Waspada Potensi Penipuan Lelang dan PO Emas Antam
A
A
A
PT Antam Tbk (Antam) melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia mengimbau masyarakat berhati-hati jika menemukan penjualan emas murah dan tidak wajar.
VP Marketing & Sales, Iwan Dahlan mengatakan Perusahaannya menemukan penjualan emas di masyarakat dengan harga yang jauh lebih murah dari Antam Logam Mulia. Penjual emas tersebut mengatakan mendapat emas beli dari Antam dengan sistem lelang atau PO.
“Tidak ada sistem lelang atau PO di Antam, kami himbau masyarakat berhati-hati” kata Iwan.
Menurut Iwan, penjualan emas LM beredar di masyarakat memang bisa saja terjadi karena sistem Antam dengan customer adalah jual-putus. Artinya pelanggan bisa menjual kembali emas mereka kepada siapapun sesuai harga yang mereka tetapkan sendiri.
Namun Iwan menemukan praktik yang tidak wajar. Ada pihak yang mengiming-iming emas Logam Mulia dengan harga jauh lebih murah. “Ketika ditanya kenapa murah, mereka bilang dapat emas dari lelang dan PO di Antam, kami tidak ada sistem ini,” kata Iwan.
Temuan Iwan, mereka mengatakan membeli emas dari Antam dalam bentuk kilo bar dan kemudian dipecah-pecah menjadi grammasi lebih kecil sehingga harga bisa lebih murah. “Ini juga tidak benar, sekali lagi di Antam tidak ada sistem ini” tambahnya.
Iwan mengatakan harga yang dijual mereka tidak wajar yakni seharga Rp500.000 sampai dengan Rp620.000. Sedangkan di periode yang sama, harga jual emas LM untuk pecahan 1 gram adalah sekitar Rp750.000 sampai dengan Rp775.000.
“Sistem mereka juga tidak cash and carry, pembeli yang mentransfer uang akan mendapatkan emasnya 2 sampai dengan 4 minggu setelahnya,” kata Iwan.
Iwan menyatakan Antam tidak dapat bertanggungjawab terhadap pihak yang dirugikan dari mekanisme ini. “Di Antam tidak ada sistem seperti itu, jadi pastikan Anda bayar dan langsung dapat emasnya dimanapun belinya” katanya.
Iwan menyarankan agar masyarakat membeli emas dari sumber yang jelas secara cash and carry. Bisa dari Antam atau perusahaan reseller Antam.
Menurut Iwan promosi yang dilakukan mereka melalui aplikasi percakapan instan dan media sosial secara perorangan, tidak memiliki toko atau gerai.
VP Marketing & Sales, Iwan Dahlan mengatakan Perusahaannya menemukan penjualan emas di masyarakat dengan harga yang jauh lebih murah dari Antam Logam Mulia. Penjual emas tersebut mengatakan mendapat emas beli dari Antam dengan sistem lelang atau PO.
“Tidak ada sistem lelang atau PO di Antam, kami himbau masyarakat berhati-hati” kata Iwan.
Menurut Iwan, penjualan emas LM beredar di masyarakat memang bisa saja terjadi karena sistem Antam dengan customer adalah jual-putus. Artinya pelanggan bisa menjual kembali emas mereka kepada siapapun sesuai harga yang mereka tetapkan sendiri.
Namun Iwan menemukan praktik yang tidak wajar. Ada pihak yang mengiming-iming emas Logam Mulia dengan harga jauh lebih murah. “Ketika ditanya kenapa murah, mereka bilang dapat emas dari lelang dan PO di Antam, kami tidak ada sistem ini,” kata Iwan.
Temuan Iwan, mereka mengatakan membeli emas dari Antam dalam bentuk kilo bar dan kemudian dipecah-pecah menjadi grammasi lebih kecil sehingga harga bisa lebih murah. “Ini juga tidak benar, sekali lagi di Antam tidak ada sistem ini” tambahnya.
Iwan mengatakan harga yang dijual mereka tidak wajar yakni seharga Rp500.000 sampai dengan Rp620.000. Sedangkan di periode yang sama, harga jual emas LM untuk pecahan 1 gram adalah sekitar Rp750.000 sampai dengan Rp775.000.
“Sistem mereka juga tidak cash and carry, pembeli yang mentransfer uang akan mendapatkan emasnya 2 sampai dengan 4 minggu setelahnya,” kata Iwan.
Iwan menyatakan Antam tidak dapat bertanggungjawab terhadap pihak yang dirugikan dari mekanisme ini. “Di Antam tidak ada sistem seperti itu, jadi pastikan Anda bayar dan langsung dapat emasnya dimanapun belinya” katanya.
Iwan menyarankan agar masyarakat membeli emas dari sumber yang jelas secara cash and carry. Bisa dari Antam atau perusahaan reseller Antam.
Menurut Iwan promosi yang dilakukan mereka melalui aplikasi percakapan instan dan media sosial secara perorangan, tidak memiliki toko atau gerai.
(alf)