Ditopang Infrastruktur, Properti Koridor Timur Tumbuh Pesat
A
A
A
JAKARTA - Harga properti di koridor timur ibukota semakin mahal pasca selesainya pembangunan beberapa proyek infrastruktur. Di wilayah Cikarang hingga Karawang, misalnya, diproyeksikan menjadi basis pengembangan industri yang membutuhkan banyak pasokan hunian.
General Manager Sales & Marketing Taruma City, Rina Irawan, mengatakan dampak pembangunan infrastruktur dan tingginya laju investasi di kawasan industri Karawang juga terasa pada proyek hunian.
"Selama tiga tahun terakhir, harga properti hunian di kawasan Kawarang tumbuh rata-rata 15%-20% per tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/10/2019).
Di Taruma City, kata dia, permintaan terhadap hunian tetap tumbuh positif ditengah situasi ekonomi yang dinamis saat ini. Berdasarkan data Disnakertrans Karawang, kata Rina, hingga 2018 terdapat 13.756.358 hektar lahan yang dialokasikan sebagai lahan industri. Sementara jumlah pabrik yang beroperasi di kawasan ini mencapai 1.762 unit. Terdiri dari pabrik swasta sebanyak 787, PMDN 269, PMA 638, dan joint venture sebanyak 58 pabrik.
"Sebagai kota industri terbesar di Indonesia, Karawang merupakan lokasi strategis untuk memiliki properti. Proyek tol Jakarta-Cikampek elevated yang akan beroperasi tahun ini akan menambah daya tarik kawasan Karawang," imbuh Rina.
Untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi di Karawang, Taruma City mengembangkan kluster Mariposa. Menurut Rina, kelas menengah di wilayah Karawang dan sekitarnya yang terus bertumbuh menjadi salah satu target pasar kluster Mariposa.
"Selain itu, jumlah ekspatriat yang terus bertambah seiring meningkatnya investasi asing di wilayah ini, juga membutuhkan hunian yang nyaman dan terintegrasi dengan berbagai fasilitas modern," paparnya.
CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, menilai koridor timur Jakarta memiliki prospek yang sangat baik untuk tumbuh.
"Wilayah timur Jakarta merupakan pintu gerbang yang menghubungkan kawasan Jakarta ke berbagai kota besar yang ada di pulau Jawa," katanya.
General Manager Sales & Marketing Taruma City, Rina Irawan, mengatakan dampak pembangunan infrastruktur dan tingginya laju investasi di kawasan industri Karawang juga terasa pada proyek hunian.
"Selama tiga tahun terakhir, harga properti hunian di kawasan Kawarang tumbuh rata-rata 15%-20% per tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/10/2019).
Di Taruma City, kata dia, permintaan terhadap hunian tetap tumbuh positif ditengah situasi ekonomi yang dinamis saat ini. Berdasarkan data Disnakertrans Karawang, kata Rina, hingga 2018 terdapat 13.756.358 hektar lahan yang dialokasikan sebagai lahan industri. Sementara jumlah pabrik yang beroperasi di kawasan ini mencapai 1.762 unit. Terdiri dari pabrik swasta sebanyak 787, PMDN 269, PMA 638, dan joint venture sebanyak 58 pabrik.
"Sebagai kota industri terbesar di Indonesia, Karawang merupakan lokasi strategis untuk memiliki properti. Proyek tol Jakarta-Cikampek elevated yang akan beroperasi tahun ini akan menambah daya tarik kawasan Karawang," imbuh Rina.
Untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi di Karawang, Taruma City mengembangkan kluster Mariposa. Menurut Rina, kelas menengah di wilayah Karawang dan sekitarnya yang terus bertumbuh menjadi salah satu target pasar kluster Mariposa.
"Selain itu, jumlah ekspatriat yang terus bertambah seiring meningkatnya investasi asing di wilayah ini, juga membutuhkan hunian yang nyaman dan terintegrasi dengan berbagai fasilitas modern," paparnya.
CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, menilai koridor timur Jakarta memiliki prospek yang sangat baik untuk tumbuh.
"Wilayah timur Jakarta merupakan pintu gerbang yang menghubungkan kawasan Jakarta ke berbagai kota besar yang ada di pulau Jawa," katanya.
(ven)