Selera Aset Berisiko Masih Tinggi, Rupiah Menguat 5 Poin
A
A
A
JAKARTA - Harapan akan terobosan pembicaraan dagang AS-China, rencana stimulus Jerman, dan mengurangi No Deal Brexit, membuat investor masih bergairah di aset berisiko. Hal ini membuat rupiah pada Selasa (10/9/2019), penguatan lima hari berturut-turut.
Data Bloomberg mencatat rupiah dibuka menguat 5 poin atau 0,04% ke level Rp14.030 per USD, dibandingkan penutupan Senin kemarin di Rp14.035 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok kurs tengah rupiah pada Selasa ini di Rp14.031 per USD, terapresiasi 61 poin dari posisi Rp14.092 per USD pada Senin kemarin.
Berbeda, data Yahoo Finance, rupiah melemah 5 poin atau 0,03% menjadi Rp14.030 per USD, berbanding penutupan Senin lalu di Rp14.025 per USD.
Melansir dari Reuters, penguatan rupiah disebabkan faktor global, dimana pasar mengharapkan terobosoan perundingan dagang AS-China. Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin kepada televisi Fox, mengatakan ada banyak kemajuan pada kesepakatan dagang AS-China dan pihak AS "siap untuk bernegosiasi".
Hal ini membuat investor memilih aset berisiko seperti dolar Australia. Sementara safe have aset seperti dolar AS melemah, dimana indeks USD terhadap enam mata uang utama berada di level 98,365, setelah sebelumnya berada di level 98,4.
Data Bloomberg mencatat rupiah dibuka menguat 5 poin atau 0,04% ke level Rp14.030 per USD, dibandingkan penutupan Senin kemarin di Rp14.035 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok kurs tengah rupiah pada Selasa ini di Rp14.031 per USD, terapresiasi 61 poin dari posisi Rp14.092 per USD pada Senin kemarin.
Berbeda, data Yahoo Finance, rupiah melemah 5 poin atau 0,03% menjadi Rp14.030 per USD, berbanding penutupan Senin lalu di Rp14.025 per USD.
Melansir dari Reuters, penguatan rupiah disebabkan faktor global, dimana pasar mengharapkan terobosoan perundingan dagang AS-China. Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin kepada televisi Fox, mengatakan ada banyak kemajuan pada kesepakatan dagang AS-China dan pihak AS "siap untuk bernegosiasi".
Hal ini membuat investor memilih aset berisiko seperti dolar Australia. Sementara safe have aset seperti dolar AS melemah, dimana indeks USD terhadap enam mata uang utama berada di level 98,365, setelah sebelumnya berada di level 98,4.
(ven)