Serapan Gas Belum Optimal Bikin Lifting Tak Capai Target
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan serapan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) untuk domestik belum optimal. Tercatat realisasi penyaluran dan lifting (produksi siap jual) gas selama enam bulan pertama tahun ini tercatat 5.913 mmscfd. Artinya, realisasi lifting gas baru mencapai 86% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
Kepala Divisi Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, tidak optimalnya penyerapan gas menjadi penyebab tak tercapainya lifting gas pada Semester 1/2019. Salah satunya kargo dari Kilang Bontang yang tidak mampu diserap secara optimal oleh PT Pertamina (Persero) sehingga terjadi penurunan pasokan produksi.
“Rata-rata penurunan sekitar 200 MMSCFD dari seluruh produsen gas di Kalimantan Timur, sejak Juni 2019 hingga saat ini. Penyerapan oleh buyer menentukan capaian lifting,” ujar dia di Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Menurut dia serapan alokasi gas baru akan maksimal pada semester II/2019. Adapun total lifting gas semester I/2019 sebesar 5913 MMSCFD atau 1,056 juta barel setara minyak per hari (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD). Angka tersebut masih di bawah target APBN sebesar 1,25 juta BOEPD atau baru tercapai 86% dari target APBN.
Tercatat hingga akhir 2019, masih terdapat 6 proyek gas yang akan beroperasi dengan estimasi tambahan total produksi gas sebesar 280 mmscfd untuk. SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama akan terus berupaya melaksanakan program pengembangan secara berkelanjutan. Selain itu, kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan migas akan terus dilakukan.
Sementara SKK Migas mencatat realisasi produksi siap jual(lifting) minyak dan gas bumi (migas) hingga akhir semester I 2019 mencapai 1,81 juta barel per hari (bph). Realisasi tersebut setara dengan 86% dari target APBN 2019.
Kepala Divisi Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, tidak optimalnya penyerapan gas menjadi penyebab tak tercapainya lifting gas pada Semester 1/2019. Salah satunya kargo dari Kilang Bontang yang tidak mampu diserap secara optimal oleh PT Pertamina (Persero) sehingga terjadi penurunan pasokan produksi.
“Rata-rata penurunan sekitar 200 MMSCFD dari seluruh produsen gas di Kalimantan Timur, sejak Juni 2019 hingga saat ini. Penyerapan oleh buyer menentukan capaian lifting,” ujar dia di Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Menurut dia serapan alokasi gas baru akan maksimal pada semester II/2019. Adapun total lifting gas semester I/2019 sebesar 5913 MMSCFD atau 1,056 juta barel setara minyak per hari (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD). Angka tersebut masih di bawah target APBN sebesar 1,25 juta BOEPD atau baru tercapai 86% dari target APBN.
Tercatat hingga akhir 2019, masih terdapat 6 proyek gas yang akan beroperasi dengan estimasi tambahan total produksi gas sebesar 280 mmscfd untuk. SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama akan terus berupaya melaksanakan program pengembangan secara berkelanjutan. Selain itu, kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan migas akan terus dilakukan.
Sementara SKK Migas mencatat realisasi produksi siap jual(lifting) minyak dan gas bumi (migas) hingga akhir semester I 2019 mencapai 1,81 juta barel per hari (bph). Realisasi tersebut setara dengan 86% dari target APBN 2019.
(akr)