RI-Chile Komitmen Perkuat Kerja Sama Kemaritiman dan Lingkungan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman berkomitmen untuk memperkuat kerja sama di bidang kemaritiman dan juga dalam menangani isu lingkungan, bersama dengan Pemerintah Chile.
“Pertemuan ini adalah sebagai tindak lanjut dari pertemuan APEC dan juga COP ke-25 yang diadakan pada tahun ini, kedua isu tersebut adalah isu ekonomi dan juga lingkungan yang menjadi dasar kerja sama antara Chile dan juga Indonesia,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanudin, di Jakarta, Sabtu (31/8/2019)
Terkait dengan acara Beach Clean Up, Deputi Safri mengungkapkan bahwa, Indonesia dan Chile mempunyai pandangan yang sama tentang isu sampah laut (marine debris). “Permasalahan marine debris bukan hanya milik satu negara saja, Chile pun sudah melakukan pertemuan di tingkat dunia untuk membantu penanganan isu tersebut, mereka juga ikut mengusulkan kegiatan ini dan ini bukan kali pertama mereka datang dan terlibat langsung,” tambah Deputi Safri.
Deputi Safri lalu menjelaskan, bentuk kerja sama yang akan dilakukan selain di bidang lingkungan juga di sektor kelautan dan perikanan. “Terutama penanganan illegal fishing, polusi juga. Itu harus kita kembangkan karena kita memiliki geologi yang sama, salah satunya juga mitigasi bencana, sebab mereka memiliki tipe bencana alam yang serupa dengan Indonesia,” jelasnya.
Nantinya, tambah Deputi Safri, kerja sama mitigasi bencana yang akan dilakukan bersama pemerintah Chile adalah, mengurangi resiko bencana akibat gempa bumi, letusan gunung berapi dan dan juga tsunami. “Ini tepat adanya dengan adanya kerja sama potensial antara kedua negara, untuk berbagi visi, pengetahuan dan teknologi untuk mengurangi resiko bencana alam,” imbuhnya.
Kemudian, Duta Besar Chile untuk Republik Indonesia, Gustavo Ayares Ossandon menyatakan, kerja sama dengan Indonesia ini dipandang sangat penting, karena kedua negara sama-sama peduli pada isu lingkungan ini, utamanya permasalahan sampah plastik yang sudah menjadi masalah global. Selain juga kerja sama di bidang mitigasi bencana dan perikanan.
“Dunia turut prihatin karena masalah ini, ini perlu komitmen kuat, ini penting bagi Chile. Tidak ada kemungkinan untuk menangani polusi apabila seluruh bangsa tidak segera sadar dengan permasalahan yang dihadapi. Kita berbagi Samudera Pasifik, kita juga memerangi illegal fishing seperti tujuan pemerintah Chile, kita pernah ditimpa tsunami dan gempa bumi, itu juga terjadi di Indonesia dan sekarang saatnya kita mencari solusi bersama,” ujar Dubes Gustavo.
Lebih lanjut, Dubes Gustavo pun menjelaskan mengenai kedatangan Kapal Latih Esmeralda milik Angkatan Laut Chile yang membawa sekitar 250 orang kru dan kadet. Menurut Gustavo, misi kapal latih tersebut, selain untuk melatih para kadet muda, pun juga bertujuan sebagai sarana pendidikan dan juga duta persahabatan antara Indonesia – Chile.
“Para kru kapal dan para kadet juga terlibat dalam acara bersih pantai, saya kira semua pihak harus aktif berperan, kita adalah sahabat dan kita berbagi pengalaman yang sama. Ini bukan kegiatan satu hari saja, ini adalah komitmen yang akan diperkuat hari demi hari. Mari kita jaga obor semangat seperti ini. Bali mempunyai keistimewaan sendiri bagi Indonesia, dan dunia harus ikut menjaga keistimewaan tersebut,” ucapnya.
Senada, Kapten Kapal Latih Esmeralda, Claudio Maldonado mengatakan, dirinya sangat bangga bisa mengikuti acara semacam ini, menurutnya ini bukan kali pertama dirinya berkunjung ke Bali, namun ia mengakui bahwa ini adalah pertama kalinya untuk ikut dalam acara Beach Clean Up.
“Terima kasih sekali atas kesempatan berkunjung ke negeri indah dengan masyarakatnya yang luar biasa, saya akan terus melanjutkan ini. Ini adalah titik awal dan saya kira hal ini harus terus berlanjut, untuk anak cucu kita dan juga untuk dunia yang lebih baik dan bebas dari sampah,” ujarnya.
Selanjutnya, ada berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kru Kapal Latih Esmeralda, antara lain agenda seminar, kunjungan publik ke dalam kapal dan juga kegiatan lainnya di Bali.
“Pertemuan ini adalah sebagai tindak lanjut dari pertemuan APEC dan juga COP ke-25 yang diadakan pada tahun ini, kedua isu tersebut adalah isu ekonomi dan juga lingkungan yang menjadi dasar kerja sama antara Chile dan juga Indonesia,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanudin, di Jakarta, Sabtu (31/8/2019)
Terkait dengan acara Beach Clean Up, Deputi Safri mengungkapkan bahwa, Indonesia dan Chile mempunyai pandangan yang sama tentang isu sampah laut (marine debris). “Permasalahan marine debris bukan hanya milik satu negara saja, Chile pun sudah melakukan pertemuan di tingkat dunia untuk membantu penanganan isu tersebut, mereka juga ikut mengusulkan kegiatan ini dan ini bukan kali pertama mereka datang dan terlibat langsung,” tambah Deputi Safri.
Deputi Safri lalu menjelaskan, bentuk kerja sama yang akan dilakukan selain di bidang lingkungan juga di sektor kelautan dan perikanan. “Terutama penanganan illegal fishing, polusi juga. Itu harus kita kembangkan karena kita memiliki geologi yang sama, salah satunya juga mitigasi bencana, sebab mereka memiliki tipe bencana alam yang serupa dengan Indonesia,” jelasnya.
Nantinya, tambah Deputi Safri, kerja sama mitigasi bencana yang akan dilakukan bersama pemerintah Chile adalah, mengurangi resiko bencana akibat gempa bumi, letusan gunung berapi dan dan juga tsunami. “Ini tepat adanya dengan adanya kerja sama potensial antara kedua negara, untuk berbagi visi, pengetahuan dan teknologi untuk mengurangi resiko bencana alam,” imbuhnya.
Kemudian, Duta Besar Chile untuk Republik Indonesia, Gustavo Ayares Ossandon menyatakan, kerja sama dengan Indonesia ini dipandang sangat penting, karena kedua negara sama-sama peduli pada isu lingkungan ini, utamanya permasalahan sampah plastik yang sudah menjadi masalah global. Selain juga kerja sama di bidang mitigasi bencana dan perikanan.
“Dunia turut prihatin karena masalah ini, ini perlu komitmen kuat, ini penting bagi Chile. Tidak ada kemungkinan untuk menangani polusi apabila seluruh bangsa tidak segera sadar dengan permasalahan yang dihadapi. Kita berbagi Samudera Pasifik, kita juga memerangi illegal fishing seperti tujuan pemerintah Chile, kita pernah ditimpa tsunami dan gempa bumi, itu juga terjadi di Indonesia dan sekarang saatnya kita mencari solusi bersama,” ujar Dubes Gustavo.
Lebih lanjut, Dubes Gustavo pun menjelaskan mengenai kedatangan Kapal Latih Esmeralda milik Angkatan Laut Chile yang membawa sekitar 250 orang kru dan kadet. Menurut Gustavo, misi kapal latih tersebut, selain untuk melatih para kadet muda, pun juga bertujuan sebagai sarana pendidikan dan juga duta persahabatan antara Indonesia – Chile.
“Para kru kapal dan para kadet juga terlibat dalam acara bersih pantai, saya kira semua pihak harus aktif berperan, kita adalah sahabat dan kita berbagi pengalaman yang sama. Ini bukan kegiatan satu hari saja, ini adalah komitmen yang akan diperkuat hari demi hari. Mari kita jaga obor semangat seperti ini. Bali mempunyai keistimewaan sendiri bagi Indonesia, dan dunia harus ikut menjaga keistimewaan tersebut,” ucapnya.
Senada, Kapten Kapal Latih Esmeralda, Claudio Maldonado mengatakan, dirinya sangat bangga bisa mengikuti acara semacam ini, menurutnya ini bukan kali pertama dirinya berkunjung ke Bali, namun ia mengakui bahwa ini adalah pertama kalinya untuk ikut dalam acara Beach Clean Up.
“Terima kasih sekali atas kesempatan berkunjung ke negeri indah dengan masyarakatnya yang luar biasa, saya akan terus melanjutkan ini. Ini adalah titik awal dan saya kira hal ini harus terus berlanjut, untuk anak cucu kita dan juga untuk dunia yang lebih baik dan bebas dari sampah,” ujarnya.
Selanjutnya, ada berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kru Kapal Latih Esmeralda, antara lain agenda seminar, kunjungan publik ke dalam kapal dan juga kegiatan lainnya di Bali.
(akr)