Merger dengan BNP, CAR Bank Danamon Tetap yang Terkuat di Kelasnya

Rabu, 24 Juli 2019 - 23:56 WIB
Merger dengan BNP, CAR...
Merger dengan BNP, CAR Bank Danamon Tetap yang Terkuat di Kelasnya
A A A
JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) pada semester I-2019, mencatatkan pertumbuhan kredit Consumer Mortgage sebesar 28% menjadi Rp8,8 triliun secara tahunan (year on year/yoy).

"Untuk kredit di segmen enterprise banking yang terdiri dari segmen Perbankan Koperasi, Perbankan Komersial dan Institusi Keuangan atau EB & FI naik 15% menjadi Rp44,3 triliun. Untuk segmen Perbankan UKM juga mencatatkan pertumbuhan 15% dari tahun sebelumnya menjadi Rp35 triliun," ujar Direktur Bank Danamon, Satinder Ahluwalia di Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Satinder menjelaskan, dalam pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance tumbuh 12% secara tahunan menjadi Rp53,9 triliun pada semester I-2019. Ia menambahkan pertumbuhan yang sehat ini didukung oleh pembiayaan kendaraan roda dua dan roda empat yang tumbuh masing-masing sebesar 13% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Diluar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 14% menjadi Rp147,1 triliun secara tahunan," tandasnya.

Sementara itu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Danamon tetap menjadi salah satu yang terkuat di kelasnya. Pasca penggabungan dengan Bank Nusantara Parahyangan (BNP), CAR Konsolidasian dan CAR Bank-only masing-masing berada pada posisi 21,7% dan 22%. Untuk giro dan tabungan CASA naik 8% menjadi Rp54,7 triliun, sementara Deposito naik 16% menjadi Rp63 triliun.

Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) pada posisi 97,3% menunjukkan likuiditas bank yang cukup untuk mendukung pertumbuhan kedepan. Danamon sebelumnya telah menerbitkan obligasi sebesar Rp2 triliun di bulan Mei 2019.

Sementara itu, Rasio Kredit Bermasalah (NPL) tercatat di posisi 3,2% dibandingkan 3,3% di akhir semester I-2018. Rasio biaya kredit (Cost of Credit Ratio) juga membaik di posisi 2,5% dibandingkan 2,6% setahun sebelumnya.

"Bank Danamon terus meningkatkan penerapan prosedur pengelolaan risiko dan manajemen kualitas aset yang pruden, melalui proses underwriting, monitoring, collection, dan recovery kredit yang disiplin," tutup Satinder.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0797 seconds (0.1#10.140)