Pacu Jumlah Emiten IPO Lewat Program Ernst & Young Indonesia

Selasa, 23 Juli 2019 - 16:51 WIB
Pacu Jumlah Emiten IPO Lewat Program Ernst & Young Indonesia
Pacu Jumlah Emiten IPO Lewat Program Ernst & Young Indonesia
A A A
JAKARTA - Ernst & Young (EY) Indonesia terus mendukung pasar modal Indonesia terutama terkait jumlah penambahan emiten lewat program IPO Masterclass. Pasalnya, berdasarkan hasil riset Global IPO Trends kuartal 2 tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) menduduki peringkat ke 10 dalam jumlah penawaran umum perdana saham global.

Jumlah perusahaan yang melantai di BEI pada tahun 2018 mencapai 55 atau 4% secara global atau 1.384 emiten baru dari keseluruhan IPO global. Partner Transaction Advisory Services Iwan Margono menerangkan, go-public bukan hal yang mudah karena perusahaan yang berkeinginan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana perlu mempersiapkan diri lebih awal dan menyeluruh sehingga mereka dapat menangkap jendela opportunity ketika dibuka.

“Setiap tahapan harus dilalui dengan baik dan disiapkan dengan matang agar mendapatkan hasil yang maksimal. Disinilah edukasi kepada calon emiten menjadi fundamental,” ujar Iwan di gedung BEI Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Sambung dia menerangkan, EY Indonesia dengan global expertise serta pengetahuan lokal yang luas, berkomitmen kuat untuk turut serta terus mendukung pengembangan pasar modal dan meningkatkan jumlah emiten di Indonesia.

Pihaknya mengapresiasi atas kerja Bursa Efek Indonesia dalam mensosialisasikan serta mengedukasi perusahaan untuk go-public melalui beragam program yang telah berhasil mencatatkan hasil yang membanggakan bagi kemajuan Pasar Modal Indonesia.

“Tercatat pada tahun 2018, jumlah emiten yang melantai di bursa adalah sebanyak 55 emiten. Sementara itu hingga pertengahan tahun ini, jumlah emiten baru adalah 32 perusahaan,” tuturnya.

Sementara dalam riset EY Asia-Pacific IPO Leader Ringo Choi mengatakan, kondisi IPO di wilayah Asia Pacific masih dipengaruhi oleh masalah perdagangan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang terus memiliki efek pada sentimen investor di seluruh Asia-Pasifik. Sehingga, prospek penurunan ekonomi membuat banyak perusahaan mempercepat rencana IPO mereka.

“Melihat para calon emiten yang berlomba untuk melantai di bursa di tengah kondisi ekonomi serta rata-rata kinerja pasca-IPO tetap positif, kami berharap tingkat aktivitas IPO Asia-Pasifik akan meningkat pada paruh kedua tahun 2019,” tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5563 seconds (0.1#10.140)