Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Inggris Dipangkas Oleh Bank of England
A
A
A
LONDON - Bank of England (BoE) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris selama dua tahun ke depan. Hal ini juga memperingatkan bahwa Brexit alias keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) yang tanpa kesepakatan bakal menghantam ekonomi serta penurunan lebih lanjut mata uang Poundsterling.
Sementara Bank Sentral tetap menahan suku bunga tidak berubah pada level 0,75% dibayangi pertumbuhan global yang lebih lemah serta konflik perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Dipaparkan oleh BoE, ekonomi Inggris diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,3% tahun ini atau menyusut dari prediksi sebelumnya 1,5% pada bulan Mei.
Bank of England juga memotong prospek pertumbuhan pada tahun 2020 menjadi 1,3% dari proyeksi sebelumnya 1,6%. Perkiraan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa dengan kesepakatan Brexit - namun pertumbuhan bisa jauh lebih lambat jika tidak ada kesepakatan.
Komite Kebijakan Moneter Bank (MPC) yang menetapkan suku bunga mengatakan Inggris kemungkinan akan mengalami stagnasi dalam tiga bulan hingga Juni. Laporan Inflasi triwulanan hanya memprediksi pertumbuhan moderat dalam beberapa bulan mendatang karena ketidakpastian yang berkelanjutan atas hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa.
Dikatakan ada kemungkinan bahwa ekonomi akan menyusut pada awal tahun depan, ketika ketegangan perdagangan global juga membebani prospek Inggris. Selain itu menurutnya telah terjadi "perlambatan material dan terus meluas" dalam pertumbuhan dunia sejak akhir 2017.
Sementara Bank Sentral tetap menahan suku bunga tidak berubah pada level 0,75% dibayangi pertumbuhan global yang lebih lemah serta konflik perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Dipaparkan oleh BoE, ekonomi Inggris diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,3% tahun ini atau menyusut dari prediksi sebelumnya 1,5% pada bulan Mei.
Bank of England juga memotong prospek pertumbuhan pada tahun 2020 menjadi 1,3% dari proyeksi sebelumnya 1,6%. Perkiraan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa dengan kesepakatan Brexit - namun pertumbuhan bisa jauh lebih lambat jika tidak ada kesepakatan.
Komite Kebijakan Moneter Bank (MPC) yang menetapkan suku bunga mengatakan Inggris kemungkinan akan mengalami stagnasi dalam tiga bulan hingga Juni. Laporan Inflasi triwulanan hanya memprediksi pertumbuhan moderat dalam beberapa bulan mendatang karena ketidakpastian yang berkelanjutan atas hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa.
Dikatakan ada kemungkinan bahwa ekonomi akan menyusut pada awal tahun depan, ketika ketegangan perdagangan global juga membebani prospek Inggris. Selain itu menurutnya telah terjadi "perlambatan material dan terus meluas" dalam pertumbuhan dunia sejak akhir 2017.
(akr)