Harga Minyak Menguat Imbas Penurunan Besar Pasokan AS
A
A
A
TOKYO - Harga minyak mentah menguat pada Rabu (10/7/2019), disebabkan penurunan besar pasokan minyak Amerika Serikat. Ini merupakan penurunan dalam empat minggu berturut-turut. Penurunan ini juga mengurangi kekhawatiran pedagang akan kelebihan pasokan yang terjadi selama ini.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 81 sen atau 1,4% menjadi USD58,64 per barel pada pukul 01:51 GMT. Harga minyak Brent International bertambah 61 sen atau 1% ke level USD64,77 per barel.
Selama ini ada tiga kekuatan global minyak, yaitu Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Amerika Serikat, dan Rusia. Harga minyak naik pada tahun ini setelah OPEC dan Rusia melakukan pemangkasan produksi.
Sementara itu, AS terus menggenjot produksi minyaknya tanpa henti. Dan dengan menurunnya persediaan minyak mentah AS, maka harga kembali menggeliat, dimana sebelumnya harga minyak melemah akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
American Petroleum Institute (API) melansir bahwa persediaan minyak mentah AS turun 8,1 juta barel dalam seminggu hingga 5 Juli, menjadi 461,4 juta barel. Penurunan 8,1 juta barel tersebut lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 3,1 juta barel. Adapun angka resmi dari Administrasi Informasi Energi (EIA) pemerintah akan dirilis Rabu waktu AS.
"Harga minyak saat ini sangat seimbang karena investor menunggu stimulus baru," kata Fawad Razaqzada, analis teknis di FOREX.com. "Stimulus bisa datang dalam bentuk perubahan tajam dalam persediaan minyak mentah AS."
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 81 sen atau 1,4% menjadi USD58,64 per barel pada pukul 01:51 GMT. Harga minyak Brent International bertambah 61 sen atau 1% ke level USD64,77 per barel.
Selama ini ada tiga kekuatan global minyak, yaitu Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Amerika Serikat, dan Rusia. Harga minyak naik pada tahun ini setelah OPEC dan Rusia melakukan pemangkasan produksi.
Sementara itu, AS terus menggenjot produksi minyaknya tanpa henti. Dan dengan menurunnya persediaan minyak mentah AS, maka harga kembali menggeliat, dimana sebelumnya harga minyak melemah akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
American Petroleum Institute (API) melansir bahwa persediaan minyak mentah AS turun 8,1 juta barel dalam seminggu hingga 5 Juli, menjadi 461,4 juta barel. Penurunan 8,1 juta barel tersebut lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 3,1 juta barel. Adapun angka resmi dari Administrasi Informasi Energi (EIA) pemerintah akan dirilis Rabu waktu AS.
"Harga minyak saat ini sangat seimbang karena investor menunggu stimulus baru," kata Fawad Razaqzada, analis teknis di FOREX.com. "Stimulus bisa datang dalam bentuk perubahan tajam dalam persediaan minyak mentah AS."
(ven)