembangunan kawasan hunian, APP berkomitmen bahwa yang dibangun akan mampu meningkatkan tidak hanya kualitas hunian, juga kualitas hidup penghuninya.
“Untuk itu, kami telah menerapkan teknologi terbaik untuk melengkapi kawasan hunian yang kami kembangkan. Istilahnya, kami tidak hanya mengembangkan smart home, lebih dari itu, kami ingin mengembangkan smart living,” sebutnya.
Dengan konsep pengembangan kawasan yang mengacu pada konsep smart living ini, penghuni akan mendapatkan kenyamanan, keamanan, serta kemudahan. Tentu saja dalam penerapannya, konsep ini memerlukan perangkat dan infrastruktur yang mendukung.
Salah satu yang telah dikembangkan di banyak tempat tinggal di dunia adalah teknologi robot untuk mengubah sampah rumah tangga menjadi pupuk dan limbah daur ulang. Teknologi tersebut dikembangkan sebagai usaha untuk pelestarian lingkungan.
Tak menutup kemungkinan teknologi tersebut juga akan diterapkan di Indonesia baik hunian tapak maupun hunian vertikal. Pulung Prahasto, Direktur Teknik dan Pengembangan APP, menambahkan, secara tata ruang yang ada, kawasan The Anggana yang dikembangkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan penghuni, serta penataan perangkat dan infrastruktur teknologi, yang semuanya ini untuk menunjang dan menjawab kebutuhan penghuni.
“Dalam hal lain, APP juga tengah melakukan riset dan pengembangan dalam hal pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas kawasan hunian,” cetusnya.
Kawasan The Anggana telah didukung dengan berbagai fasilitas berteknologi yang dapat digunakan oleh para penghuni, di antaranya underground fiber optic technology, yaitu sebuah teknologi fiber optic bawah tanah terintegrasi.
Teknologi tersebut memungkinkan penghuni memanfaatkan fasilitas home controlling, fire detection, dan security and CCTV technology. Selain itu, di kawasan The Anggana juga akan disediakan akses TV kabel, internet, panic button, public WiFi dan co-working space bagi para penghuninya.
Sejak mulai dikembangkan pada 2018 lalu, saat ini perkembangan pembangunan klaster Alium (klaster pertama) sudah mencapai 70%. Untuk serah terima unit tahap pertama, direncanakan dilakukan pada akhir 2019. Total investasi seluruh kawasan diperkirakan selesai pada 2020.
(Anton C)
Kini, penerapan teknologi telah masuk hampir ke semua lini kehidupan masyarakat. Penerapan teknologi pada akhirnya adalah memberikan kemudahan dan peningkatan kualitas hidup manusia. Salah satu sektor yang memanfaatkan teknologi ini adalah sektor properti.
Kini, pengembangan sebuah kawasan hunian, tidak hanya dilihat dari luas kawasan, luas ruang terbuka hijau maupun kelengkapan lain yang bersifat fisik. Penerapan teknologi kini telah menjadi tuntutan penghuni sebuah kawasan hunian.
“Teknologi pintar telah menjadi tuntutan dari konsumen. Rata-rata konsumen yang datang ke proyek kami, menanyakan tentang berbagai fasilitas yang berkaitan dengan penerapan teknologi.
Ada yang menanyakan apakah kawasan sudah dilengkapi dengan fiber optic , ada yang menanyakan apakah sudah dilengkapi CCTV, dan lain-lain. Intinya, mayoritas pertanyaan dari konsumen kini tidak lagi berkaitan dengan luas bangunan, tetapi lebih ke kualitas hunian yang dilihat dari teknologi yang diterapkan,” ujar Tomy Fitrianto, Project Director The Anggana.
The Anggana merupakan kawasan hunian yang dikembangkan oleh PT Adhi Persada Properti. Anak usaha PT Adhi Karya (Persero) ini mengembangkan kawasan rumah tapak (landed house) di lahan seluas 8,35 ha di kawasan Cibinong, Jawa Barat.
Beberapa tipe bangunan dikembangkan di kawasan ini, antara lain 36/84, 45/90, 54/105, dan 72/105. Tomy Fitrianto menjelaskan dalam pembangunan kawasan hunian, APP berkomitmen bahwa yang dibangun akan mampu meningkatkan tidak hanya kualitas hunian, juga kualitas hidup penghuninya.
“Untuk itu, kami telah menerapkan teknologi terbaik untuk melengkapi kawasan hunian yang kami kembangkan. Istilahnya, kami tidak hanya mengembangkan smart home, lebih dari itu, kami ingin mengembangkan smart living,” sebutnya.
Dengan konsep pengembangan kawasan yang mengacu pada konsep smart living ini, penghuni akan mendapatkan kenyamanan, keamanan, serta kemudahan. Tentu saja dalam penerapannya, konsep ini memerlukan perangkat dan infrastruktur yang mendukung.
Salah satu yang telah dikembangkan di banyak tempat tinggal di dunia adalah teknologi robot untuk mengubah sampah rumah tangga menjadi pupuk dan limbah daur ulang. Teknologi tersebut dikembangkan sebagai usaha untuk pelestarian lingkungan.
Tak menutup kemungkinan teknologi tersebut juga akan diterapkan di Indonesia baik hunian tapak maupun hunian vertikal. Pulung Prahasto, Direktur Teknik dan Pengembangan APP, menambahkan, secara tata ruang yang ada, kawasan The Anggana yang dikembangkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan penghuni, serta penataan perangkat dan infrastruktur teknologi, yang semuanya ini untuk menunjang dan menjawab kebutuhan penghuni.
“Dalam hal lain, APP juga tengah melakukan riset dan pengembangan dalam hal pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas kawasan hunian,” cetusnya.
Kawasan The Anggana telah didukung dengan berbagai fasilitas berteknologi yang dapat digunakan oleh para penghuni, di antaranya underground fiber optic technology, yaitu sebuah teknologi fiber optic bawah tanah terintegrasi.
Teknologi tersebut memungkinkan penghuni memanfaatkan fasilitas home controlling, fire detection, dan security and CCTV technology. Selain itu, di kawasan The Anggana juga akan disediakan akses TV kabel, internet, panic button, public WiFi dan co-working space bagi para penghuninya.
Sejak mulai dikembangkan pada 2018 lalu, saat ini perkembangan pembangunan klaster Alium (klaster pertama) sudah mencapai 70%. Untuk serah terima unit tahap pertama, direncanakan dilakukan pada akhir 2019. Total investasi seluruh kawasan diperkirakan selesai pada 2020.
(Anton C)
(nfl)